•☀️07☀️•

1.7K 382 626
                                    

Aku terbangun dan langsung memegangi kepalaku yang sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku terbangun dan langsung memegangi kepalaku yang sakit. Seharusnya aku berhenti di gelas ketiga kemarin...

Aku baru tersadar kalau aku tidur di sofa, aku mencoba mengingat kenapa aku tidur di sini tapi kepalaku menjadi tambah sakit.

Ya sudah lah... nanti juga ingat sendiri...

Aku berjalan lunglai untuk mengambil minuman untuk menyegarkanku. Untung saja hari ini tidak ada pelatihan, aku akan menikmati hari libur ini untuk bermalas-malasan di rumah. Aku memasak ramyeon untuk mengatasi pengarku.

Aku makan dengan lahap dan baru teringat dengan Haechan. Aku membuka pintu kamarnya perlahan untuk mengecek apakah dia ada di dalam atau tidak. Tidak ada. Sepertinya dia juga bekerja hari ini.

Sebenarnya selama ini aku penasaran juga dengan isi kamar Haechan. Aku masuk dan melihat-lihat kamarnya. Kamarnya sebenarnya tidak terlalu rapi... tetapi untuk seorang laki-laki, cukup rapi.

Di dinding ada satu area tempatnya menempelkan hasil-hasil jepretannya. Aku tidak pernah tahu kalau dia pernah belajar tentang fotografi jadi untuk seorang amatir hasil fotonya menyaingi seorang profesional.

Meja belajarnya dipenuhi dengan buku-buku bisnis. Sepertinya dia mencoba memperdalam ilmu bisnisnya. Aku teringat dengan ucapan ayah Haechan bahwa dia akan memberikan perusahaan pada Haechan jika dia sudah menikah. Mungkin Haechan sedang bersiap, mengingat kita sekarang sudah menikah.

Aku duduk di tempat tidurnya, empuk sekali. Aku berbaring di kasur itu, memperkirakan bagaimana posisi tidur Haechan. Aroma tubuh Haechan langsung tercium di bantal dan selimutnya.

Seandainya setiap pagi saat aku membuka mata, wangi ini yang pertama kali masuk ke hidungku... tidak akan ada hari yang buruk.

"Oh! Ramyeonku!" Aku baru teringat dengan ramyeonku, aku segera berlari keluar.

"Ah... udah mulai ngembang..." Aku segera menyelesaikan makanku lalu membereskan meja.

"Kenyang~" Aku merebahkan diriku di atas sofa dan menyalakan TV. Aku menonton berbagai acara dari yang membuatku mengomel, menangis, hingga terbahak-bahak sendiri.

"Ah... coba saja ada Haechan, pasti lebih seru." Aku menyayangkan karena aku menontonnya sendiri.

"Halo?" Aku mengangkat telepon yang masuk ke ponselku.

"Oh... Ne eomeoni... Ne-ne..."

Telepon dari ibu tiri Haechan, atau yang lebih sering kusebut ibu Taeyong. Dia memintaku untuk datang ke rumahnya. Padahal inginnya bersantai seharian di rumah... tapi mau bagaimana lagi, meskipun begitu dia juga ibu Haechan.

Sesampainya aku di rumah orang tua Haechan, ibu Taeyong segera menyambutku.

"Jinhee-ya~ kau sudah tiba."

Orbit✔ • Lee HaechanWhere stories live. Discover now