•BAGIAN 15•

634 97 22
                                    

Juhyun meringkuk memegangi lutut nya untuk menutupi tubuh penuh memarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Juhyun meringkuk memegangi lutut nya untuk menutupi tubuh penuh memarnya. Beberapa cahaya berhasil masuk dari tirai kamar hingga mengenai matanya yang membengkak karena menangis.

Dari arah belakang terdengar suara pintu terbuka dan Juhyun menyakini jika itu Kyuhyun yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Kyuhyun menatap tubuh Juhyun yang penuh luka dengan jijik. Ia benar-benar tidak merasa bersalah sama sekali melakukan semua itu pada Juhyun.

"Setelah ini kita tidak ada hubungan sama sekali." ucap Kyuhyun dan beranjak keluar dari kamar sebelum Juhyun berdiri dan menahan tangannya.

"Aku masih mencintaimu." ucap Juhyun lirih sambil menundukkan tubuhnya memegangi selimut yang menutupi tubuh kecilnya.

Kyuhyun menghempaskan tangan Juhyun dengan kasar dan membanting pintu. Tidak memperdulikan perasaan Juhyun sama sekali.

Juhyun terduduk diam diatas kasur. Ia melamun seakan semua masa depan yang telah ia tata hancur seketika.

Kyuhyun merebut semuanya. Benar apa yang dia ucapkan. Kyuhyun bersungguh-sungguh untuk memberikan luka yang tidak bisa dihapus selamanya oleh Juhyun.

Dia merebut keperawanan Juhyun, merusak mental Juhyun, terutama hatinya yang sudah sangat  hancur karena perkataan Kyuhyun yang bagaikan pisau menancap di dadanya berkali-kali.

Tatapan Juhyun beralih pada pakaiannya yang sudah hancur di rusak oleh Kyuhyun.

Ketukan pintu menghancurkan lamunan Juhyun. Ia pun berdiri dan mendengar suara perempuan dari luar.

"Maaf nona, seseorang menyuruh saya untuk memberikan ini."

Juhyun pun membukanya dan mengintip dari celah pintu. Seorang staff memberikan paper bag yang berisi baju untuk Juhyun.

Juhyun mengulurkan tangannya dan menatap staff tersebut penuh dengan kebingungan, "Dari siapa?"

Wanita itu menggaruk rambutnya yang tidak gatal, "Seorang wanita juga, tetapi saya disuruh merahasiakannya. Saya permisi"

Juhyun tersenyum dan menutup pintu kamar.

'Siapa yang memberikannya?'

<• • •>

Dengan khawatir Yunho berjalan kesana kemari, menunggu kedatangan Juhyun. Semalaman suntuk ia tidak bisa tidur sama sekali. Yang benar saja! Adiknya berada di tempat yang tidak Yunho ketahui bagaimana bisa Yunho bersifat tenang.

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Yunho. Itu Juhyun.

Dia berdiri dan tersenyum pada Yunho.

"Kau tidak apa? Sakit? Kenapa menggunakan masker?" tanya Yunho dengan cepat.

Juhyun menggeleng dan melepaskan sentuhan Yunho di pundaknya, "Aku tidak apa, aku istirahat dulu."

"Maafkan Oppa, Aku tidak bi--"

"Jangan terlalu sering menyalahkan dirimu Oppa, aku baik-baik saja." ucap Juhyun tersenyum kepada Yunho berharap rasa khawatir kakaknya sedikit menghilang.

Setelah itu Juhyun buru-buru masuk kedalam kamar. Didepan cermin Juhyun melamun dan melepas maskernya. Memperlihatkan luka lebam di sudut bibirnya karena ulah Kyuhyun.

Air mata Juhyun mengalir dalam diam. Menahan rasa sakit disekujur tubuhnya, terutama pada area bawah. Belum lagi rasa sakit di hatinya.

"Kenapa aku tidak membencinya setelah semua yang ia lakukan kepadaku?" gumam Juhyun pelan.

"Badanku sakit,"

"Aku takut,"

"Tidak ada siapa-siapa,"

"Aku merindukannya,"

Juhyun meracau tidak jelas sambil terbaring memeluk tubuhnya sendiri dikegelapan kamar miliknya.

<• • •>

Keesokan harinya, Juhyun memutuskan untuk masuk sekolah meskipun Yunho tidak memperbolehkannya.

"Kau tidak sarapan?"

Juhyun yang berniat berangkat menghentikan langkahnya dan menggeleng, "Aku beli saja dikantin," ucap Juhyun.

Namun ia baru menyadari jika Kakaknya sudah menyiapkan beberapa makanan dimeja.

Yunho yang mengerti pun memberikan paper bag kecil. Saat Juhyun melihatnya, tas itu berisi uang.

"Uang dari pria yang kemarin. Sepertinya dia temanmu, kembalikan saja padanya."

Juhyun melamun menatapi uang tersebut dan mengangguk.

"Jelaskan juga padanya keadaan kita saat ini, aku tidak suka jika adik ku dicap sebagai wanit--"

"Aku berangkat dulu Oppa,"

Yunho yang menatap kepergian Juhyun dari arah belakang merasa bersalah.

Seharusnya ia mencari pekerjaan seperti orang lain. Seharusnya ia tidak membawa Juhyun masuk kedalam dunia nya.

Saat bel istirahat pertama berbunyi. Juhyun menatapi paper bag yang Yunho berikan padanya tadi.

Sedikit ada perasaan takut jika Juhyun membayangkan berhadapan dengan Kyuhyun. Tetapi secara bersamaan ia merindukan wajah Kyuhyun.

Saat sudah hampir tiba di kelas Kyuhyun, beberapa kali Juhyun menarik nafas untuk menenangkan jantungnya.

Setelah dirasa cukup, Juhyun berjalan dan masuk kedalam kelas. Pandangan Juhyun tertuju pada sesosok lelaki yang sedang duduk diatas meja.

Pandangan mereka bertemu.

Dua-duanya terdiam. Juhyun membeku kaku, sedangkan Kyuhyun berdecak jijik.

Diletakkannya paper bag tersebut dimeja Kyuhyun, "Aku mengembalikan ini,"

Rowoon tertawa, "Kenapa dikembalikan? Kau kan pelacur."

Juhyun menghiraukan ucapan Rowoon dan masih menatap Kyuhyun dengan senyumannya yang tidak tertutup oleh masker.

"Terima kasih atas semuanya, Oppa."

Saat Juhyun membalikkan tubuhnya, Kyuhyun menariknya hingga tiba dilorong depan kelas.

"Hei!! Aku memiliki uang lebih. Ambilah!" ucap Kyuhyun dan melemparkan seluruh uang yang berjumlah banyak hingga berterbangan.

Seluruh siswa yang melihatnya saling berebut mengambil uang tersebut. Mata Juhyun terkejut menatap pemandangan dihadapannya.

Kemudian Kyuhyun maju dan membisikkan sesuatu.

"Jangan memperlihatkan wajah mu lagi dihadapanku!"

Setelah itu Kyuhyun menegakkan tubuhnya dan menatap rendah Juhyun. Dari arah belakang Mirae langsung menggandeng Kyuhyun.

Ia menatap Juhyun sekilas dan kemudian bermanja-manja pada Kyuhyun, "Antarkan aku ke kantin Oppa."

Kyuhyun yang masih menatap Juhyun mengangguk, menyetujui ajakan Mirae.

Setelah itu Kyuhyun benar-benar menjauh dari hadapan Juhyun.

<• • •>
To Be Continue

Komen dan vote juseyo!!💢 😡

Fake LoveWhere stories live. Discover now