Prolog

5.1K 232 49
                                    

Kamu seperti pelangi.
Sejenak datang lalu pergi.
Kamu membawaku pada luka.
Menyadarkanku akan hubungan yang mulai tak baik-baik saja.
Setelah itu, kamu pergi.
Menyisakan pedih pada setiap kepingan memori.
Dan sekarang, kamu kembali lagi.

Bolehkah aku bertanya?
Untuk apa kamu mempertanyakan kembali hubungan kita?
Sungguh, aku terlalu takut menyentuh luka untuk kali kedua dengan orang yang sama.

🍂

"ANINDIA!"

Gadis itu mendengarnya, tapi sama sekali tidak menggubris seseorang yang sejak tadi berusaha mengejar langkahnya. Karena langkah Anin terlalu kecil, seseorang itu berhasil mencekal pergelangan tangannya.

"Lepas!" ketus Anin.

"Kasi gue kesempatan sekali aja buat mengulang kisah kita. Gue janji sama lo kalo gue gak bakal buat lo nangis, kecuali tangisan bahagia," ucap Afkar.

Anin tersenyum sinis. "Janji? Apa tadi? Janji? Lo udah bilang kaya gitu saat hari jadian kita. Dan gue dengan mudahnya percaya sama janji lo. Tapi buktinya apa? Lo malah seenaknya main sama cewek lain di depan gue. Itu yang namanya janji buat gak bikin gue sakit hati?"

Anin segera melepaskan cekalan tangan Afkar. Ia menatap sengit seseorang yang berada di hadapannya.

"Andai lo tau, gue muak lihat muka lo, Af."

Afkar mengerjapkan matanya karena terkejut. "Masa iya, ada orang muak lihat muka gue yang gantengnya selangit?" katanya sambil terkekeh pelan.

Anin menarik kembali sudut bibirnya. Menciptakan sebuah senyuman sinis untuk Afkar. "Jangan bercanda, Af. Gue udah gak suka lagi sama lo," balasnya.

"Oh ya? Udah gak suka sama gue? Masa? Kok gue gak percaya, sih? Sekarang lo pasti masih sayang kan, sama gue?" tanya Afkar percaya diri.

Anin menahan dirinya untuk tidak mengumpat. "Sepertinya gue khilaf udah suka sama cowok kaya lo waktu itu."

"Mana ada sih, cewek yang mau balikan sama mantannya yang terkenal playboy? Kalo pun ada, menurut gue itu cewek gak waras," ujarnya lagi.

Afkar mendengus pasrah mendapat penolakan yang kesekian kalinya oleh Anin. "Mungkin sekarang lo nolak gue. Tapi suatu saat lo akan buka hati lo lagi buat gue. Gue pastiin, hal itu akan terjadi secepatnya," tegas Afkar lalu berlalu meninggalkan Anin yang masih berada di tempatnya.

Anin terdiam memandang punggung tegap Afkar yang kian mengabur ditelan jarak. Ia masih mencerna kalimat yang diucapkan tadi. Di tengah ia melamun, seseorang datang dan menepuk bahunya pelan dari belakang. Melihat sorot mata sendu milik Anin, seseorang itu mengangkat tangannya. Mengusap lembut pipi Anin dan berharap agar senyuman gadis itu kembali ada.

Anin meneguk ludahnya. "Kenapa lo kaya gini ke gue? Lo berniat mau ngajak gue balikan juga? Please, ya. Gue gak pengen berurusan sama masa--"

"Shttt!" Jari telunjuk milik cowok itu menempel pada bibir Anin, memotong kalimat yang hendak gadis itu lontarkan.

"Jangan ngomong kaya gitu. Gue gak suka. Mau balikan atau enggak, mau bersama atau berpisah, I always love you. Cause' you are my reason for fighting, Anindia Maheswari," kata cowok itu sembari tersenyum tipis.

25-8-20

PASSADO (END) Where stories live. Discover now