42 | BELAJAR DARI RARA

50.7K 6.4K 432
                                    

Buat nemenin hari Rabu kalian, nih.

***

Setelah makan siang yang terlambat hari itu, Aiden dan Mia berpamitan untuk langsung istirahat di kamar atas. Mereka harus memberi kabar kepada seluruh anggota kerajaan. Aiden hanya mengirimkan pesan singkat pada Ali dan Mamanya. Sedangkan khusus untuk Pangeran Bastien dan Putri Claire, Aiden lebih memilih melakukan video call langsung.

"Siap?" Tanya Aiden ketika panggilan masih berdering. Mia gugup, tentu saja. Apalagi mereka akan bicara dengan kedua orang yang punya kedudukan paling tinggi di Alois.

"Saya harus nundukin kepala dulu, nggak?" Mia bingung, nih.

"Karena nggak ketemu langsung, jadi nggak perlu."

"Allô?" Wajah Alan muncul di layar. "Monsieur le Duc." Ia mengangguk singkat untuk menyapa Aiden.

"Bastien ada di sana?" Tanya Aiden langsung.

"Kebetulan saya sedang bersama mereka sekarang. Anda ingin bicara?" Yang dimaksud Alan pasti Capéo bersaudara. Aiden hanya mengangguk singkat.

"Qui est à l'appareil (Siapa yang telepon)?" Suara Putri Claire terdengar lirih di seberang.

"Ne quitte pas (Tunggu sebentar)." Alan memberikan telepon pada sang Putri. Kini wajah cantik Putri Claire terpampang di layar. Kedua pipinya menunjukkan rona kemerahan, tidak seperti saat terakhir kali Mia bertemu dengannya. Melihat wajah Aiden, ekspresi Putri Claire datar-datar saja. Aiden memang bukan orang favorit Putri Claire. Namun begitu wajah Mia menyembul di sebelah Aiden, Putri Claire langsung tersenyum amat manis.

"Amelia." Sapa Putri Claire.

"Amelia?" Kini mereka mendengar suara Pangeran Bastien juga. Kedua mata Putri Claire tertuju pada seseorang di depannya. Ia mengangguk dan memutuskan duduk di sebelah kakaknya agar mereka bisa melakukan video call bersama.

"Monsieur le Roi. Mademoiselle de Capéo." Aiden menyapa mereka satu persatu sambil mengangguk singkat. Mia hanya melambai ke arah kamera. Senyumnya lebar.

"How are you?" Tanya Pangeran Bastien. Senyum Mia menular. Pangeran Bastien dan Putri Claire ikut tersenyum lebar saat melihatnya.

"We're all-" Ucapan Aiden terpotong karena Mia menghalangi pandangannya dari layar.

"WE ARE MARRIED NOW (KAMI UDAH NIKAH, LHO)!" Seru Mia di depan kamera. Aiden hanya geleng-geleng kepala, namun tetap membiarkan Mia memonopoli layar.

Wajah kedua petinggi Alois itu terkejut. Namun mereka langsung tertawa tak lama kemudian.

"Félicitations pour le mariage (Selamat atas pernikahan kalian)! Soyez heureux (Semoga berbahagia)." Putri Claire turut senang. Rona di wajahnya makin kentara.

"Congratulations, cousin (Selamat ya, sepupu)!" Giliran Pangeran Bastien yang menyelamati mereka berdua. "Welcome to the family, Amelia (Selamat datang ke keluarga besar)."

"I can't wait to meet you all again (Nggak sabar banget buat ketemu sama kalian lagi)!" Mia tak dapat menutupi rasa antusiasnya.

"You know what, Amelia? I grant you one wish for your wedding's present (Tau, nggak? Kamu boleh minta satu permohonan sebagai hadiah pernikahan kalian)." Ujar Pangeran Bastien. Entah kenapa dia ikut merasa antusias karena melihat Amelia. Cewek ini punya aura yang menyenangkan.

"One wish (Satu permohonan)?"

Pangeran Bastien mengangguk, "Anything (Apapun)."

"Very nice of you, Monsieur le Roi (Anda baik sekali, Yang Mulia). But I'm afraid you'll regret it (Tapi saya khawatir nanti anda menyesal). Giving my wife a wish can be dangerous (Ngasih istri saya satu permintaan bisa berbahaya, lho)." Sahut Aiden. Ia langsung mengaduh karena merasakan perutnya dicubit oleh Mia.

trouble [selesai]Where stories live. Discover now