21.

166K 7.3K 644
                                    

Masih dengan menggunakan seragam, Anna dan Adrian masuk ke dalam supermarket. Sebelah tangannya menggenggam tangan gadisnya, agar gadis itu tidak berlarian di dalam supermarket.

Sejak turun dari mobil, Anna menekuk wajahnya dengan bibir mengerucut. Ia kesal sekali kalau pergi ke supermarket tapi di tahan seperti ini. Padahal, Anna ingin mengambil apa saja yang ia mau.

"Ga usah cemberut. Kamu mau apa?" tanya Adrian.

"Mau lepas ini." Anna menggoyangkan tangan mereka yang saling bertaut.

"Ngga, nanti kamu kabur, balik-balik bawa yupi tiga kardus, empat cokelat batang, keripik kentang yang family pack, yogurt, sama apalah-apalah." larang Adrian disertai mengungkit kejadian dimana Anna membawa banyak sekali jajanan ketika Adrian melepasnya begitu saja.

Anna menghentakkan kakinya kesal. "Duit kamu kan banyak, aku jajan segitu doang ga bakal langsung abis kalii." kata Anna.

"Bukan masalah sebanyak apa duit yang aku keluarin buat bayar jajanan kamu, tapi kamu kalo udah nyemil ga bakal nyentuh makanan berat. Nanti sakit, Anna." Adrian mengelus punggung tangan Anna dengan ibu jarinya.

"Janji deh makan banyak dulu abis itu nyemil." Anna mengangkat jari kelingking tangan kirinya.

Adrian menatap Anna dengan tatapan 'Kamu tukang boong, aku ga akan percaya.'

"Seriuusss." rengek Anna.

Adrian menghela napasnya lalu menggelengkan kepalanya. Tanpa menyambut jari kelingking Anna yang begitu mungil, Adrian melangkah menuju tempat sabun dan sampo. Fania menitip sabun mandinya yang sudah habis.

Memang sebenarnya tujuan mereka ke supermarket hanya untuk membeli titipan Fania, tapi kalau Anna ikut akan beda lagi yang mereka beli.

"Mau apa, Anna?" tanya Adrian lembut.

"Ga."

"Yaudah." kata Adrian santai dan melangkah menuju kasir untuk membayar pesanan Fania.

Wajah Anna semakin kusut dan Adrian terlihat tidak peduli. Setelah membayar pesanan Fania, mereka langsung pulang tanpa berbicara apapun lagi.

Ketika sampai di depan pagar rumah Adrian, Anna langsung turun dan melangkah menuju rumahnya yang ia pastikan masih sepi karena Naomi dan David belum pulang dari Belanda.

"Pacar gue childish banget heran." gumam Adrian sambil tersenyum tipis.

Adrian masuk ke dalam rumahnya dan langsung menghampiri Fania untuk memberikan pesanannya.

"Loh, Anna mana?" tanya Fania setelah mengucapkan terima kasih.

"Ngambek dia." kata Adrian geli dengan senyuman jahil.

"Heh, kamu apain?"

"Ga aku bolehin jajan tadi." kata Adrian santai.

"Iseng banget kamu, Dri."

"Lagian Anna kalo udah nyemil ga bakal makan lagi, Ma. Adrian kan jadi khawatir dia sakit."

Fania menghembuskan napasnya lalu mengangguk singkat. "Yaudah bersih-bersih sana, terus bujukin Anna." Adrian mengangguk lalu melangkah menuju kamarnya.

Tidak butuh waktu lama, Adrian sudah selesai membersihkan tubuhnya dan bersiap menuju rumah yang berada di seberangnya.

"Adrian ke Anna dulu, Ma." pamit Adrian.

Adrian hanya perlu berjalan sebentar dan ia sudah sampai di depan rumah Anna. Laki-laki bercelana pendek itu menyapa satpam rumah Anna, kemudian masuk ke dalam.

Anna and AdrianWhere stories live. Discover now