NG-Penguntit?[4]

110 96 101
                                    

Aku yakin masih ada typo. Tandai bila memang ada ya.

Readersku, Aku berterimakasih sekali telah membaca cerita aku. Semoga kalian suka sampe terus nunggu kelanjutan cerita ini ya.

Vote dan coment juga ya biar aku tambah semangat lanjutin nulisnya hehe❤

Selamat membaca❤


**



Senja sore ini, Langit diatas sana sangat indah. Tak ada yang menyangkalnya apabila sang senja tak indah. Pria lesung itupun mengakui langit senja ini sangat indah, Bahkan selalu indah.

Ia dengan seragam yang melekat ditubuhnya meneguk kopi dengan santai. Wajahnya ia tak palingkan dari keindahan senja langit hari ini. Wajahnya tersenyum menikmati pemandangan itu didalam sebuah caffe.

Mungkin ini adalah tempat Favorit setiap orang. Pojok caffe samping jendela.

" Tumben?."

Mendengar seorang gadis yang bertanya kepadanya pria itu menoleh. Navi, Ia tersenyum sangat manis kepada sahabatnya yang memakai seragam khas caffe disana.

" Sengaja, Pengen ngadem,"  Ucap Navi dengan lembut. " Duduk sini bentar,"

Gea langsung duduk tanpa berbasa basi dahulu. Ia berada disamping Navi, Pria itu menatap lekat lekat wajah gadis disampingnya itu. " Lo lagi baik baik kan?,"

Gadis itu mengangguk sekilas. " Kenapa?"

Navi kini mulai menarik nafasnya dam mengeluarkannya. " Gaada alasan lagi buat lo diem ngebiarin Kazthan deketin lo, Ge"

Gea menaikkan alisnya, Tiba tiba saja pria itu membahas Kazthan.

" Mungkin lo nggak ngerti," Ucap Navi. " Boleh gue mulai ceritanya sekarang? Barusan cuma basa basi aja."

Gea mengangguk mencoba memahami raut wajah Navi.

Disana Navi mulai menceritakan apa yang telah ia lihat, Kazthan dan Clarita. Pria itu menceritakan semua itu. Mulut dan wajahnya tak bisa dikontrol dengan baik. Sepertinya Navi mulai tersulut emosi menceritakan itu.

Navi bukan mengadu, Ia hanya tak ingin Gea terluka. Itu saja.

Namun, Aneh rasanya. Navi melihat raut wajah Gea yang baik baik saja. Tak ada raut wajah sedih kesal ataupun itu. " Lo dengerin gue kan?"

" Gue masih punya telinga juga kali!"

Navi mengangguk. " Sekarang apa yang mau lo lakuin?"

"  Gue gak mau lo cuma diem. Yang ada Kazthan semakin menggila kalo lo diem aja!"

Gea hanya terdiam tak berkata. Sebenarnya tak ada yang harus dikatakan. Itu tak penting menurutnya. Ia tak menganggap itu hal yang harus dibuatnya terkejut.

***

"Ge! Lo kenapa sih?" 

" Denger, Sampai kapanpun gue gak akan berhenti ngejar lo. Bahkan sampai lo mati gue tetep buat lo, Ge!"

" Ge, Lo nggak seharusnya jauhin gue. Tiba tiba lo pergi gitu aja, Tiba tiba lo ngilang gitu aja. Mulut lo gunanya buat apa Ge?,"

" Seenggaknya lo ngomong sama gue kalo lo mau pergi. Jangan ngilang gitu aja, Ge."

Never Gone [On going]Where stories live. Discover now