22 | ADA-ADA AJA

48.2K 6.7K 283
                                    

Selamat hari Senin!!

Ciee... pada nungguin, ya?

Kangen ketemu siapa?

Dedek Mia ato Om Aiden?

Kayaknya cerita ini bakal lebih panjang daripada intern&lover ato mechanic&lover. Bagi yg belum baca, silahkan atuhh dibaca dulu sambil nunggu update-an trouble.

Jangan lupa vote+komen, yak!
Aku suka banget bacain komen kalian :)


***


Mia tahu Aiden tak akan bisa tidur seperti malam sebelumnya. Jadi dia turun ke bawah sambil membawa buku, jurnal, dan catatan, berniat untuk mengerjakan tugas sambil menemani Aiden bekerja.

Seperti dugaannya, Aiden sedang duduk-duduk di sofa dengan laptop di pangkuan. Ia mengenakan kacamata seperti yang Mia lihat terakhir kali. Aiden mendongak saat mendengar Mia keluar dari kamar sambil membawa banyak buku. Cewek itu mengenakan celana pendek dan kaos longgar. Saking longgarnya kaos Mia, bagian bahunya sampai melorot, menunjukkan strap bra hitam yang ia kenakan di balik kaos. Rambut hitamnya dijepit asal-asalan di belakang kepala. Aiden tersenyum melihatnya.

BRAK

Mia tanpa sengaja membanting buku-bukunya di atas meja sebelum duduk beralaskan karpet di depan Aiden.

"Banyak tugas?" Tanya Aiden.

Mia hanya mengangguk. Ia memasang kacamata berbingkai bulat yang tadinya ia bawa pakai gigi karena tangannya penuh. Mia mengangkat hpnya agar bisa melihat jam.

"Sampe jam setengah sebelas aja. Habis itu istirahat. Om juga. Kalo nggak bisa tidur nanti saya tidurin kayak kemarin."

"Tidurin?" Aiden suka rencana itu.

"Maksudnya bikin om ketiduran. Pijatan tangan dewa." Mia meliriknya sekilas.

Aiden kecewa, "Oh."

Mia langsung memulai pekerjaannya. Ia membuka beberapa buku dan jurnal sekaligus. Sesekali ia memutar rekaman percakapan dokter dari hpnya, baru kemudian mencatat. Meski tulisan Mia mirip cakar ayam, ia menyusun catatannya cukup rapi.

Aiden sama sekali tak bisa konsentrasi.

Bagaimana bisa konsentrasi kalau di hadapannya ada Mia?

Kaos Mia berkerah rendah dan amat longgar. Ia bisa memandangi lehernya dari belakang. Bahunya juga. Sesekali Mia membetulkan rambutnya hingga membuat Aiden menelan ludah. Tidak ada satupun dari gerakan Mia yang sensual, tapi bagi Aiden, kehadiran Mia di sini sudah cukup membuatnya hilang fokus.

Aiden menyerah. Dia menutup laptopnya lalu mengambil buku sketsa. Percuma dia bekerja, tak akan bisa konsentrasi. Lebih baik menggambar saja. Sebelum sempat menyadari apa yang ia gambar, sketsa Mia yang nampak dari belakang sudah hampir jadi. Ia melirik Mia yang sedang mengusap lehernya. Cewek itu mengangkat hp untuk mengecek jam. Sudah hampir jam sebelas. Ia mendongak untuk melihat Aiden yang masih menggambar.

"Om, istirahat."

Aiden mengangguk tanpa melihatnya.

"Lagi gambar apa?" Tanya Mia lagi.

Aiden menghentikan kegiatannya. Ia menutup buku sketsa lalu melepas kacamata, enggan memberitahu cewek itu kalau yang sejak tadi ia gambar adalah dirinya.

trouble [selesai]Where stories live. Discover now