Bab 25

707 124 5
                                    

Pada suatu hari, di akhir musim gugur, Mo Shu berjalan melewati aula dan langsung menuju ke halaman depan tempat Nan Ge Er berada —meledak dengan kegembiraan saat melakukannya. "Ayo pergi."

"Pergi?" Membersihkan gulma di kebun, Nan Ge Er melirik Mo Shu, menganggap pria itu agak konyol.

"Ke gunung."

"Hah?" Nan Ge Er menatapnya, bahkan lebih bingung.

"Ini saat yang tepat untuk berburu; Zhu Xi memperbolehkannya." Mo Shu menjawab sambil tersenyum.

"Berburu?" Nan Ge Er mengulangi dengan linglung.

"Ayo pergi." Mo Shu menarik Nan Ge Er dalam sekejap, lalu berlari keluar.

"Hei." Nan Ge Er ditarik oleh Mo Shu, dengan lumpur di satu tangan dan rumput di tangan yang satunya lagi. "Kau belum menjelaskannya, kenapa harus pergi?"

"Untuk berburu di gunung." Mo Shu menampakkan ekspresi yang sedikit bingung. "Bukankah aku sudah mengatakannya tadi?"

"Kau pergi ke gunung itu tidak ada hubungannya denganku!" Nan Ge Er membentak, sambil menggosokkan tangannya yang berlumpur ke pakaian. Mo Shu lah yang mencuci semua pakaian, itulah sebabnya Nan Ge Er bisa mengotori pakaiannya tanpa banyak berpikir.

Mengabaikan gerakan kecil Nan Ge Er, Mo Shu terkekeh. "Zhu Xi bilang aku boleh pergi jika kau mau pergi denganku."

Nan Ge Er menyentakkan bibirnya. "Jadi?"

"Ayo pergi bersama." Mo Shu tersenyum. "Pergi ke gunung itu sangat menyenangkan. Anak-anak di kabupaten ini suka mendaki gunung, tapi mereka tidak patuh sepertimu, jadi aku tidak akan mengajak mereka."

Nada suara Nan Ge Er tidak menyenangkan. "Aku harus berterima kasih karena pujianmu." Kaulah yang anak-anak di sini; seluruh keluargamu adalah anak-anak, Bangsat!

"Tidak perlu berterima kasih padaku." Mo Shu terkekeh. "Ayo cepat pergi."

Nan Ge Er berusaha melepaskan diri, tetapi tidak berhasil. Ia tidak punya pilihan selain pasrah. "Aku tidak mau pergi."

"Kenapa tidak?" Bukannya memperlihatkan ekspresi kaget, Mo Shu justru tersenyum kepadanya.

"Sangat merepotkan." Alis Nan Ge Er berkerut.

"Itu sangat menyenangkan." Mo Shu tertawa. "Apa kau tidak ingin melihat sesuatu yang menyenangkan?"

"Tidak." Mengambil kesempatan saat Mo Shu terganggu, Nan Ge Er dengan paksa menarik tangannya kembali. Aku sudah puas hanya dengan hidup sendiri. Adapun hal-hal yang tidak diperlukan untuk bertahan hidup, contohnya yang disebut sebagai 'kesenangan', aku tidak begitu menginginkannya.

"Kenapa kau menggunakan kekuatan sebanyak itu?" Mo Shu mengerutkan kening. "Apa tanganmu tidak sakit?"

"Tidak." Nan Ge Er melirik lengannya sendiri saat berkata dengan dingin. Ia berbalik dan pergi, sambil terus membersihkan lumpur di tangannya. Ia memang merasa agak sakit, tapi tidak terlalu parah.

"Xiao Nan." Mo Shu memanggil di belakangnya, nadanya kesal. "Aku tidak suka sikapmu ini." Nan Ge Er terus berjalan bahkan tanpa menoleh. "Kau tidak ingin melihatku marah, kan?" Suara Mo Shu lebih dalam dari sebelumnya, dengan menguarkan sedikit ancaman.

Nan Ge Er hanya berjongkok dengan punggung yang membelakanginya. Dengan mempertimbangkan semua hal, ia berpikir bahwa Mo Shu bukanlah seseorang yang akan melampiaskan amarahnya pada orang lain ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya, jadi Nan Ge Er berani mengabaikannya seperti itu. Bahkan jika Mo Shu ingin menyerang ... Sejujurnya, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya ingin bertahan hidup karena instingnya, sembari ingin hidup dengan baik juga. Namun, ia tidak terobsesi dengan kebutuhan untuk bertahan hidup. Ia hanya mencoba yang terbaik, tanpa keinginan untuk terus hidup dengan segala cara. Singkatnya, ia hanya merasa lelah dan malas.

[end] Spring Trees and Sunset CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang