26.

164K 7.1K 543
                                    

double deh biar cepet end ehehe😄

Laki-laki ber-hoodie navy itu memutar-mutar kunci mobilnya di jari kanannya. Ia melewati ruang tamu kemudian naik ke atas menuju kamarnya.

"Adrian."

Baru empat anak tangga yang ia naiki dan Adrian menoleh menatap Fredo yang duduk di ruang tengah.

"Sini."

Adrian menurut dan melangkah menuju Fredo. Ia duduk di sofa depan ayahnya sambil menunggu apa yang akan dikatakan oleh Fredo.

"Papa dapet kabar dari Naomi sama David. Cabang perusahaan mereka di sana bener-bener bakal menurun drastis." Adrian hanya mengangguk kecil.

"Mereka memang udah pulang, tapi ngga lama, kalo ga salah dua bulanan apa berapa bulan gitu."

"Loh kenapa?"

Fredo menghela napas. "Kan tadi Papa udah bilang, cabang disana udah diambang kehancuran. David pasti ga akan biarin orang-orang yang udah buat salah satu cabangnya kayak gitu. Karyawan di sana ada yang, yah gitu lah."

"Ohh. Brarti Mami sama Papi berencana tinggal di sana sementara gitu ya? Buat ngurusin yang korupsi sama ngebangkitin perusahaan mereka?" tanya Adrian.

"Iya, begitu."

"Anna? Anna tetep disini kan?" tanya Adrian khawatir.

Adrian tidak bisa membayangkan berjauhan dari Anna dalam kurun waktu yang pastinya tidak sebentar.

"Naomi berencana menitipkan Anna ke kita, tapi kamu tau Anna kan? Dia ga mungkin bisa berjauhan sama Mami-nya itu. Kemungkinannya Anna bakal ikut sama Naomi dan David ke Belanda."

Laki-laki remaja itu menyandarkan tubuhnya lemah pada sandaran sofa. Tentu saja Anna akan memaksa ikut ke Belanda.

"Papa pun akan menyuruh Anna buat ikut ke Belanda, kalo semisal gadis itu lebih memilih dititipkan ke kita."

"Pa?!" kata Adrian tidak percaya. "Papa mau misahin Adrian sama Anna? Astaga, Jakarta-Belanda." Adrian mengacak rambutnya frustasi.

"Kamu bisa jaga Anna? Ntah takdir apa yang Tuhan rencanakan, masalah Naomi dan David bertabrakan dengan Papa yang akan mengembangkan perusahaan di New York."

"Adrian bisa, Pa. Selama ini, dari Anna sama Adrian kecil, Adrian ga pernah lengah buat jaga Anna, kan, Pa? Kenapa Papa masih raguin Adrian? Lagian juga ada Mama disini." jelas Adrian.

"Mama kamu ikut lah, gimana sih?" kesal Fredo. "Yakali Papa ninggalin istri Papa sendiri disini."

"Yaudah, iya. Adrian bisa sendiri, Pa." Adrian menatap ayahnya memohon. "Lagian sekolah Anna ntar gimana kalo dia pindah?"

"Sekolah urusan gampang. Papa ga bisa percayain Anna sama kamu berduaan di rumah sebesar ini. Jangan ngira, Papa gatau apa aja yang udah kamu lakuin sama Anna, ya Adrian."

Adrian mendongak kaget. "Hah?"

"Kamu ciuman kan sama Anna semalem di kolam renang?" memang, semalam Adrian dan Anna berciuman cukup panas, bahkan Adrian tidak hanya sekali dua kali meremas paha Anna.

Meskipun begitu, diam-diam Adrian menghela napas lega, ia kira Fredo benar-benar tahu apa yang ia lakukan pada si polos Anna. Bisa-bisa langsung dipisahin paksa kalau ayahnya itu tahu.

Langsung saja Adrian menunduk. Kedua tangannya mengepal di dalam kantung hoodie-nya.

"Adrian ga bakal ngerusak Anna, Papa. Adrian sayang sama Anna, mana tega Adrian ngerusak dia." Fredo hanya mengangkat bahunya.

Anna and AdrianWhere stories live. Discover now