7.

159K 8.6K 1.8K
                                    

Alya menghampiri meja Adrian dengan semangkuk bakso di tangannya. Tentu saja di sana tidak hanya ada Adrian, melainkan ada Anna dan juga Kelvin.

"Gue gabung ya." kata Alya lembut. Gadis itu mendudukkan tubuhnya di depan Adrian.

"Perasaan kursi kosong masih banyak." kata Kelvin.

Alya menoleh. "Gue maunya sama Adrian." katanya lalu menatap Adrian yang sibuk makan.

Gadis di sebelah Adrian, Anna, mendengus malas. Tidak menyangka kalau teman yang pertama kali di kenalnya di sekolah ini kini berubah menjadi seperti itu.

"Anna mau pake sambel ya, Dri."

"Gausah ngaco." balas Adrian yang melihat Anna menuangkan seujung sendok sambal cair.

Buru-buru Adrian menarik mangkuk milik Anna dan menjauhkan dari pemiliknya. Anna menjerit tidak terima dan menarik-narik seragam Adrian.

"Anna mau coba!" rengeknya.

"Apasih? Kamu ga bisa makan pedes, Anna." kata Adrian pelan.

"Ups! Hahaha! Anna ga bisa makan pedes? Bocah banget." kata Alya tanpa sadar.

Hal itu membuat Adrian dan Kelvin menatapnya tidak suka, sedangkan Anna mengerucutkan bibirnya tidak terima. Akhirnya gadis itu menarik mangkuk milik Adrian dan memakan satu bulatan bakso kecil.

"Holy—" umpat Adrian tertahan. Masalahnya ia lumayan banyak menuangkan sambal ke dalam mangkuknya.

Adrian meletakkan mangkuk bakso milik Anna dan menarik Anna agar lebih mendekat padanya. Wajahnya memerah seperti tomat dengan mata berkaca-kaca.

"Muntahin, muntahin." kata Adrian panik.

Kelvin memberikan beberapa lembar tisu dan Adrian menerimanya. Laki-laki itu menyuruh Anna memuntahkannya tapi gadis itu malah mengunyahnya dan menelannya.

"A-ah, pe-pedes."

Adrian meletakkan asal tisu dari Kelvin lalu memberikan Anna minum. Namun, Anna masih merengek kepedasan.

"Cupu banget." kata Alya yang tidak sadar sudah menunjukkan sifat aslinya.

Langsung saja Adrian menggebrak meja. "Pergi lo sialan!"

Anna menarik ujung seragam Adrian. "Ka-kaget tau." kata Anna sambil mengipasi mulutnya.

Seisi kantin kini memusatkan perhatian pada mereka yang membuat Anna malu. Alya pun terkejut ketika Adrian membentaknya. Gadis itu segera berlari keluar dari kantin dengan mata yang berkaca-kaca.

Adrian kembali memperhatikan Anna dengan memberikannya minum pelan-pelan. Kelvin inisiatif membelikan minum untuk Anna.

"Sshh, jangan nangis. Bandel sih dibilangin." Adrian mengusap air mata Anna.

Bisik-bisik mulai terdengar. Tentang Adrian yang membentak Alya, tentang Adrian yang terlihat begitu sayang pada Anna dan tentang Alya yang mereka tahu sebagai gebetan Adrian.

"Bacot banget sih lo semua!" teriak Kelvin, langsung saja kantin kembali hening.

"Makasih, Vin." kata Adrian setelah menerima botol air dari Kelvin.

"Masih pedes?" tanya Adrian sambil mengusap bibir Anna. Anna mengangguk kecil dengan air mata yang siap tumpah lagi.

Adrian mengambil sedotan dari gelas es tehnya lalu memasukkan ke dalam botol air yang di pegang Anna.

"Udah jangan nangis. Minum pelan-pelan." kata Adrian sambil menepuk-nepuk kepala Anna, sambil tangan satunya meraih bakso miliknya.

Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Adrian lalu menatap Kelvin yang asik makan. "Laper." kata Anna parau.

Anna and AdrianWhere stories live. Discover now