S a v e - m e [3]

5.7K 158 2
                                    

Gais sebelum kalian baca , boleh dong author minta dukungan kalian dengan cara VOTE cerita author!

Karna satu vote dari kalian sangat memotivasi author untuk terus bekarya dan lebih semangat untuk nulis! Hargain hasil karya aku dengan tekan vote sebelum/setelah baca.
Terimakasih!

**

Gerakan bibir lisa sangat sulit untuk dibaca karna lisa cukup hati-hati.

"Apa yang kau bicarakan? Apa kau bisu?" Tegur salah satu orang berjas hitam itu.

Jantung lisa berdebar kencang , keringatnya terus bercucuran , "t-tidak.."

"Ayo ikut denganku" lisa terpaksa berdiri dan masih menatap penuh harapan ke meja ujung itu.

"Aiden kau tau ? Kau akan menyesal!" Ucap lisa

"Tidak cantik.. aku tidak akan pernah menyesal dengan membawamu , karna kau adalah salah satu hadiah terbesar untuknya.."

Amarah lisa semakin terpancing, meskipun sekarang tubuhnya sedikit bergetar, ia langsung bersikap senormal mungkin. Ia tidak mau orang-orang ini melihatnya takut.

Okey lisa.. tenanglah.. tenang.. , batinnya

"Jangan coba untuk meminta bantuan cantik.. club ini sudah dipenuhi dengan orang suruhanku jadi sama saja" kekehnya

Tidak.. kumohon..

Ia mencengkram tangannya dan membalikkan badannya mengarah ke pintu kelur club itu, dengan tatapn kosong ia belum menyerah, ia masih berusaha membalikkan tubuhnya dan mengucapkannya sekali lagi

"To-long- a—ku"

**

Harvey pov

"Ada yang tidak beres" tiba-tiba harvey bersuara

"Maksudmu?" Jonathan menyergit tak mengerti

"Gadis itu membutuhkan kita" jonthan semakin tak mengerti.

"Ayo cepat" ucap harvey dan langsung berdiri saat melihat gadis itu sudah hilang dari pandangannya

"A-apa? Mau kemana kita?" Tanyanya

"Bodoh! Ayo cepat ikut saja"

Jonathan menarik tangan harvey , harvey menoleh dengan wajah yang memerah dan rahang yang sudah mengeras.

"Tidak tuan.. ini terlalu bahaya.. jika saja mereka mengenalmu maka—"

"Tidak ada waktu untuk ini bodoh!" Harvey berlari dan keluar untung saja orang itu belum sempat pergi hanya berjalan kearah mobil mereka masing-masing.

Tanpa ragu harvey menghampiri segerombolan orang itu lalu tersenyum bodoh. Dengan penampilan yang ia ubah seperti nerd mungkin tidak akan membuat orang-orang itu curiga.

Ia sengaja menabrakkan dirinya pada gadis yang mungkin adalah targetnya itu. Hingga barang bawaan gadis itu terjatuh ke lantai.

"Ck" aiden berdecih dan mengacak rambutnya frustasi lalu menarik harvey agar segera menjauh dari lisa , sedangkan lisa sedikit memberontak agar dilepaskan

"Ck" aiden berdecih dan mengacak rambutnya frustasi lalu menarik harvey agar segera menjauh dari lisa , sedangkan lisa sedikit memberontak agar dilepaskan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oh.. Maafkan saya.. Saya tidak sengaja" ucap harvey dan ikut jongkok mengambil beberapa barang gadis itu

"Cepatlah!" bentak aiden

"Pakai matamu bego!" Meski mendengar hinaan itu membuat harvey emosi dan wajahnya memerah , ia segera mungkin meredamkan emosinya.

Gadis itu membereskan barang-barangnya dengan tatapan yang sendu , matanya , mimik wajahnya sudah sangat jelas bahwa ada yang tidak beres dengan gadis didepannya.

Sampai mereka selesai mengambil barang itu kembali dan hendak berdiri , lisa mengengam baju harvey dengan hati-hati dan berbisik dengan mulutnya.

"T-o tolong" harvey hanya mengangguk kecil dan memikirkan cara untuk mengelabui orang-orang berjas hitam ini.

"Se-selamatkan aku—"

Terlebih sekarang harvey teringat, pria yang ada disamping gadis itu adalah pria yang harvey kenal, pria itu bisa dibilang seperti tangan kedua dari mafia terbesar itu. Aiden, nama dia juga tak asing dalam dunia ini, karna selalu mengantikan bossnya dalam melakukan bisnis atau kerja sama apapun.

Meskipun harvey sedikit gugup , ia menelan salivanya dan berbatuk seakan kehilangan akal sehatnya.

Harvey.. kau sudah gila! ia merutuki dirinya sendiri

Pria-pria itu sigap mengelilinginya dan hendak menarik tangan gadis itu kembali. Harvey berdehem, begitupun dengan aiden yang ikut terhenti terus meneliti dan bertanya-tanya.

"Ekhem.. Tunggu"

"Siapa kau?" Tanya aiden langsung , dalam hati lisa ia sangatlah lega, ia menatap pria yang ada didepannya penuh harapan

Ayo.... , batin lisa

"Ekhm" harvey harus mencari alasan yang tepat

"Saya tanya siapa kau dan ada apa!!" Bentaknya

Harvey dan jonathan sama-sama tersontak kaget dan terus memutar otaknya untuk mencari alasan yang logis

"Ah saya melihatmu.. ah teman.. teman bukannya kau menungguku? Kenapa kau buru-buru?" Hanya inilah yang terlintas diotak harvey sekarang, dengan senyuman bodohnya ia menatap gadis didepannyabdan berharap semoga gadis ini juga membantunya dalam berbohong.

Jonathan menyiku harvey memberinya kode.

"Kenapa kau pergi? Dan kau terlihat buru-buru? Bukannya pertemuan kita masih satu jam?" Lanjut harvey dengan menatap kedua mata lisa

Kosong.. dan sendu.. , hanya itu yang bisa harvey tangkap dari kedua mata sendunya

Semua pengawal itu langsung gugup dan berdehem, mereka panik dan saling menatap satu sama lain.

"Oh ya.. kau sudah datang rupanya" balas lisa antusias

Yea.. good girl, batinnya

"Apa kau yakin dia adalah temanmu?" Tanya aiden penuh selidik pada keduanya

"Jika iya kenapa kau terburu-buru sampai menabrak kita?"

"Ya kita berjanji untuk bertemu harini, tapi sepertinya kau terlihat buru-buru" jawabnya tanpa ragu

Sayangnya aiden bukanlah orang yang bodoh, ia masih ragu dengan jawaban harvey, melihat mimik wajah aiden , lisa , jonathan, dan harvey berkeringat dan sama-sama gugup.

"Saya harus membawanya pergi karna ada urusan yang mendesak" mata lisa membulat sempurna ia menatap harvey dan menggelengkan kepalanya singkat dan ia kembali menengang.

"Ah bagaimana bisa tuan? Kami sudah berjanji dari jauh-jauh hari dan saya datang dari kota lain, besok saya harus mengejar penerbanganku.. jadi hari ini kami harus bertemu" elak harvey

Amarah aiden terpancing, ia tak mau sampai usahanya selama ini untuk mendapatkan lisa harus kembali gagal dan sia-sia

"Jika dia memang temanmu, siapa namanya dan bagaimana kalian bisa kenal?" Tanya aiden tegas dan dingin.

"Ah.. itu.."

Save Me (21+)Where stories live. Discover now