EPILOG

99.6K 7.3K 969
                                    

Tujuh tahun kemudian...

Mia baru pulang dari rumah sakit. Ia tidak tidur semalaman karena harus mengotopsi tiga jenazah korban kebakaran yang beritanya menghebohkan Alois. Maklum, Alois kan negara kecil. Insiden apapun pasti langsung jadi berita besar karena saking tenang dan makmurnya negara ini.

Begitu Mia berjalan melewati danau di depan kastil, perhatiannya teralihkan oleh dua sosok kecil yang sedang bermain di tepi danau itu.

"Ya ampun!" Mia langsung melempar tasnya sembarangan lalu berlari ke arah dua putranya yang kini sama-sama tercebur ke dalam danau.

"Alex! Jaime!"

Seruan Mia mengundang beberapa pelayan yang berada tak jauh dari lokasi. Mereka langsung berlari tergopoh menuju danau.

Mia melepas sepatunya dan ikut menceburkan diri ke dalam danau untuk menyelamatkan kedua putranya. Jantungnya terasa ditarik sampai kerongkongan. Ia panik bukan main. Untung kedua putranya itu belum terseret arus sampai tengah danau. Saking dalamnya danau itu, cahaya matahari sampai tidak bisa tembus ke dasar hingga memberi kesan air danau berwarna hitam.

"Mama!" Alex, sang kakak sudah lebih dulu diselamatkan oleh Mia. Tubuh kecilnya sudah aman di tangan para pelayan dan staff istana yang datang.

Jaime megap-megap mencari udara ketika tubuhnya diraih oleh Mia. Mereka berdua sudah sampai ke pinggir. Petugas keamanan memastikan ketiganya kembali ke daratan dengan selamat. Jaime menggigil kedinginan.

"KALIAN NGGAK INGET PESAN MAMA SUPAYA NGGAK MAIN KE DANAU, HAH?!" Mia langsung berseru marah di depan kedua anaknya. Degup jantungnya belum kembali normal. Ia tadinya sempat berpikir kalau dirinya hampir kehilangan dua anak sekaligus. Alex dan Jaime langsung menangis histeris. Melihat kedua anaknya ketakutan begitu, Mia langsung berjongkok untuk memeluk mereka. Ia perlu meyakinkan diri sendiri kalau Alex dan Jaime selamat, tubuh mereka masih utuh.

"Alex kepengen jadi Pangeran, ma. Jaime juga." Ujar Alex di antara tangisnya.

Mereka berdua tahu tentang upacara pelantikan Pangeran Alois yang harus direndam di dalam danau ini.

Candence berjalan tergopoh menghampiri mereka. Mia menatapnya tajam dari balik tubuh Alex dan Jaime. Dia harus mendapat penjelasan kenapa dua putranya sampai tak diawasi oleh para nanny mereka.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Pangeran Alex dan Pangeran Jaime kabur dari pengawasan kami." Untuk membuktikan ucapannya, dua orang wanita berseragam merah muda muncul dengan wajah cemas. Mereka adalah para wanita yang bertanggung jawab untuk menjaga Alex dan Jaime seharian selama Mia tidak ada.

Mia terlalu marah untuk dapat berkata-kata. Ia menggendong tubuh kecil Jaime dan menggandeng tangan Alex untuk masuk ke dalam kastil.

***

Amarah Mia masih belum reda bahkan setelah ia memandikan kedua anaknya sendiri, mengganti baju mereka, dan memastikan mereka berdua sudah aman di kamar. Setelah mandi, ia langsung tergesa pergi ke ruang kerja Aiden yang berlokasi di sayap kiri kastil. Ia berjalan dengan langkah lebar sebelum menyeruak masuk ke dalam ruang kerja sang suami tanpa mengetuk lebih dulu.

"Tout le monde dehors (Semuanya keluar)!" Seru Mia pada semua tamu Aiden.

"Chéri-" Ucapan Aiden terpotong ketika Mia kembali berseru. "J'ai dit, tout le monde dehors (Kubilang keluar ya keluar)!" Sekarang nadanya berubah lebih membentak.

Semua tamu Aiden yang terdiri dari Alec Piaf –sang Perdana Menteri yang terpilih selama dua periode-, serta tiga orang anggota parlemen langsung membereskan barang bawaan mereka. Keempat orang itu menunduk dalam-dalam saat melewati Mia. Begitu pintu ditutup dan hanya tinggal mereka berdua di dalam, Mia berjalan mendekati meja kerja Aiden. Suaminya itu bangkit berdiri dengan wajah bingung.

trouble [selesai]Where stories live. Discover now