Bab 44

624 111 5
                                    

Meskipun Nan Ge Er untuk sementara waktu bisa menghadapi Mo Shu dengan 'mengorbankan tubuhnya', tapi ia masih tidak bisa menjamin kapan Mo Shu akan berubah pikiran, atau terbawa oleh hasrat hati dan melakukan sesuatu padanya. Oleh karena itu, setelah menenangkan Mo Shu, ia pergi keluar untuk mengumpulkan informasi.

Bagaimanapun, ia dulunya adalah Pangeran Li. Bahkan jika kekuatannya sebagai pangeran telah dilucuti, dan ia telah meninggalkan Bei Jun enam tahun yang lalu, ia secara alami masih mempunyai cara unik untuk mengumpulkan informasi.

Hari ini, saat Mo Shu bangun, ia mendengar bahwa Nan Ge Er telah pergi keluar. Karena tidak tertarik melakukan apa pun, ia menghabiskan sepanjang siang itu dengan menetap di atas bed stove.

Tentu saja, ia tidak ingin melarang Nan Ge Er pergi ke mana pun. Itu hanya karena Nan Ge Er biasanya selalu bisa ia temui kapan pun ia mau, jadi ia merasa agak menderita dan gelisah saat Nan Ge Er tiba-tiba tidak ada dalam lapang pandangnya.

Lagipula, mereka baru saja mengalami kemajuan kemarin, kan? Mengapa Xiao Nan bisa keluar cepat sekali hari ini? Dan tanpa keengganan sama sekali!

Pemikiran ini semakin memperburuk suasana hatinya.

Biasanya, saat ia pulang dari berpergian di dini hari, ia pasti melihat wajah Nan Ge Er yang tengah tidur. Jika beruntung, ia bisa menyentuh atau menciumnya juga.

Siang harinya, ia pulang dengan sangat bahagia.

Namun, tidak ada satu jiwa pun yang terlihat saat ia memasuki ruangannya.

Karena itu, kegembiraannya pun berubah menjadi kesuraman. Ia mematung di atas bed stove sambil menunggu Nan Ge Er pulang.

Sebenarnya, meskipun Nan Ge Er sedang keluar, tapi laporan keberadaan Nan Ge Er masih datang kepadanya tanpa henti, jadi ia tidak perlu terlalu mencemaskannya.

Meskipun demikian, ada satu hal yang perlu diketahui; tidak melihatnya secara langsung adalah masalah lain.

Bagaimanapun, Mo Shu hanya merasakan ketidaknyamanan dan kegelisahan di seluruh ruangan, membuatnya ingin keluar dan mencarinya.

Namun, ia juga mengerti, karena Nan Ge Er tidak mengajaknya, itu pasti berarti ada sesuatu yang harus ia selesaikan sendiri. Oleh karena itu, ia akan mengganggu Nan Ge Er jika pergi bersamanya.

Jadi, ia tidak punya pilihan selain duduk diam, sambil terus menebak-nebak di dalam hati tentang apa yang sebenarnya sedang dilakukan Nan Ge Er, dan apakah ia kedinginan. Ia juga mendengar bahwa Nan Ge Er pergi tanpa sarapan, jadi ia bertanya-tanya apa Nan Ge Er sudah makan sesuatu yang bergizi di luar sana?

Segala macam pikiran memenuhi benaknya. Terkadang, ia cukup sibuk, tapi ia tidak bisa berkonsentrasi meski ada orang lain yang datang untuk mendiskusikan masalah dengannya.

Akibatnya, semua orang pun berhenti mengajaknya berdiskusi, membiarkannya gelisah sendirian di sana.

Meski demikian, meskipun Mo Shu mampu menahannya sejenak, tapi begitu siang berlalu, ia turun dari bed stove dan mulai mengelilingi rumah —ia benar-benar ingin mencarinya.

Namun tetap saja, ia tidak ingin membuat Nan Ge Er kesal, jadi ia hanya bisa terus mondar-mandir sebagai upaya untuk mengurangi kekhawatiran di dalam hatinya.

Namun, saat hampir tiba waktunya makan malam, seseorang datang untuk melapor, mengatakan bahwa Nan Ge Er sepertinya akan pulang, karena telah naik kereta dan menuju ke arah ini.

Mendengar itu, Mo Shu langsung menjadi energik. Ia bergegas mengenakan jubah dan keluar.

Ia berdiri di dekat pintu untuk menunggu kedatangannya.

[end] Spring Trees and Sunset CloudsWhere stories live. Discover now