•☀️06☀️•

1.7K 397 718
                                    

Semuanya terlihat sempurna. Dua piring pancake yang dilengkapi dengan buah-buahan dan sirup maple sudah siap di atas meja makan. Tidak lupa juga dengan jus jeruk yang segar. Aku berjalan sambil berjinjit ke depan pintu kamar Haechan dan berusaha mendengarkan suara yang muncul dari dalam kamar.

Aku segera berlari kecil dan duduk di meja makan setelah mendengar langkah kakinya yang mengarah ke pintu. Haechan keluar dari kamar, ia berpakaian rapi. Kemeja, dasi, celana hitam panjang dengan ikat pinggangnya. Jasnya ia gantungkan di lengannya.

"Haechan­-ah! Ayo sarapan! Aku sudah bikin pancake." Ajakku.

"Aku tidak sarapan."

"Eh?" Aku bergegas menghampirinya.

"Jangan begitu. Tidak baik untuk kesehatan. Harus sarapan dulu biar bisa berkonsentrasi dengan baik.."

"Selama ini aku baik-baik saja. Jangan lupa bersihkan peralatannya habis makan." Haechan memasang sepatunya dan membuka pintu.

"Tapi..."

Pintu tertutup.

"Tapi... aku kan udah siapin buat kamu..."

Aku kembali dan menatap pancake yang ada di meja. Terlalu banyak untukku habiskan semua sendirian, tapi jika tidak dihabiskan sayang juga... tidak boleh membuang-buang makanan...

"Baiklah, hari ini kita akan melakukan pemotretan yang mana hasilnya akan menentukkan apakah kalian bisa tetap lanjut untuk menjadi trainee di Core, ataukah perjalanan kalian bersama kami akan berhenti sampai di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baiklah, hari ini kita akan melakukan pemotretan yang mana hasilnya akan menentukkan apakah kalian bisa tetap lanjut untuk menjadi trainee di Core, ataukah perjalanan kalian bersama kami akan berhenti sampai di sini." Ucap Coach Alice.

Evaluasi memang akan diadakan setiap akhir minggu, dan ini adalah evaluasi yang pertama.

Semua peserta sedang dimakeup dan distyling rambutnya. Mereka yang sudah selesai bisa mengganti baju mereka dengan baju-baju yang sudah dipersiapkan. Evaluasi pertama ini murni hanya menilai bagaimana kita berpose di kamera.

"Maaf aku terlambat."

"Tidak apa-apa, model juga belum ada yang benar-benar siap kok." Jawab Alice.

Haechan segera melepaskan jasnya, membuka kancing lengan kemejanya dan menggulung lengan baju itu sebatas sikunya. Tak berhenti sampai di situ, Haechan juga membuka dua kancing teratas kemejanya. Aku bisa melihat semua adegan itu selagi penata busana sedang memperbaiki bajuku.

Terpesona. Tidak ada kata yang lebih tepat selain itu. Tetapi sayangnya, tidak hanya aku yang terpesona. Wanita-wanita lain yang ada di sana juga jatuh hati melihatnya. Aku sedikit kesal.

Haechan mengecek lighting untuk pemotretan, memastikan semuanya telah diposisikan dengan baik. Setelah set oke, Haechan mengambil kameranya dan mencoba mengambil beberapa gambar.

"Ok, I'm ready." Lapor Haechan.

"Oke mari kita mulai."

Aku menunggu giliranku sambil memperhatikan peserta yang sedang pemotretan. Memang tidak perlu diragukan setiap orang yang ada di sini tidak mungkin biasa-biasa saja. Semua punya kelebihan dan keunikannya.

Orbit✔ • Lee HaechanWhere stories live. Discover now