55 | Tujuh Belas-an

21.3K 2.9K 161
                                    

Part ini kudedikasiin buat YR_salsa sebagai wujud terima kasihku karena udah komen di cerita ini😘😘

Buat yang lain yang belom didedikasiin, komen yang banyak kalo perlu perline supaya namanya ngga tenggelem dari ingatanku😉

Yang nanya nama sama ig Daffin asli, dikasih taunya nanti setelah cerita ini tamat ya☺️

💍💍💍💍💍 

"Ayah, Apin mau ke lapangan now."

"Ayah..."

"Ayah, ayo ke lapangan!!"

"AYAH!"

"Iya, nanti kita ke lapangan ya." Caesar menenggak air, ia baru menghabiskan sarapan yang dibuat sama istrinya. Hari ini tanggal merah, hari kemerdekaan. Di lapangan itu lagi ada lomba tujuh belas-an. Barusan banget anaknya abis video call sama Abraham yang udah nyampe lapangan duluan.

"Why not now, Ayah? Teman-teman Apin dah disana semua loh," ucap Daffin sambil cemberut.

"Tunggu Buya dulu, Buya masih di kamar," ucap Caesar.

Tanpa menjawab omongan sang ayah, Daffin langsung turun dari sofa ruang TV dan langsung menaikki tangga ke kamar Buyanya. Ia membuka pintu itu, lalu melihat Buyanya yang masih duduk di depan kaca. "Buya, ayo ke lapangan."

Deana melihat jam yang ada di kamarnya. Pendaftaran lomba baru mulai setengah jam lagi, dan jalan ke lapangan itu ngga sampe sepuluh menit, ngapain buru-buru. "Iya, sebentar ya, de."

"Apin maunya now! Teman-teman Apin dah disana, Apin mau main Buyaaahhh."

Deana menuangkan suncreen ke tangannya. Lalu digosok-gosok ke telapak tangannya supaya kena panas tubuhnya baru diratakan ke muka. Setelah itu ia baru menoleh ke anaknya yang udah masang muka bete. "Iya-iya, ayo."

Deana menggandeng tangan Daffin. Sebelum ia keluar kamar, ia mengambil tas selempang yang digantung dan masker yang udah disetrika buat dia, anaknya dan suaminya.

Daffin menuruni tangga dengan semangat dan bahagia. Dia mau main lagi sama temen-temennya, itu yang bikin dia seneng.

Deana melepaskan tangannya dari Daffin. Ia memasangkan masker ke anaknya, lalu memberikan masker juga ke suaminya.

Kini Deana ke dapur, dibuntuti anaknya yang masang muka bete karena melihat Buyanya malah ke dapur bukan ke pintu keluar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini Deana ke dapur, dibuntuti anaknya yang masang muka bete karena melihat Buyanya malah ke dapur bukan ke pintu keluar.

"Ish, Buya, ayo lah! Teman-teman Apin udah tunggu lama kali, nanti pada pulang loh," kata Daffin dengan kening yang mengkerut.

"Sabar, Buya bekelin makan buat dede, nanti teman-teman makan dede marah lagi karena ngga bawa bekel dari rumah," ucap Deana sambil memasukkan kotak makan dan botol minum ke dalam tas makan anaknya.

TRS [4] : Baby in My Tummy! ✅️Where stories live. Discover now