《🦊》 《~ 10 ~》《🦊》

1.2K 136 10
                                    

Kediaman keluarga Jung memang sangat luar biasa. Dan disini lah Yeonjun, yang telah pindah dari apartemennya. Bersama salah satu sahabatnya sedari kecil. Wooyoung, Jung Wooyoung. Teman bermainnya sedari kecil sampai mereka menginjak ke jenjang Sekolah Menengah Umum. Karena kebetulan mereka satu Sekolah Dasar dan berada di kelas yang sama selama itu, menjadikan keduanya seperti tak bisa dipisahkan begitu saja.

“ayo di makan” ucap Nyonya Jung lembut seraya memberikan piring terakhir berisikan lauk pauk yang bernama Japchae itu.

“terima kasih banyak Imo~” pekik Yeonjun riang di saat melihat meja makan yang penuh itu. Sudah sekitar satu minggu sejak kejadian Ia dan Soobin saat itu. Dan Yeonjun lebih memilih meninggalkan sang adik.

“makan yang banyak ya” ucap Tuan Jung yang baru datang dan membuat seluruh atensi tertuju padanya.

“ayo duduk Appa cepet!!” titah sang anak dari keluarga Jung yang tak sabaran. Wajar, Yeonjun sudah cukup jarang menemui mereka karena sibuk.

Tuan Jung pun duduk di kursi di sebelah sang istri “selamat makan” ucap mereka berbarengan. Mereka mulai memakan satu-persatu makanan yang dihidangkan Nyonya Jung. Tak luput dari mata yang melebar serta ekspresi senang. Tak lupa dengan pujian yang terus menghantan Nyonya Jung.

“masakanmu selalu enak” puji Tuan Jung seraya menatap sang istri di sebelahnya lembut.

“benar! Buatan Ibu selalu enak!!” puji Wooyoung memekik riang.

“aku sudah lama tidak memakan masakan Imo, dan ini masih terasa enak” puji Yeonjun dan membuat Nyonya Jung tersenyum lebar dan merona karena pujian yang tak henti-hentinya terlontarkan da menghantam hatinya.

“oh iya bagaimana kabar Soobin, Yeonjun?” tanya Wooyoung penasaran. Yeonjun seketika terdiam, tak tau harus menjawab apa.

Nyonya Jung mengangguk “hm! Benar! Bagaimana keadaannya? Aku sangat ingin memakan pipi mochi itu!” ucapnya lalu terkikik. Memikirkan bagaimana lembut nan kenyalnya pipi gembul itu.

“dan orangtuamu? Mereka bertiga tengah keluar negeri bukan? Apa mereka sudah mengabarimu?” kini Tuan Jung membuka suaranya, Ia juga ikut penasaran dengan keadaan keluarga Yeonjun setelah mereka meningglkan Yeonjun karena urusan penting selama seminggu ini.

Pertanyaan bertubi-tubi itu seketika membuat Yoenjun bungkam dan bergeming. Pikirannya kembali ke waktu dimana Ia dan adiknya melakukan hubungan intim yang tak di sengaja karena ulah kekasihnya. Ia benar-benar bingung sekarang, tak tau harus menjawab apa.

“dan ku dengar dari Wooyoung juga kau sudah memiliki kekasih?” tanya Nyonya Jung lagi.

Wooyoung mengangguk antusias “ya benar Eomma! Bagaimana Jun? Apakah dia cantik dan baik?” namun Yeonjun masih enggan untuk membuka suaranya. Bahkan Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya saat ini.

“Yeonjun?” tanya Tuan Jung sembari menatap Yeonjun khawatir. Seketika Nyonya Jung dan Wooyoung ikut menoleh dan mendapati Yeonjun yang menatap makanannya dan terdiam itu.

“Yeonjun? Hei kau kenapa?” tanya Wooyoung sembari menggoyangkan bahunya pelan. Namun Yeonjun masih juga bergeming. Sampai-sampai Ia tak sengaja menjatuhkan sumpitnya dan membuatnya tersadar seketika.

“e- o-oh ada apa? Maaf tadi aku memikirkan hal lain” ucap Yeonjun sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu. Wooyoung yang bingung pun hanya bisa mengangguk dan mengambil sumpit yang terjatuh.

“ini, pakai yang baru” ucap Nyonya Jung sembari menyerahkan sumpit ke arah Yeonjun dan diterima baik olehnya.

“Yeonjun, ada apa?” tanya Wooyoung khawatir.

“emm.. tidak ada, tidak ada apa-apa, tenang saja, aku hanya kembali mengingat tentang jadwalku yang padat kedepannya nanti” jelas Yeonjun berbohong. Namun keluarga Jung mempercayainya. Mereka mengangguk paham.

“maaf, kukira kau memiliki masalah dengan keluargamu” ucap Wooyoung.

“hei tidak apa, sudah kubilang kan? Aku hanya memikirkan jadwalku yang padat saja” Wooyoung mengangguk dan mereka berempat pun melanjutkan acara makan bersama itu.

“jadi? Bagaimana dengan keluargamu?” tanya Tuan Jung lagi. Yeonjun kini sudah siap dengan segala tipu daya nya untuk mengecoh keluarga Jung ini.

“ya, mereka baik saja, bahkan tadi aku dan Soobin berkirim pesan” mereka mengangguk paham.

“jika mereka pulang, bolehkah aku ikut bersamamu? Aku ingin bermain dengan Soobin lagi!” ucap Wooyoung antusias. Yeonjun, Wooyoung serta Soobin sering bermain bersama semasa kecilnya. Mereka menghabiskan waktu masa kecilnya dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu, mereka jadi jarang untuk bertemu. Jadi wajar saja jika Wooyoung rindu dengan kehadiran adik imut dan menggemaskan milik Yeonjun.

Namun berbeda dengan Yeonjun saat ini. ia mencoba mencari alasan agar Wooyoung tak bisa bertemu dengan Soobin “hmm.. entahlah, kupikir tidak bisa” Wooyoung merengek kecewa.

“kenapa? Padahal kita sering bermain dulu” lagi-lagi Yeonjun harus berpikir untuk mencari alasan.

“mungkin Soobin sedang tidak ingin di ganggu, kau tau kan jika dia mau mengikuti lomba-lomba tingkat internasional dan senasional itu kan?” Yeonjun bernafas lega. Nyonya Jung membantunya kali ini.

“ahh Ibu benar juga, baiklah mungkin lain kali saat Ia meraih medali serta piala itu! Kau pasti sangat bangga mempunyai adik sepertinya!” ucap Wooyoung riang sembari menepuk-nepuk pundak sahabatnya yang berada tepat di sebelahnya.

Yeonjun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Lantas mereka pun melanjutkan makan malamnya dengan obrolan ringan dan Yeonjun berusaha terus mencari alasan-alasan untuk menghindari topik obrolan mengenai keluarganya itu.

Jujur, Yeonjun masih takut untuk pulang. Ia takut sang adik akan memarahinya habis-habisan. Ia takut jika Ia akan di usir karena sang adik mengadu ke orang tuanya. Memikirkan hal itu membuatnya benci dengan sang adik. Ia akan memilih tinggal di kediaman Wooyoung untuk waktu yang lama.

Acara makan malam sudah selesai. Mereka kembali melanjutkan kegiatannya masing-masing. Wooyoung dan Yeonjun yang kembali ke kamarnya masing-masing, Nyonya Jung membereskan dapur, dan Tuan Jung yang kembali ke ruang kantornya.

Kini Yeonjun baru keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size itu. Ia lantas membuka ponselnya untuk melihat-lihat media sosialnya. Ia pun menghindari segala pesan yang masuk. Sampai Taehyun menelponnya.

Ia jengah dengan Taehyun yang terus-terusan menelponya itu. Mungkin mencari keberadaanya sekarang. Yeonjun juga menghindari teman-temannya di kampus. Ia selalu beralasan dan pergi meninggalkan mereka lalu langsung pulang ke kediaman Jung ini.

Karena jengah dengan Taehyun dan beberapa pesan yang masuk, Ia akhirnya menyimpan ponselnya di meja belajar yang terdapat di sudut ruangan dan kembali merebahkan dirinya dan pergi ke alam mimpi.






~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Notes:

P for punten for mau nge informasiin sesuatu.

Jadi gini, aku kan udah kelas 12 (3 SMA), jadi aku bakal mulai ngambis dari sekarang. Jadi buat up-nya aku jadiin seminggu sekali. Mohon maaf yaw 😔🙏🏻

Dan btw, buat kalian ada yang udah nonton MV GFRIEND MAGO? kalau ada gimana pendapat kalian? Dan pendapat kalian juga mengenai Big Hit Labels Concert Family gimana?

That's all untuk sekarang. Maaf ya karena bakal seminggu sekali update nya:(

Last, thanks for your support and love ya 😘

We Are Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang