•☀️18☀️•

1.6K 347 563
                                    

HAECHAN POV

"Ibumu?" Tanyaku.

"Iya..."

"Kenapa?"

"Dia bilang dia akan datang ke Seoul untuk menemuiku..."

"Benarkah? Kalau begitu ayo pergi bersama, aku belum pernah memberi salam."

"Tidak, jangan sekarang. Ini bukan waktu yang tepat."

"Oh... baiklah, mungkin lain kali. Tapi apakah ada masalah?"

"Ehm, ya... urusan keluarga..."

"Baiklah."

"Haechan-ah, berhubung besok pagi itu aku harus menjemput ibuku di bandara, sepertinya aku tidak bisa pergi memancing bersama ayahmu."

"Ya. Katakan saja padanya kalau kau tiba-tiba ada urusan."

"Tidak... jangan begitu... aku kan tidak enak. Lagian ini sudah larut malam, tidak sopan membatalkannya di detik-detik terakhir begitu. Sebagai gantinya, kau saja yang pergi ya?"

"Aku?"

"Iya. Tolong katakan permintaan maafku karena aku tidak bisa datang."

"Kamu yang bikin janji kok jadi aku yang pergi? Aku gak mau ah."

"Haechan-ah... tolong, sekali ini saja... ya?"

Aku menatap matanya... sepertinya aku tidak bisa menolak karena tatapannya itu.

"Yah... baiklah... aku akan pergi... sebagai gantinya kau harus mentraktirku makan ya!"

"Iya! Baiklah! Terima kasih!"

"Eh! Mau kemana?" Tanyaku karena melihatnya pergi dari ruang tengah.

"Oh, aku harus segera tidur karena besok harus bangun pagi." Dia masuk ke dalam kamarnya.

Aku melihat ke layar TV yang ada di depanku... dan mematikannya.

Karena janjiku pada Jinhee... walau sangat malas, aku tetap pergi ke pemancingan keluargaku.

"Oh? Jinhee mana?" Tanya ayahku.

"Dia ada urusan mendadak jadi dia memintaku untuk menggantikannya ke sini."

"Oh... Ambillah peralatan memancingmu." Katanya sambil melemparkan kailnya ke air.

Ada begitu banyak alat pancing yang berjejer di dinding dan aku memilih salah satunya secara acak dan mulai memancing.

"Ayah pikir kau menikahi Jinhee hanya karena ingin mengambil alih perusahan karena apa yang ayah katakan padamu... ternyata tidak begitu ya..."

"Ya..." Jawabku seadanya.

"Dia kemarin datang ke rumah, membuatkan bucket bunga untuk ibumu. Dia meletakkan bunga itu di atas tempat tidurnya. Sepertinya mereka sangat dekat. Karena itulah ayah akhirnya percaya kalau kalian menikah memang karena saling menyayangi."

Bunga? Ibu pasti senang...

Alasan dari halaman belakang rumah yang begitu luas adalah ibuku yang suka dengan bunga. Ayah ingin kebun itu ditumbuhi banyak bunga dari berbagai jenis dan warna karena ibuku menyukainya. Walau pada akhirnya ibuku tidak pernah menikmati pergi ke kebun lagi, ia tidak pernah menginjakkan kakinya ke sana lagi jika tidak denganku.

"Jagalah Jinhee baik-baik... jangan seperti ayah... ayah tahu ayah sudah melakukan kesalahan dan ayah menyesalinya. Walau menyesalinya ketika semuanya sudah terlambat..."

"Tetapi kamu yang baru saja memulai lembar baru itu dalam hidupmu, jangan melakukan sesuatu yang akan kau sesali kelak..."

"Iya aku mengerti." Jawabku yang sudah tidak tahan mendengarnya.

Orbit✔ • Lee HaechanWhere stories live. Discover now