Fourteen : Baby Day's Care - Tsukishima

6.3K 876 158
                                    

Seperti biasa, Tsukishima, si gudang garam Karasuno bangun pagi, mandi dan kemudian bersiap ke sekolah. Tak lupa juga ia membawa pakaian olahraga. Ia berpamitan pada ibunya sebelum akhirnya membuka pintu.

"Tsukishima-san!" seorang anak kecil menyambutnya, Tsukishima terlonjak kaget. Dia hampir terpeleset jika saja tidak berpegangan dengan pintu.

"Apa yang kalian lakukan di depan rumahku?!" tanya Tsukishima dengan ekspresi terkejut.

"Hari ini adalah jadwal kau mengajak Hinata, dan Hinata sudah tumbuh lebih besar dari sebelumnya, jadi aku pastikan kau tidak kesulitan mengajaknya," ucap Narita.

"Aku harus sekolah," kata Tsukishima beralasan. Padahal dia sendiri tahu kalau hari ini adalah tugasnya untuk mengajak Hinata.

Narita menghentikan langkah Tsukishima. "Kami sudah mengurus absensimu, Tsukishima-kun, jadi silakan tunaikan kewajibanmu, oke?"

Dan setelahnya, Tsukishima ternganga di depan rumahnya, Narita sudah pergi dari sana, meninggalkan Hinata. Tsukishima rasanya ingin menangis saat ini.

"Tsukishima-san, mau bermain bola?" tanya Hinata yang sekarang sudah bertambah tinggi. Usianya sekarang adalah 6 tahun, maka perkataannya sudah bisa dimengerti.

Tsukishima menghela nafas berat, dia melepas tas ranselnya, dan menaruhnya di dalam rumah. Mau menolak juga percuma, dia malas berurusan dengan Sugawara, Daichi, dan Nishinoya.

Dan dia akhirnya menyerah.
Lebih baik dituruti daripada bocah itu menangis dan merepotkan dirinya. Membayangkan itu saja sudah membuat Tsukishima bergidik ngeri. Lebih baik dikurung dalam bilik rumah hantu daripada berurusan dengan bocah jeruk ini.

"Hei, cebol, kau ingin main dimana?" tanya Tsukishima, Hinata memandangnya dengan tatapan bertanya.

"Cebol itu apa?"

Tsukishima berhenti berbicara. Gawat! Gawat! Gawat! Dia salah bicara, jika Sugawara tahu, dia yang mengajari kosa kata buruk pada Hinata, dia bisa langsung dihabisi saat itu juga.

"Umh, cebol itu...... Imut!" jawab Tsukishima asal. Hinata malah menjawabnya dengan anggukan riang.

"Jadi kita mau bermain bola di taman atau di rumahku?" tanya Tsukishima dengan nada tidak niat sama sekali. Dia hanya berharap hari ini berlalu dengan cepat.

"Di taman saja," ucap Hinata.

Tsukishima mengangguk, dia berjalan lebih dulu keluar dari halaman rumah. Diikuti oleh anak itik, bukan, Hinata kecil yang sibuk memperbaiki jaketnya.

Tsukishima yang tidak sengaja melihat itu menghela nafas, dia berjongkok untuk memperbaiki jaket kuning Hinata. Setelahnya dia memutuskan untuk menggandeng tangan Hinata menuju taman.

Dia sempat berkhayal, bagaimana jika Hinata hilang? Apa yang akan terjadi padanya, apakah dia akan digantung oleh Sugawara-san?

Dan gawatnya, hal itu bisa saja terjadi. Maka dari itulah, dia memutuskan untuk menggandeng bocah itu, awalnya dia merasa geli, namun lama-kelamaan, tangan mungil itu terasa pas di tangannya. Dia jadi ingin terus menggenggam tangan itu.

Ketika sudah sampai di taman, Hinata menghentikan langkahnya. "Tsukishima-san, kau lupa membawa bolanya."

Dan setelahnya Tsukishima berhenti berjalan. Dia merutuki nasibnya. Sudah susah-susah berjalan jauh, bergandengan tangan, tapi bolanya lupa dibawa. Entah Tsukishima yang bodoh, atau Hinata yang lupa membawanya. Entahlah, mungkin saja keduanya.

Untuk menggantikan acara main bola yang gagal, akhirnya Tsukishima mengajak Hinata ke sebuah mini market untuk membeli sarapan dan camilan. Mereka berdua duduk di kursi yang disediakan oleh mini market itu.

Karasuno's Baby √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang