NG- berteduh[17]

11 9 2
                                    

Bacanya sambil dengerin mulmed diatas enak menurutku hihi.

-Chani(Sf9)-Starlight.





Sebuah ruangan kerja yang kini telihat sangat kacau. Buku yang berserakan bahkan ruangan ini terlihat seperti sebuah gudang yang sudah lama berabad abad tak terpakai.

Pria bertubuh tinggi itu tengah mencari sesuatu di ruangan itu. Lengannya dengan cepat menelaah setiap selip-selip buku dilemarinya.

"Dimana yah?" Ucap Birazzka dengan nada gusarnya.

"Cari dulu saja Bira, Ayah juga lupa lagi simpan dokumen itu dimana,"

"ASTAGA AYAH, JANGAN BUAT BIRA PUSING TUJUH KELILING DEH! " Ujar kembali Birazzka kini dengan nada yang lebih tinggi.

Dan tak lama dari itu, Ia menemukan sebuah map putih yang terdapat diatas lemari rak buku ruangan itu. Ia menghembuskan nafas kasarnya. Sudah lelah-lelah ia mencari sebuah map itu ternyata tak jauh berada darinya.

"Sudah ketemu? Kalau sudah antarkan ke rumah sakit,"

"Ayah tunggu, Hati hati jangan ngebut kalau kamu ngebut jangan harap lagi kamu dipuji ganteng lagi!"

Birazzka hanya berdeham dan mematikan telefon itu sepihak. Ia menyimpan ponsel di saku jaketnya. Lengannya kini memegang sebuah map putih dan kekuar dari ruangan itu.

"Nyari benda kayak lo gini aja susah nya minta ampun, Apalagi nyari jodoh!" Lirih pria itu sembari menepuk map tersebut ke telapak tangannya.

Waktu kini menunjukkan pukul 20.00 WIB, Gadis berbalut mantel tebal dan celana jeans hitam tengah terdiam di ruang tunggu rumah sakit dengan kepal tertunduk lemas.

Malam seperti ini tak seharusnya ia berada disini. Karena dorongan keadaan dan konfisi membuatnya terpaksa berada ditpat serba putih dengan bau khas obat.

Hampir dua jam lebih ia menunggu dikursi tunggu seorang diri, bosan rasanya. Ia melirik kesana kemari meskipun tak harus ia lihat.

Sekejap saat itu ia tiba-tiba merasakan mual. Rasanya ia ingin memuntahkan sessuatu namun tertahan. Dengan segera, ia berdiri dan mencoba berjalan menuju toilet.

Demi apa!

Ia sangat tak mempunyai kendali pada tubuhnya sendiri. Langkahnya yang gontai dengan lenhan yang menahan perut itu memcoba menyeimbangkan langkahnya sendiri.

Dengan mengandalkan tembok, ia bisa berjalan tanpa terjatuh. Meskipun terlihat sangat menyedihkan ia tetap berjalan kearah tujuannya.

Namun, secara tiba-tiba rasa mualnya sangat tak tertahan kembali. Ia mencoba berlari dan menyeimbangkan tubuhnya.

brukkk

Tubuhnyaa yang lemas itu terjatuh diatas lantai putih bersih itu. Memang, hari ini memang hari sialnya. Sungguh, ia sangat tak kuat dengan rasa mualnya ini. Lalu, kini malah tertahan oleh hal ini?

Saat mencoba berlari ia tak sengaja menabrak seseorang. Meski tak sengaja, tetap saja ia merasa marah, itupun entah mengapa.

Rasa penasaran muncul dibenaknya. Ia mendongak dan betapa terkejutnya dirinya melihat pria yang belakangan ini tengah mendekatinya.

Plak

Plak

Plak

Ia mencoba menyadarkan diri dan terus menerus menepuk pipinya. Siapa tau, ini sebuah mimpi.

"Gea?"

"Hei! Maaf gue nggak sengaja!"

Birazzka, seseorang yang menabraknya adalah pria itu. Hell! Ini ternyata bukan mimpi.

Never Gone [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang