"Jen, sepertinya aku naksir seseorang."
Jeno menatap datar ke arah lelaki marga Choi di sebelahnya. "Kapan kau tidak begitu?"
Bomin mendengus. Ia akui, ia memang mudah dekat dengan banyak gadis dan mudah tertarik juga dengan para gadis. Tapi sumpah demi neptunus, yang kali ini, Jeno serius tertarik pada si Nam yang ia temui beberapa hari lalu di perpustakaan. Mana semenjak hari itu, ia belum bertemu lagi dengan Ryucelle.
"Yang kali ini serius, Jen. Dia cantik sekali. Tapi bukan cuma cantik, entah rasanya aku tertarik saja," tuturnya menggebu-gebu.
Jeno merotasikan mata. "Memang apa yang bikin kau tertarik?"
Mendekatkan jaraknya beberapa senti pada Jeno, Bomin lalu membalas, "Matanya."
"Ha? Ada apa dengan matanya?"
"Entah, tapi matanya cantik sekali. Lebih lagi, sorot matanya tidak biasa. Beda dengan gadis lain. Itu tampak seperti ... kesepian? Pokoknya kelihatan sendu."
Jeno mendecih. "Kenapa juga kau suka pada mata orang yang kesepian."
Tapi kalau mengingat gadis pemilik mata seperti itu, entah kenapa Jeno jadi teringat gadis yang baik hati membayari bolpoinnya beberapa hari lalu. Apa kabar, ya? Ia tidak mendapati presensinya di mana-mana, belakangan ini.
YOU ARE READING
𝙐𝙣𝙠𝙣𝙤𝙬𝙣。
Mystery / Thriller"Apa yang bakal kalian lakukan kalau orang yang pernah begitu kalian cintai mendadak hilang tanpa jejak?" Setelah diguncang dengan hubungannya yang diputus secara sepihak, Ryucelle harus kembali menghadapi kejutan---mantan kekasihnya dikabarkan hila...