《⛈️》 《~ 22 ~》《⛈️》

900 88 35
                                    

“BINNIE!!” teriak pria bersurai blonde di ambang pintu.

“HYUNGIEEE!!” pekik Soobin dari dalam sembari berlari mendekati pintu.

“kenapa?”

“Binnie mau peluk Hyungie” ucapnya dengan mata sendunya. Yeonjun hanya tersenyum mendengar ucapan sang adik.

“ayo peluk!” ucapnya sembari merenggangkan tangannya.

Soobin menggeleng “hyungie bau, Binnie gak suka! Mandi sana!!” Yeonjun pun tersenyum lalu mengangguk. Ia pun masuk dan melewati adiknya untuk pergi ke kamar mandi.

“lain kali gak usah dateng ke acara kayak gitu lagi ya hyung” ucapnya yang terdengan samar-samar oleh Yeonjun.

“k-kenapa Binnie?” tanyanya gelagapan, takut jika adiknya tau apa yang terjadi. Sial, Yeonjun baru menyadari apa yang telah Ia perbuat.

“huh? Binnie ngomong?” tanyanya dengan muka polos sembari menunjuk dirinya dengan telunjuknya.

“e-eoh, e-enggak gak papa” ucapnya lalu melanjutkan langkahnya ke kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi di kamarnya, Ia langsung membuka bajunya dan mendapatkan banyak sekali tanda di sana. Ia baru menyadari ini. Berharap saja semoga adiknya tidak melihat ini. Ia pun megambil pakaian bersih dari lemarinya.

Cklek

“hyunggie nanti–” ucap Soobin terhenti. Bukan karena hyungnya yang tengah bertelanjang dada, namun apa yang ada di dada dan bagian tubuh lainnya.

“maaf hyungie”

Ucapnya lalu keluar dari kamar hyungnya. Yeonjun hanya bisa terdiam sekarang. Bingung akan mengatakan apa. Ia pun pergi untuk membersihkan dirinya lalu keluar dari kamar mandi setelah Ia selesai. Ia mendekati meja makan yang sudah ada Soobin disana dengan makanannya.

“B-Binnie masak?” tanyanya lembut dan gelagapan. Soobin hanya mengangguk sebagai respon.

Yeonjun pun mendudukkan dirinya di depan adiknya dan memulai acara sarapannya “padahal diem di sana juga gak apa” sontak Yeonjun langsung melihat ke depannya –adiknya.

“kenapa Binnie?” Soobin menggeleng.

“hyungie kayaknya seneng banget ya di sana?” tanya Soobin yang masih fokus dengan makanannya, tanpa melihat ke arah depannya atau lawan bicaranya.

Yeonjun menelan ludahnya “y-ya gitu Binnie” ucapnya gelagapan. Karena merasa bersalah yang tak terhenti dan pikiran-pikiran di otaknya yang terus menghantuinya, belum lagi sang adik yang terlihat akan menangis itu. Yeonjun memberhentikan acara makannya dan berjalan mendekati sang adik lalu menunduk dan memeluk kaki sang adik.

“B-Binnie.. maafin Hyungie” Soobin bergeming.

“hyungie kebawa suasana aja disana, tolong maafin Hyungie, Binnie~” Soobin masih bergeming dan tidak mempedulikan  ucapan dari sang kakak.

“B-Binnie mau maafin Hyungie kan?” Soobin masih tidak bergeming.

”Binnie?” tanya Yeonjun dan mendongkakkan kepalanya.

“kalau dia hamil gimana hyung?” ucap Soobin seraya menyimpan peralatan makannya.

“kasih obat aborsi” jawab Yeonjun santai.

“hyung dengan mudahnya ngomong gitu padahal itu adalah salah satu tindakan pembunuhan!” bentak Soobin sembari menatap hyung yang masih terduduk di lantai dekat dengan kakinya.

“hyungie kok bisa sih gak ngertiin perasaan orang lain?!” Yeonjun menundukkan kepalanya. Ia pun akhirnya mengeluarkan liquid beningnya.

“Soobin benci hyung” final Soobin dan membuat Yeonjun mati rasa di sekujur tubuhnya.

Ia tak bisa berucap, berdiri, atau bahkan menggerakkan badannya. Yang Ia bisa lakukan adalah menangis, mendengarkan suara langkah dan pintu yang di tutup keras, dan juga isi kepala yang menghantuinya.

Flashback

“cepat beri tau aku Kai!”

“k-kau benar ingin tau?”

Soobin mengangguk yakin ”ya!”

“baiklah” Kai mengalah, Ia langsung mengambil ponselnya.

Seperti yang sudah di janjikan Kai. Ia meminta bantuan kepada kekasih sang kakak untuk memata-matai Yeonjun. Dan tak disangka bahwa Ia merekam semua perilaku mereka dengan sangat baik. Sayang, Taehyun hanya bisa menunjukkan video yang ia tangkap. Taehyun tidak bisa melakukan hal yang lebih saat itu.

Kai melihat sekilas muka Soobin di saat video sudah selesai. Soobin bergeming. Ia terdiam. Tak bisa melakukan apapun ataupun mengatakan sepatah kata, dan hanya menatap lurus ke arah ponsel teman sekelasnya.

“Soo–” Kai terdorong kebelakang di saat Soobin memeluknya dengan tiba-tiba.

“hiks.. Kai... bagaimana jika dia hamil? H-hyungie pasti akan memilih dia kan? A-aku takut Kai~ hiks...”

Sebuah kebodohan dari seorang kakak yang sangat mudah terjerumus perangkap. Tak di sangka sang kakak melakukan hal keji dengan orang lain. Belum lagi Ia sudah membuat sang adik  mengandung anak miliknya.

“tenganglah, aku yakin–”

“kau yakin apa Kai?! Kau tidak lihat takdir ini?! Yeonjun Hyung menyetubuhi ku dan aku mengandung anaknya, lalu dia bermain di belakangku sebanyak itu!! Apa aku bisa tenang dan berpikir postif?!” potong Soobin membuat Kai terdiam. Ia pun sama bingungnya.

“bukankah dia sangat pengertian denganmu? Bukannya itu tanda bahwa dia mencintaimu?” ucap Kai di saat Soobin terdiam dan hanya mengeluarkan isi hatinya melalui air matanya.

“lalu, jika dia memang cinta dengan wanita itu, kenapa dia kembali ke sini dan mencoba mempertanggung jawabkanmu?” lanjutnya.

“bukankah lebih baik jika dia bersama wanita itu sedari dulu?” Soobin hanya menangis dan mendengarkan ucapan sang sahabat. Bingung dengan apa yang akan terjadi ke depannya.

Seketika, Soobin melepaskan pelukannya dan menatap Kai dengan mata sembabnya. “pulanglah, hyungie akan sampai sebentar lagi”

Present

Soobin terduduk bersandarkan pintu kamarnya. Ia mengunci pintunya agar sang kakak tak dapat masuk. Sembari mengangis sembari pula berpikir bagaimana kehidupan ke depannya. Tak di sangka Ia memiliki kakak yang sangat tak berpelikemanusiaan.

Dengan santainya Ia mengatakan akan memberinya obat aborsi dengan semudah itu? Itu tetaplah suatu tindakan pembunuhan. Dan Soobin tidak tega, meski Ia sangat ingin wanita dan kandungan tersebut tiada.

Drrtt~

Soobin sontak menoleh ke arah ponselnya yang menyala. Ia pun mendirikan tubuhnya dna mulai berjalan meraih ponselnya.

Seketika Ia melempar ponslenya di atas kasur dan merebahkan tubuhnya. Kembali menjatuhkan air mata karena hal yang baru terjadi. Mengenai ponsel, itu hanya lockscreennya dan menampilkan spam chat dari sang kakak dengan isi permintaan maaf saja.

Tak peduli lagi, Ia memilih untuk pergi ke alam mimpi untuk mendapatkan kebahagiaan di sana.






~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Notes:

Mau ngasih tau kalau aku bakal apdet setiap hari mulai dari sekarang, soalnya aku mau fokus ke ujian-ujian kedepannya. Dan bentar lagi book ini bakal tamat, mungkin awal Januari? Liat aja nanti yaa😉

Kalau endingnya kita liat nanti,happy end atau sad end, di tunggu yaw!!🤗🤗

Oh iya buat yang mau ujian kedepannya semangat ya!! Yang ada kerjaan, tugas atau yang lainnya, semangat terus!!

Happy holiday and merry christmas!!

We Are Brother!Where stories live. Discover now