•☀️24☀️•

1.5K 304 303
                                    

Kepalaku terasa sangat sakit, aku terus memeganginya berharap itu akan membuatnya membaik. Aku perlahan bangkit dari kasurku sambil membuka mata.

"Oh? Ini bukan kasurku..."

Aku melihat ke sekeliling.

"Aku dimana ya?"

Ruangan yang tampak asing bagiku, tetapi aku yakin kalau ini bukan kamar laki-laki. Aku berjalan ke dapur untuk mencari minuman untuk menyegarkan tenggorokanku yang terasa kering selagi mengingat-ingat apa yang terjadi.

"Argh! Selalu sulit untuk mengingatnya. Ya sudah deh, nanti juga ingat."

Aku meminum sebotol air mineral dari lemari pendingin sekaligus sampai habis tanpa menyisakan seteguk pun.

"Ahh..."

Aku mengelilingi tempat itu untuk mencari pemiliknya, tetapi tidak ada siapapun di sana selain aku. Meskipun begitu, ada beberapa foto menghiasi sisi-sisi dinding tertentu. Dari sanalah aku bisa mengetahui kalau aku sedang berada di tempat tinggal Irene sekarang.

"Tapi ini jam berapa ya?"

Ting tong...

Baru saja aku ingin mencari ponselku, suara bel berbunyi. Aku mencari tahu siapakah gerangan yang membunyikan bel rumah Irene, aku melihat melalui intercom.

"Taeyong oppa?! Ngapain ke sini? Memangnya dia dan Irene saling kenal?" Aku bicara pada diriku sendiri.

Aku menyalakan sambungan suaranya.

"Taeyong oppa?" tanyaku.

"Iya. Ini aku."

"Kenapa...?"

"Kau tidak melihat cacatan yang ada di kulkas?"

Aku bergegas pergi kembali ke kulkas. Aku tidak merasa melihat sebuah catatan di kulkas, tetapi ternyata memang ada satu.

Aku meminta Lee isanim untuk menjemputmu di sini. Aku ada jadwal perngambilan gambar untuk final hari ini, jadi aku tidak bisa mengantarkanmu pulang. –Irene.

Setelah membaca pesan itu, aku bergegas membukakan pintu untuk Taeyong oppa. Ia mengarahkan tangannya ke dahiku, namun secara refleks aku menghindari tangannya.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya.

"Irene bilang sepertinya kau flu."

"Aku?" Aku memegangi dahiku untuk mengecek suhu tubuh.

"Kayaknya aku baik-baik saja deh." Ucapku lagi.

"Ya sudah syukurlah kalau memang baik-baik saja. Final tinggal beberapa hari lagi, jangan sampai kau sakit. Ambillah barang-barangmu, aku akan mengantarmu pulang."

"Oh... baiklah. Tunggu sebentar."

Aku bergegas mengambil ponsel, jaket dan tasku di kamar.

"Sudah."

Kami pergi menuju mobil Taeyong oppa, dia membukakan pintu untukku.

"Achuu!" Aku menatap Taeyong oppa yang terhenti saat ingin menutup pintuku.

"Katanya tadi baik-baik saja?"

"Iya... kenapa tiba-tiba bersin ya? Hehe..."

Taeyong oppa masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengamannya.

"Ayo ke rumah sakit dulu."

"Eh? Tidak perlu sampai seperti itu..."

"Kau lupa? Final sebentar lagi... Aku khawatir kau masih saja sakit sampai final tiba nanti."

Orbit✔ • Lee HaechanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora