27 | FLASH MOB

44.1K 6.6K 669
                                    

Hari minggu. Weekend. Hari yang ditunggu-tunggu oleh Mia dan Anton.

"Semua di posisi?" Tanya Mia ke HT di tangan. Tangan lainnya sedang memegangi kotak cincin yang dititipkan Anton padanya. Ia menaruh cincin itu ke dalam tas supaya tidak hilang.

Tak berapa lama, terdengar jawaban, "Siap."

Mia mendongak menatap Aiden. Cowok itu kelihatan agak setengah hati harus kencan di Kebun Binatang Surabaya. Namun rasa penasarannya tentang lamaran Anton lebih mendominasi. Jadi di sinilah ia sekarang. Bersembunyi di dekat kandang Harimau sambil makan kacang kulit. Kepalanya terlindung topi yang sama dengan yang dikenakan Mia.

"Mereka dimana?" Tanya Aiden.

"Lagi nontonin Gajah atraksi."

"Tugas saya apa?"

"Dokumentasi. Siapin kamera."

"Kalo ditolak?"

"Yaudah, cari ide lamaran lain."

"Kamu optimis, ya?"

"Kalo nggak optimis nanti nggak sukses, om. Yuk!" Mia menggandeng tangan besar Aiden agar mereka keluar dari tempat persembunyian.

"Saya pengen jalan-jalan sama kamu. Masih lama kan lamarannya?"

Mia mengangguk, "Ke akuarium?" Ia memasukkan HT ke dalam tas.

Aiden membuka tutup botol minuman isotonik sebelum mengulurkannya pada Mia. Cewek itu langsung minum banyak-banyak. Ternyata capek juga mengatur situasi dan kondisi tim flash mob di kebun binatang. Tempat ini besar sekali. Mana pengunjungnya juga banyak karena sedang akhir pekan.

Sebelum masuk ke akuarium, Mia mengajak Aiden untuk mampir beli es krim. Cuaca cukup panas, jadi Mia bawaannya ingin makan es krim sepuluh bungkus.

"Kamu habiskan semua?" Aiden mengangkat satu alis karena melihat kantong plastik penuh es krim di tangan Mia.

Cewek itu mengangguk dan makan es krim pertama sambil jalan. Satu tangannya melingkari lengan Aiden. Ia menikmati jadi pusat perhatian pengunjung kebun binatang yang rata-rata harus menengok dua kali untuk memastikan sosok yang berjalan di sebelahnya betulan bule.

Bule di Surabaya memang banyak, tapi yang bentukannya macam Aiden selalu sukses mencuri perhatian. Biasanya Mia memandang rendah bule-bule cowok yang berkeliaran didampingi sosok perempuan Indonesia. Perempuan-perempuan itu mungkin jadi pemandu. Mungkin jadi pasangan. Bisa jadi juga keduanya. Sekarang Mia malah jadi salah satunya.

Mereka masuk ke dalam akuarium setelah membayar karcis. Aiden serius melihat-lihat ikan yang ada di kolam depan pintu masuk.

"Itu Arwana bukan?"

Mia menggeleng. "Bukan. Ikan predator sungai. Kalo ditaruh ke dalem sungai Indonesia, bisa bikin punah ikan lokal."

"Terus asalnya dari mana?"

"Amazon."

"Nama ikannya apa?"

Mia mengedikkan bahu, "Arapaima mungkin."

Aiden mengecek papan yang menyediakan keterangan ikan di kolam sekilas, lalu memandang Mia takjub. "Kamu kok ngerti segala hal, sih?"

"Suka baca. Memori bagus. Otak pinter. Calon dokter. Kombinasi semuanya." Jawab Mia dengan nada sombong. Padahal ia tahu gara-gara keseringan nonton National Geographic di TV.

Aiden meletakkan satu tangan di sekeliling bahu Mia, tertawa kecil.

"Om, saya penasaran, deh. Kenapa mau nikahin saya?"

trouble [selesai]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon