•BAGIAN 23•

186 30 7
                                    

Juhyun melangkahkan kakinya dan tercengang saat melihat bagaimana mewahnya apartement yang ia dapat.

"Apakah ini nyata?" bingung Juhyun dan semakin menjelajahi apartement yang sekarang ia tempati.

Tangan Juhyun menyentuh dinding berwarna mint dengan perabotan classic dan minimalis yang ia sukai.

'Kenapa bisa pas seperti ini?'

Seakan - akan apartement ini memang dipersiapkan untuk Juhyun dengan semua model dan warna yang Juhyun sukai.

Namun, tidak tahu mengapa malah yang ada dipikiran Juhyun adalah Kyuhyun. Moment dimana dirinya memberitahukan seluruh kesukaannya pada Kyuhyun.

Buru - buru Juhyun menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan semua ingatan itu.

"Tidak, aku telah bertekad untuk melupakannya dan Kyuhyun sudah tidak akan peduli kepadaku lagi. Aku harus menjalankan kehidupan ku dengan sebaik - baiknya." namun tidak disangka air mata yang dari tadi Juhyun tahan mengalir begitu saja.

Dengan ekspresi terkejut Juhyun menyentuh air matanya, "Aku menangis?"

•••

Keesokan harinya, Juhyun bersiap - siap untuk pergi menempuh pendidikannya. Saat membuka lemari putih besar, bibir mungil Juhyun menganga lebar.

Pandangannya menatap bagaimana lemarinya telah terisi penuh dengan baju - baju mahal.

"Ige Mwoya?"

Kini ia menatap koper usang nan kecil miliknya, 'Dirinya saja belum memasukkan pakaian lamanya.'

Rasanya ini sangat tidak masuk akal, apakah semua fasilitas ini benar - benar didapatkan dari kampus nya?

Juhyun pun menutup lemarinya dan membuka koper kecil miliknya. Ia memutuskan untuk memakai pakaian lama nya saja. Mungkin pakaian yang berada didalam lemari milik penghuni sebelumnya yang lupa membawanya.

•••

Sepulang kuliah, wajah Juhyun terlihat sangat lelah. Sepertinya pendisiplinan yang telah menjadi ciri khas di Universitas telah dimulai.

"Ahh, aku lupa tidak mampir ke supermarket untuk membeli bahan makanan." ucap Juhyun kesal.

Dengan langkah kaki yang gontai, Juhyun berjalan mendekati lemari es. Berharap mendapatkan keajaiban.

Saat ia membukanya, raut terkejut kembali Juhyun perlihatkan.

"Apakah semua makanan ini juga tertinggal? Apakah ada manusia yang ikhlas meninggalkan semua makanan ini?!!" ucap Juhyun dengan bercanda.

Lemari es yang memiliki dua pintu itu benar - benar dipenuhi dengan berbagai bahan masakan, minuman dari bersoda, bir, hingga susu, dan cemilan lain.

Kini Juhyun membuka laci atas dan dikejutkan dengan stock ramyeon sebegitu lengkapnya dari semua rasa.

"Apakah ini semua Kakak yang melakukan?" ucap Juhyun mencoba memberikan pikiran positif pada tubuh lemahnya.

Kemudian ia tersenyum dan mengangguk, "Iya! Pasti dari Kakak. Aku akan memakan semuanya." ucap Juhyun dan mulai memasak ramyeon dengan senyuman di wajahnya.

•••

Waktu semakin berlalu, bagaimana tenangnya kehidupan Juhyun yang baru. Dengan giat ia menata semuanya untuk menghargai bantuan yang telah diberikan Kakaknya pada Juhyun.

11 Tahun berlalu

Langkah kaki Juhyun berjalan dengan anggun di hiasi senyuman sabit yang menawan. rambut coklatnya tergerai indah, beberapa pasang mata sibuk menatapinya dan menyapa Juhyun.

Fake LoveWhere stories live. Discover now