46 | KIDNAP

45.7K 6K 518
                                    

Ini part serius, ya.

Nggak ada uwu-nya. Nggak ada ketawanya.

*tampang penulisnya juga serius*

Selamat baca!

***

Kepala Mia terasa sedang diombang-ambing oleh kesadaran. Sebentar-sebentar kelopak matanya bergerak-gerak, lalu ia mengerjap. Segala yang dilihatnya nampak buram. Ia masih lelah.

"... udah gila! Tunangannya bukan orang sembarangan!" Samar-samar ia mendengar perdebatan.

"Kalo bukan karena pelacur ini, aku nggak akan dipecat dari rumah sakit! Karirku hancur karena dia!"

"Tapi nggak harus kayak gini, kan? Kalau sampai kita tertangkap-"

"Nggak akan tertangkap selama kamu nurut apa kataku!"

Kemudian suara tangisan. Mia familiar dengan suara ini, tapi pikirannya sedang tidak pada tempatnya. Mia lelah. Dia masih ingin tidur lebih lama.

***

Aiden melempar hpnya sembarangan ke atas meja. Lisa terlonjak karena bunyi retakan permukaan meja bertemu hp. Bosnya itu benar-benar kalut. Sudah dua jam mereka mengudara menuju Indonesia, namun Janesa belum juga bisa dihubungi.

Sebenarnya Lisa paham bagaimana cara kerja Janesa. Cowok itu tidak akan mau diganggu atau diburu-buru.

Aiden tak bisa tenang. Dia tak sabar sama sekali.

Setiap detik yang ia habiskan di sini terasa sia-sia jika ia tidak tahu dimana istrinya berada. Aiden berjalan hilir mudik dari ujung kabin ke ujung satunya. Lisa tidak dapat berbuat banyak. Salah-salah bersikap, Aiden bisa makin kalap. Ia cukup mengenal bosnya itu hingga tahu sikapnya yang temperamental. Dia tidak segan-segan menyingkirkan apapun atau siapapun yang menghalanginya.

Bagi Lisa, sikap Aiden dulu lebih mengerikan. Baru beberapa bulan belakangan ini saja bosnya mendadak jadi jinak. Berkat siapa lagi kalau bukan Mia.

Dan sekarang si tirani mengerikan perlahan keluar dari tempat persembunyiannya. Hanya tinggal menunggu waktu sampai Aiden memutuskan untuk menyuruh semua orang melakukan tindakan ekstrim. Penyebabnya juga sama.

Mia.

***

Ketika Mia membuka mata, Clara adalah orang pertama yang dilihatnya. Cewek itu sedang mengganti cairan infus. Tubuh Mia terasa masih lumpuh, namun kesadarannya perlahan kembali. Ia menghirup napas dalam-dalam, mengisi ulang paru-parunya.

"Mia?" Menyadari tawanannya sudah sadar, Clara duduk di tepi tempat tidur. Ia mengecek denyut nadi di leher Mia.

"Berapa lama gue teler?" Suara Mia sudah amat parau. Lidahnya seperti habis ditaburi pasir.

"Tiga puluh enam jam. Haus?" Clara mengambil gelas dari atas nakas. Ia menyelipkan sedotan di antara bibir Mia yang pucat. Tawanannya minum dengan rakus. Air dalam gelas ia tandaskan dalam waktu singkat.

"Kepala gue pusing banget. Lo kasih gue dosis GHB* berapa banyak?" Mia mengangkat tangannya untuk memegangi kepala, namun gerakannya tertahan karena ia baru menyadari kalau kedua tangannya diikat erat oleh duct-tape hitam. Ia mendenguskan tawa kecil.

GHB: Gamma Hydroxybutyrate. Sering dikenal dengan istilah Gamma-Oh/Nitro Biru/G/Fantasy/dll. Tidak berbau dan tidak berwarna. Jenis obat anti depressan yang biasanya digunakan untuk pengobatan gangguan tidur. Jika disalahgunakan, bisa menghilangkan kesadaran orang yang meminumnya. Biasanya dicampur dengan minuman beralkohol untuk menjerat korban pemerkosaan. Efeknya, si korban menjadi lemah, hilang kesadaran, bahkan 'lupa' dengan apa yang terjadi padanya. Mia terlambat menyadari kopinya diberi GHB karena rasa pahitnya tersamarkan.

trouble [selesai]Onde histórias criam vida. Descubra agora