40 | INTERNALLY DONE

45.9K 6.3K 591
                                    

Karena kemarin nggak up. Hari ini dua bab diringkas jadi satu.

Semoga kalian, suka...

***

Tak ada obat yang lebih mujarab untuk menyembuhkan patah hati selain belasan kaleng bir dingin dan semangkok besar kreco pedas. Elsa membelinya di tempat langganan yang berlokasi di depan danau sebuah universitas negeri di daerah Surabaya Barat. Kreco adalah sejenis keong air yang biasa ditemukan di sawah. Dibumbui kuah pedas dan sering jadi favorit warga Surabaya.

"Jadi intinya lo nggak percaya kalo Aiden nggak ngehamilin mantannya?" Elsa ingin memastikan. Mereka berdua sedang duduk di depan meja beralaskan karpet.

Mia menghisap bumbu dari dalam cangkang kreco sebelum menenggak bir dingin banyak-banyak. Meja mereka penuh oleh kaleng bir. Semuanya pesanan Mia.

"Ya gimana mau percaya, kak? Mereka itu dulunya partner seks. Terus bayinya muncul tiba-tiba dari mana? Kiriman dari JNE? Ato disebul langsung jadi?"

Elsa menyesap busa yang keluar dari kaleng birnya. "Siapa tau si Rachel ini bikinnya sama orang lain, tapi ngaku-ngaku itu anak Aiden."

Mia mengangguk singkat, "Bisa jadi. Tapi logika gue lagi mampet, kak. Bawaannya pengen nyalahin om Aiden mulu. Namanya juga orang emosi."

"Tapi lo berani juga sih nonjok muka dia. Pangeran loh itu."

Kegiatan Mia untuk mencungkil daging kreco dalam cangkang terhenti seketika. Ia mengerjap seakan baru sadar sesuatu. "Nah, loh. Baru ngeh gue, kak. Ngapain tadi gue nonjok dia, ya?" Mia melempar kreconya ke dalam mangkok lagi. "Astaghfirulloh. Gue khilaf."

Mendengar penyesalan Mia yang terlambat, Elsa hanya bisa geleng-geleng kepala. "Baru jadi tunangan elo berani KDRT. Gimana ntar pas jadi istri? Masa tiap ribut, lo pukul-pukulan ama dia?"

"Males kawin, ah!" Mia menghabiskan birnya sebelum membuka kaleng baru.

"Kok gitu?"

"Urusan dia sama mantannya nggak kelar-kelar. Males gue."

"Emang elo nggak sayang sama dia?"

"Sayang, sih." Mia memutar-mutar kaleng di tangan. "Nggak tau, ah. Lagi nggak bisa diajak mikir nih otak, kak. Jangan tanya-tanya!"

Elsa hanya mengamati Mia lanjut mencungkil kreco dalam cangkang. Semangkok besar kreco pedas dihabiskan oleh Mia sendirian.

***

Untungnya rumah sakit menyediakan loker bagi para peserta koas. Jadi Mia bisa menyimpan jas, dan buku-buku penting di sana. Sejak semalam dia mirip gembel. Numpang tidur, makan, dan mandi di rumah Elsa. Pinjam bajunya juga. Untung ukuran tubuh Elsa sama seperti Mia, jadi semua bajunya cocok-cocok saja. Ditambah, Elsa ini punya hati putih bersih tak bernoda bak malaikat. Meskipun dapat tamu tidak tahu diri seperti Mia, dia tidak kelihatan keberatan sama sekali. Malah, Elsa sempat-sempatnya mendoakan agar masalah yang sedang Mia hadapi segera selesai. Semalam Mia tak sengaja mengintip Elsa sedang bersimpuh di samping tempat tidur sambil berdoa khusyuk sekali.

Elsa berdoa cukup lama. Isi doanya pun didominasi permintaan agar orang-orang yang disayanginya bahagia selalu. Dia tidak meminta apapun untuk dirinya sendiri. Padahal setiap orang selalu meminta setidaknya satu hal pada Tuhan untuk kelancaran hidup mereka masing-masing sebelum mendoakan yang lain.

Kurang baik apa coba?

Pantesan Anton naksir dari bocah.

Pokoknya kalau Anton tidak menikah dengan Elsa nantinya, Mia bertekad untuk mem-bully Anton sampai tua.

trouble [selesai]Where stories live. Discover now