NG-Mahreen Drop?[3]

143 118 121
                                    

Aku yakin masih ada typo. Tandai bila memang ada ya.

Readersku, Aku berterimakasih sekali telah membaca cerita aku. Semoga kalian suka sampe terus nunggu kelanjutan cerita ini ya.

Vote dan coment juga ya biar aku tambah semangat lanjutin nulisnya hehe❤

Selamat membaca❤

**

Tingggggg

Suara dentingan lonceng seketika membuat semua pelayan di dalam caffe melihat ke arah suara. Semua pelayan mengulum senyum dan menyapa empat orang Pria di ambang pintu.

Berbeda halnya dengan Gea, Ia membulatkan matanya dan tubuhnya seketika menegang. Diantara empat pria paruh baya didepannya ini, Manik  mata gadis ini hanya tertuju kepada satu Pria tegap tinggi dan badan yang cukup berisi.

Gadis ini sangat mengenali salah satu Pria yang berada didepannya ini. Pria itu adalah Ayahnya. Ia sungguh mengenali pria itu.

Sekarang ia khawatir, Selama ini ayahnya tak tahu bahwa ia bekerja paruh waktu. Gea terlalu larut dalam kekhawatirannya. Bella melihat jelas akan raut wajah rekan kerjanya ini yang terlihat gelisah. Bella menautkan kedua alisnya ketika melihat raut wajah Gea.

" Kamu kenapa?"

" Kamu baik baik saja, Ge?"

Lamunan Gea seketika buyar dan note di genggamannya terjatuh saat Bella menepuk bahunya.

Gea tak ingin sampai Bella mengetahui salah satu diantara mereka terdapat ayahnya. Ia meanganggukan kepalanya dan menoleh kearah Bella sekilas. Bella hanya mengangguk percaya saja meski ia ragu dengan balasan Gea.

" Baiklah, Mereka sudah datang," Ucap Bella."Bisakah, Kamu tulis apa yang akan mereka pesan?"

Tanya Bella sembari menatap layar komputer dihadapannya tanpa menoleh Gea yang berada disampingnya.

" Hah? Bukankah masih ada yang lainnya?" Lirih Gea dengan nada memelas. Sepertinya ia tengah menolak halus Bella.

" Kau menolak?" Ucap Tarra, Salah satu pelayan pengantar makanan yang terlihat tegas dan sangat dingin.

Mendengar pertanyaan dingin itu. Gea tak bisa menolak dan hanya bisa berserah. " Baiklah." Gea menyerah dan mendengus kesal.

Ia mengambil nota dan bolpoint di meja kasir. Langkahnya sedikit gemetar dan sedikit lambat. Pikirannya masih berputar bagaimana reaksi yang akan diberikan ayahnya nanti.

Sekarang tubuhnya sudah berdiri tepat di depan meja yang di tempati empat pria di hadapannya . Keempat pria itu menoleh saat menyadari kehadiran Gea. Mereka tersenyum manis kepadanya. Terkecuali, Reino Ayah Geavani yang terkejut seketika ketika melihat Putrinya di hadapan wajahnya.

" Hallo, Noona," Ucap Pria yang terlihat masih muda dengan kekehan kecilnya. Gea membalas dengan membungkukan tubuhnya.

"Wah, Kau masih muda dan cantik. Siapa namamu?" Tanyanya salah satu pria dimeja itu.

Gadis itu terdiam seketika, Ia menatap dahulu manik mata Ayahnya sebentar. Pria tua itu memalingkan wajah dari anak gadisnya itu. Gea kembali mengalihkan tatapannya dan menjawab pertanyaan dari salah satu pengusaha itu.

" Venitta Alzarra Tuan." Jawab Gea dengan sopan.

"Ngomong-Ngomong, Mengapa gadis ini sangat mirip dengan Tuan Lorenzia?," Ucap salah satu pria disana dengan lantang. Pertanyaan itu membuat Gea dan Ayahnya terkejut bukan main.

Never Gone [On going]Where stories live. Discover now