《❗》《 ~ 25 ~ 》《❗》

1.4K 95 11
                                    

Soobin terbangun dan yang Ia dapatkan adalah langit-langit kamarnya. Ia mengerjapkan matanya dan menoleh ke arah sampingnya. Dimana sumber hembusan angin yang hangat datang.

"hyung?"

Yang dipanggil masih terdiam. Ia menoleh ke arah jendela yang tertutupi hordeng. Sekilas melihat keluar yang dimana langit menampilkan warna gelap gulita. Malam sudah datang pikirnya. Ia lantas menyamankan posisinya kembali. Meski Ia tak bisa tidur dan tak tau jam berapa sekarang, Ia hanya akan berdiam diri saja. Menunggu fajar datang.

"eengghh"

Soobin sontak menoleh dan mendapati wajah tampan sang kakak yang damai masih dalam alam tidurnya. Kembali Ia menatap lagi langit-langit kamarnya.

"kau bangun?"

Soobin menoleh mendapati mata sayu sang kakak yang tengah menatapnya. Ia mengangguk sebagai jawaban. Dengan tiba-tibanya Yeonjun mencium bibir sang adik. Membuatnya terkejut seketika.

"sudah baikan?" Soobin mengangguk lagi. Dan hal itu membuat Yeonjun menampilkan senyumnya.

"aku kenapa hyung?" tanyanya polos.

"kau pingsan tadi, lain kali katakan pada hyung jika kau memiliki masalah, ya?" Soobin mengangguk patuh. Detik setelahnya, Ia memeluk tubuh sang kakak.

"sudah ya tenang, hyung ada di sini~" ucapnya masih dengan suara serak, mencoba menenangkan sang adik yang sudah dipastikan tengah menangis.

"h-hyung" lirihnya sembari mendongkak. Yeonjun menunduk dan menatap sang adik ndengan tatapan bertanya.

"B-Binnie mencintai hyungie~ tolong jangan tinggalkan Binnie, ya?" Yeonjun tersenyum ketir. Melihat sang adik yang penuh lika-liku dalam hidupnya.

Yeonjun mengecup bibir sang adik "hyung janji tak akan pernah meninggalkanmu" Soobin tersenyum kecil. Masih dengan air mata yang mengalir deras. Yeonjun langsung mengusap pipi mochi yang tertutupi oleh air mata yang kering.

"hyungie cinta Binnie~" ucapnya lembut lalu mengecup lama dahi Soobin.

"ayo tidur lagi" ajak sang kakak dan diangguki oleh Soobin.

***

"hyung ayo bangun"

Seruan dari sang adik membuat Yeonjun membuka matanya. Mengejapkan sedikit matanya. Lalu Ia menatap sang adik yang tengah berusaha membangunkannya.

"ayo cepat, aku sudah membuatkan sarapan" Yeonjun mengangguk.

"Soobin" yang dipanggil menoleh.

"kau... tidak apa jika kau tidak masuk sekolah?" Soobin tersenyum tulus lalu menggeleng.

"tidak apa, dia lebih penting untuk saat ini" Yeonjun tersenyum hangat.

Di saat Ia ingin beranjak, Ia mnedapati bagian bawahnya mengeras. Morning wood. Dimana seorang pria akan mengalami ereksi di saat pagi karna faktor biologis ataupun faktor lainnya. Berniat ingin melampiaskannya di kamar mandi, namun mengingat Ia tak punya kelas dan sang adik yang akan izin selama beberapa hari, mungkin Ia akan mengambil kesempatan ini.

Ia beranjak dari kasur dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan boxer yang mengembung itu. Ia cepat-cepat beranjak dari kamar dan berjalan cepat menuju sang adik yang tengah berdiri menata meja makan.

"baby~" seru Yeonjun seraya mendekatkan dirinya ke arah sang adik. Memeluknya dari belakang membuat Soobin terjengkat karena terkejut.

"hyung kenapa?" tanyanya lembut seraya menampilkan senyumnya. Yeonjun hanya menduselkan tidungnya di pada leher sang adik. Detik setelahnya, Ia mendekatkan miliknya pada bokong sintal sang adik. Membuatnya sedikit tersentak.

"h-hyung?" Yeonjun tak menjawab. Ia mulai asik bermain dengan leher sang adik dan juga pinggang ramping miliknya.

"aku lapar" ucap Yeonjun sembari mengecup leher putih sang adik. Tangannya mulia Ia masukkan ke dalam baju biru cerah Soobin.

"a-ada makanan hyung~" rengek sang adik.

"tidak, aku tidak mau makan itu sayang~"

Sudah lemas lutut sang adik atas fraksi yang dibuat sang kakak. Tangannya yang terus menerus mengusap pinggang serta perut bunctinya dan bibirnya yang terus bekerja untuk membuat tanda-tanda kepemilikan di lehernya.

"hyung mau apa?" tanyanya di sela menahan desahannya. Otaknya mulai pusing, tubuhnya pun mulai lemas.

"aku ingin memakanmu" ucapnya dan langsung menduduki salah satu kursi di dekat mereka.

"kau mau membantu hyung kan?" Soobin hanya bisa mengalah. Ia mengangguk dan membuat sang kakak tersenyum kemenangan.

Tak lama, keduanya sudah berada di sofa ruang tamu, dengan Soobin di bawah kungkungan sang kakak. Keduanya pun sudah bebas, tak ada kain yang menutupi keduanya. Keduanya kini tengah bercumbu panas. Sang adik yang kewalahan dan sang kakak yang terus mengorak-arik mulut sang adik.

"h-hyung" Yeonjun memberhentikan cumbuannya dan menatap sang adik yang lesu.

"h-hyung yakin ingin bermain disini?"

Yeonjun tersenyum lalu menatap ke bawah "mereka sudah tidak sabar sayang" Soobin malu merona mendengar kata-kata sang kakak. Dimana Yeonjun menatap kejantanan miliknya dan sang adik yang sudah merah menandakan tak sabarnya ingin pelepasan.

"kau sedang hamil, tapi aku tau kau bisa, kan?" Soobin mengangguk.

"pelan-pelan hyung~" Yeonjun mengangguk paham lalu mengecup bibir Soobin.

Setelahnya Ia memasukkan miliknya pada hole milik Soobin yang sudah basah dan berkedut. Membuatnya mendesah karena sakit dan nikmat yang bersatu.

"b-bergerak" titah sang adik membuat Yeonjun membolakan matanya. Yeonjun ingin membuat adiknya menyamakan dulu dengan miliknya, jadi Ia tak akan menderita nantinya.

"bergerak sekarang hyung"

"tidak, tunggu sebentar sayang~" Yeonjun mengecup bibir Soobin lalu perutnya yang buncit itu.

Setelah beberapa saat, Yeonjun mulai memaju mundurkan pinggulnya dan berhasil membuat sang adik meloloskan desahan indahnya.

"aannghh ahhh hyungieehh"

Yeonjun semakin mempercepat tumbukannya. Meski begitu, Ia juga tetap lembut dalam melakukannya. Tak ingin menyakiti Soobin dan buah hati yang Ia kandung.

"hyungghh"

Yeonjun tersenyum puas melihat adik yang tengah ada dalam kungkungannya. Menepis pemikiran buruk mengenai hubungan sedarah. Ia tak peduli lagi dengan itu, jika Ia dan Soobin di usir, maka tak apa. Ia akan mencari jalan keluarnya nanti.

"h-hyungghhh mauuhhh aanngghh"

"tunggu sebentar"

Yeonjun mempercepat tumbukannya dan membuat miliknya berkedut di dalam sana. Soobin pun sudah bisa merasakan miliknya sudah akan memuntahkan laharnya.

Sekitar sepuluh menit lebih, Soobin memuntahkan lahar putihnya, dan setelahnya Yeonjun menumbuk hole Soobin sebentar, sebelum mencapai titik putihnya.

"hahh... B-Binnie lelah~" Yeonjun terkekeh lalu mengecup bibir sang adik.

"ayo mandi lalu kita makan dan setelahnya tidur" Soobin mengangguk dan Yeonjun pun membopong tubuh sang adik ke kamar mandi.






~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Notes:

Buat semua komen maaf ya nggak dibales, aku bakal fokusin ke update aja, soanya jaringan susah nyarinya di sini (kampung), maaf ya😅🙏🏻

Maaf juga karena pagi-pagi dapet asupan yang kek gini🙂

We Are Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang