Seven : Baby day care - Asahi + Suga

7.7K 1.1K 157
                                    

Dan sesuai jadwal yang sudah dibuat, dan karena Suga gagal memohon agar Hinata bersamanya. Maka Asahi adalah orang yang akan mengajak Hinata hari ini.

Pagi ini, Suga mempersiapkan Hinata sebaik mungkin, mulai dari memandikannya, memakaikan bedak, pakaian serta menyiapkan persiapan Hinata nantinya, seperti popok, pakaian lengkap, bubur bayi, susu, hingga mainan.

Dengan penuh kesedihan akhirnya Suga melepas Hinata ke pelukan Asahi.

Sedangkan Asahi yang baru saja belajar cara menggendong Hinata hanya bisa gemetaran dan hampir menangis karena tidak bisa mengajak Hinata.

Melihat itu Suga akhirnya memutuskan sesuatu. Dia menelpon Daichi untuk meminta keputusan.

"Daichi, biarkan saja Hinata bersamaku, oke? Asahi tidak bisa mengajak Hinata, dia bahkan gemetaran tidak jelas sejak tadi," kata Suga sebagai pembuka.

Jeda.

Daichi akhirnya menjawab, "Biarkan aku yang bicara pada Asahi," Suga pun memberikan handphonenya pada Asahi. Dan setelahnya Asahi panik karena suara kemarahan dari Daichi.

Setelah beberapa menit, Asahi mengembalikan handphone milik Suga. "Apa kata Daichi?!" tanya Suga tidak sabar. Asahi sekarang berkeringat dingin.

"Dia ingin kita menjaga Hinata... Berdua," Asahi kini menatap Hinata yang ada di gendongannya.

"Hi... Umm," Asahi tertegun mendengar suara imut Hinata. "Apa dia memanggilku 'Hi'?" tanya Asahi tidak percaya, dan Suga mengangguk.

Asahi terharu. Dia memeluk Hinata dengan hangat. "Aku akan menjaga Hinata, aku tidak tahu kalau dia sangat sangat imut," kata dia sambil mengusap air mata di sudut matanya.

Dan hari ini mereka berdua menjadi pengasuh Hinata. Setidaknya Asahi tidak perlu berteriak atau menangis frustasi karena tidak bisa mengajak Hinata. Atau berkeringat dingin karena dimarahi Daichi.

Dan opsi terakhir adalah yang paling dia takuti.

Sekarang Hinata sedang duduk di karpet bulu -yang kebetulan dibawa oleh Suga tadi, bersama Asahi yang kini sedang mengajaknya bermain bola voli.

Bahkan beberapa kali suara tawa dari Hinata menggema ke seluruh rumah Asahi, dan membuat Suga yang ada di dapur ikut tertawa kecil.

"Sepertinya kalian jadi semakin dekat sekarang," kata Suga dengan susu dan kue khusus bayi di tangannya. Setelah duduk di atas karpet bulu, dia menarik perhatian Hinata dengan cara mengulurkan tangan. Hinata yang melihat itu langsung merangkak menuju Suga.

"Nah, waktunya minum susu," ucap Suga sambil meraih Hinata. Kemudian mendudukkannya di atas paha.

"Sepertinya Hinata nyaman bersamamu, Suga," kata Asahi. Suga yang mendengar itu jadi tersipu dan terkekeh kecil. "Aku rasa kau benar," dan dia juga setuju dengan perkataan Asahi.

"Aku ingin sekali punya anak seperti Hinata," ucap Suga, dan ditanggapi serius oleh Asahi.

"Wah, sepertinya kau benar-benar cocok menjadi ayah, eh, atau ibu ya?" kata Asahi sambil memikirkan panggilan tepat untuk Suga.

Secara, Suga itu laki-laki, namun melihat sifatnya yang lembut serta manis, dia cocok menjadi seorang ibu. Lalu harus dipanggil apakah dia?

"Kau berpikiran begitu? Umm, kalau aku menjadi ibu, lalu siapa ayahnya?" tanya Suga, Asahi kembali berpikir keras.

Yang ada di kepalanya saat ini adalah.. Daichi, si kapten Karasuno dengan wajah yang mirip sosok ayah, dan kata-kata yang sanggup membuat semua anggota bungkam. Ya, Daichi pasti cocok.

"Daichi!" kata Asahi dengan semangat membludak.

Hinata yang sedang dalam kondisi damai sentosa, tiba-tiba saja tersentak mendengar teriakan semangat dari Asahi. Dan tiba-tiba saja...

"Huweeeeeeeeeee!"

Hinata menangis. Asahi yang panik, tidak tahu harus berbuat apa, dan Suga sibuk menggendong Hinata sambil menepuk-nepuk punggung bayi mungil itu, berharap tangisan itu cepat berhenti.

"Hushh.. Cup.. Cup.. Cup.. Berhentilah menangis Hinata, maaf membuatmu kaget," kata Suga sambil mengusap kepala bersurai oranye itu hingga ke punggung.

"Huuu... Hik..." kini tinggal isakan kecil yang tinggal, dan Hinata kembali tenang setelah beberapa menit.

Asahi yang kini terduduk di lantai memasang wajah menyesal. "Aku minta maaf, aku tidak tahu kalau dia akan menangis sangat kencang," kata Asahi menyesal.

"Tak apa," kata Suga dengan nada lembut. "Lagipula, aku juga ingin mendengar suara tangisan Hinata. Dia ini tidak pernah menangis saat bersamaku atau Daichi, jadi aku sedikit penasaran," lanjut Suga polos.

Dan meninggalkan Asahi yang nyawanya telah berubah menjadi asap di mulutnya.

Percuma dia panik sampai berkeringat dingin, tapi nyatanya Suga memang menunggu tangisan bayi itu.

Hampir saja dia bermimpi buruk Daichi akan datang dan memarahinya habis-habisan.

Kini Hinata sedang melanjutkan acara minum susu bersama Suga, dan beberapa detik kemudian dia tertidur dengan lelap.

Tbc.

Nah, update kan jadinya😅😂
Padahal niatannya pingin disimpen dulu sampe besok atau dua hari lagi.

Tapi ah sudahlah.

Sudah terlanjur.

Semoga suka.

Salam.
Selamat malam.
Miku💜

Karasuno's Baby √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang