6. Pemberontak

1.2K 120 10
                                    

Untuk pertama kalinya, Ares dan Rere benar-benar tidur bersama di rumah mereka sendiri. Meskipun Ares tidak melebihi batasnya, tapi kejadian semalam benar-benar membuatnya seperti mabuk kepayang. Semua yang ada pada diri Rere, entah kenapa selalu saja membuatnya candu. Hanya dengan sentuhan dan kecupan singkat saja rasanya sudah membuatnya puas. Rere dengan segala keistimewaan dalam dirinya, membuat Ares kadang enggan berpaling. Bahkan ia merasa berat jika harus meninggalkan. Terkadang ia berpikir, bagaimana hidupnya setelah mereka berpisah nanti? Dengan Raisa? Ares tidak yakin, hidupnya akan memiliki warna yang sama ketika saat bersama Rere.

Apakah Ares mulai mencintai Rere? Sepertinya tidak. Soal perasaan, untuk siapa yang Ares cintai tentu saja jawabannya adalah Raisa. Namun, Rere adalah persoalan lain. Gadis itu memiliki tempatnya tersendiri dalam diri Ares. Ares tidak bisa menjelaskan apa yang ia rasakan pada Rere. Karena yang jelas, Ares belum siap untuk berpisah dengan Rere. Membayangkan ada pria lain yang mendekati Rere saja rasanya sudah membuatnya tidak terima.

Perlahan, Rere membuka mata. Tidak terkejut saat menyadari ternyata Ares tidur di kamarnya. Meskipun ini untuk pertama kalinya, mereka tidur bersama di rumah sendiri. Rere hanya sudah menduga saja, mengingat semalam Ares benar-benar membuat mereka berolahraga tanpa henti. Tetapi juga tidak berhasil membuat Area keluar dari batasannya. Di sisi lain, Rere memang merasa salut dengan Ares yang memegang teguh prinsipnya dan mampu menahan hawa napsunya saat mereka sedang bermain bersama.

Rere bangun dari tidur, menyingkirkan selimutnya. Ia juga tidak berniat membangunkan Ares karena ini adalah akhir pekan. Sebelum sibuk di dapur, Rere akan membersihkan dirinya terlebih dulu. Ia mengenakan dress berwarna putih polos dengan tali spagetti. Rambut panjangnya ia kuncir, membuatnya menyerupai ekor kuda. Ia menatap dirinya ke arah cermin, tanda kemerahan di leher dan juga sekitar dadanya terlihat dengan jelas. Namun Rere tidak memperdulikan itu. Lagipula hari ini ia tidak pergi-pergi keluar.

Saat Rere hendak keluar, suara Ares menghentikan langkahnya. "Re ....."

Rere berbalik, menatap ke arah Ares yang sedang mengumpulkan nyawanya. Ia berjalan menghampiri suaminya itu. "Kenapa?"

"Hari ini tidak ke toko bunga, kan?"

Rere menggelengkan kepalanya. "Tidak. Ini akhir pekan, toko bunga selalu kututup."

"Jika begitu tidak perlu masak."

"Ah, baiklah. Kak Ares akan pergi?" tanya Rere.

Ares mengangguk, setelah itu turun dari ranjangnya dan keluar kamar meninggalkan Rere begitu saja. Baiklah jika memang tidak perlu memasak untuk 2 porsi, lagipula Rere tetap harus memasak untuk porsinya sendiri karena ia benar-benar sudah sangat lapar. Mengingat semalam ia tidak jadi makan. Itu pun karena Ares yang tidak mengabarinya. Benar-benar menyebalkan.

Rere hanya membuat sandwich. Roti yang ia isi dengan telur, irisan daging ayam, tomat, selada, keju dan juga saus saja sudah membuatnya kenyang. Ia menikmatinya di meja makan dengan segelas susu. Tidak berselang lama, Ares terlihat menuruni tangga. "Pakailah baju yang sedikit tertutup," ujarnya pada Rere.

"Memangnya kenapa? Lagipula tidak ada orang di sini selain kita, kak Ares juga akan pergi, kan?"

"Raisa akan kemari. Kamu tidak berniat akan memamerkan tanda kemerahan itu, kan?" ujar Ares tanpa ekspresi di wajahnya.

Rere yang mendengar Ares menyebut nama kekasihnya itu entah kenapa seketika membuat moodnya jelek. "Jika dia melihatnya, itu juga tidak akan merugikanku sama sekali, kak." Entah keberanian dari mana, Rere menjawabnya seperti itu. Karena biasanya, ia memilih untuk menuruti perkataan Ares daripada membantah. Lagipula Rere selalu enggan memperpanjang masalah sepele.

"Re ....." Ares menggeram, menatap Rere dengan tajam. Ia pun merasa tidak menyangka juga, jika Rere akan membantah perkataannya. "Aku tidak ingin berdebat. Memakai pakaian tertutup atau pergilah ke mana yang kamu inginkan. Yang terpenting tidak memperlihatkan dirimu dengan dress murahan itu di depan Raisa."

The Sunset Is Beautiful Isn't It? (On Going)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ