•☀️10☀️•

1.7K 360 694
                                    

"Hoammm~" Aku merentangkan kedua tanganku dan berjalan menuju dapur. Badanku sudah terasa sangat segar, tidak lagi demam. Untungnya hari ini adalah hari libur, jadi aku bisa sedikit bersantai.

Aku membuat roti panggang untuk mengisi perutku di pagi hari ini dan menyiapkan segelas susu sebagai mendampingnya.

Bruk...

Aku langsung berbalik ke arah suara.

"Eh? Kenapa ada suara?"

Aku melihat jam dinding sudah menunjukkan jam 10 pagi. Aku berjalan mendekat ke pintu kamar Haechan karena suaranya berasal dari sana.

"Masa ada kucing di sana? Atau tikus ya?"

Aku mengambil sapu untuk berjaga-jaga jikalau ada tikus di dalam kamar Haechan. Aku memegang ganggang pintu kamar itu dan bersiap-siap.

Sebenarnya, kalau ditanya aku takut tikus atau tidak... tidak, aku tidak takut. Hanya saja aku selalu terkejut dan berteriak saat binatang kecil itu bergerak. Apalagi jika dia berjalan ke arahku. Kau tahukan tikus bisa berjalan dengan sangat cepat?

Aku membuka pintu itu dan langsung fokus melihat ke bawah untuk mencari tikus.

Drrrtt drrttt

Itu adalah suara getaran ponsel yang ada di atas lantai.

"Oh? Ponsel Haechan? Ketinggalan ya?" Aku mengambil ponsel itu dan menaruhnya ke atas buffet samping kasur. Rupanya suara tadi itu adalah suara ponsel ini yang terjatuh ke lantai.

"Oh? Lee Haechan?" Aku baru menyadari bahwa Haechan masih berbaring di atas kasurnya.

"Tumben jam segini masih tidur? Apa dia libur ya hari ini?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tumben jam segini masih tidur? Apa dia libur ya hari ini?"

Drrttt drrttt

Ponsel Haechan kembali bergetar. Itu adalah telepon dari Jisung. Aku mengangkat telepon itu dan berbicara berbisik di pojok dekat pintu agar Haechan tidak terbangun.

"Jisung-ssi, ini aku Jinhee."

"Ah, Jinhee-ssi, kau sedang bersama Mr. Lee?"

"Iya, dia masih tidur. Memangnya hari ini dia libur ya?"

"Masih tidur? Apa Mr. Lee baik-baik saja? Biasanya kalaupun ia masih tidur, ia akan terbangun jika kutelepon."

Aku mendekati Haechan.

"Haechan-ah..." Aku menusuk-nusukkan telunjukku ke bahunya.

"Jinhee-ssi, untuk sementara aku akan mengosongkan jadwalnya hari ini. Tolong beritahu Mr. Lee."

"Oh, baiklah."

Aku menutup telepon itu.

"Gak sakit kan?" Aku menaruh telapak tanganku ke dahinya. Dia demam ringan.

Orbit✔ • Lee HaechanWhere stories live. Discover now