21 | ANOTHER SLEEPOVER

52.2K 6.6K 624
                                    

Iya, kalian nggak salah liat, kok.
Hari ini sengaja up lebih awal karena besok aku nggak bakal sempat up.

Jadi kita ketemu lagi hari Senin, ya.

Aku kasih vitamin sebelum tidur.

Semoga suka!

***


Mia curi pandang ke arah Aiden yang sejak tadi diam. Wajahnya antara datar dan serius, minim ekspresi. Satu-satunya petunjuk yang bisa membuat Mia yakin kalau Aiden sedang bad mood adalah warna iris matanya. Jika sedang menunjukkan emosi tertentu, terutama emosi negatif, warna iris Aiden akan sejernih kristal. Tajam. Siapapun bisa dilahapnya lewat tatapan. Termasuk Mia.

"Saya besok jaga malam." Mia memberi informasi. Siapa tahu Aiden penasaran.

Si om bule hanya mengangguk. Fokusnya masih pada jalan.

"Jangan diem aja, om. Saya udah pengen ngompol nih saking tegangnya."

Aiden meliriknya, tidak tertawa. "Malam ini nginep di tempat saya, ya?"

"Sakit saya nggak separah itu, kok."

"Kita mampir dulu ke rumah kamu buat ambil baju. Besok saya antar ke rumah sakit."

"Om jadi repot, dong? Nggak usah lah."

"Bawa baju yang banyak. Simpan di apartemen saya, biar kalo nginep nggak bingung sama baju ganti buat ke rumah sakit."

Lah, daritadi Mia ngomong nggak dipedulikan, nih?

"Tapi, om-"

"Saya nggak suka dibantah."

Cukup satu kalimat dari Aiden, Mia langsung kicep. Tak berani berkutik.

"Saya mau kasih kamu bodyguard. Kamu nyamannya sama berapa orang?"

Mia langsung menoleh dengan ekspresi ngeri. "Yang bener aja, om!"

"Saya nggak percaya lagi sama kamu. Terutama untuk urusan atur emosi. Setiap kita nggak ketemu, selalu ada saja yang terjadi sama kamu. Berkelahi, jatuh, berkelahi lagi. Badan kamu-" Aiden memandangnya sekilas. "-sudah mirip pejuang kemerdekaan. Banyak luka. Saya bisa gagal jantung gara-gara mencemaskan kamu."

"Masa saya diintilin sama bodyguard kemana-mana? Apa kata temen-temen saya nanti?" Mia betulan ngeri dengan kemungkinan rencana Aiden jadi kenyataan.

"Bisa nggak sekali aja kamu nggak peduliin apa kata orang?"

"Ngasih saya bodyguard itu terlalu ekstrim, om!"

"Kamu bisa ngasih saya jaminan apa biar nggak berkelahi lagi? Atau minimal, nggak melukai dirimu sendiri."

"Pertama-tama, bukan saya duluan yang bikin gara-gara. Bukan saya juga yang mulai perkelahian. Kedua, apa yang terjadi di hidup saya nggak bisa dikontrol siapapun, termasuk saya sendiri. Kalau tiba-tiba saya ribut sama orang, saya berusaha semaksimal mungkin untuk membela diri saya. Dan yang ketiga, nggak ada pasal tentang bodyguard di perjanjian kita. Please lah om, jangan berlebihan." Mia terdengar sedang merengek, dia tidak peduli.

"Saya cuma-" Aiden menghela napas. "Saya bukannya mau menyalahkan kamu atas apa yang terjadi dengan Doni. Saya hanya tidak tahan melihat kamu begini. Kalau saya bisa, saya ingin melipat kamu dalam kotak kecil yang bisa saya bawa kemana-mana. Biar saya tau kamu aman dalam kantong saya."

trouble [selesai]Место, где живут истории. Откройте их для себя