《💥⚡🌚⚡》《 ~ END ~ 》《⚡🌚⚡💥》

1.6K 91 19
                                    

Kini, Soobin serta Yeonjun tengah menunggu kepulangan orang tuanya. Kemarin malam, orang tuanya mengabarinya bahwa mereka akan pulang keesokannya karena ada beberapa hal di kantor. Maka dari itu, ini saatnya. Saat dimana mereka harus menerima takdir yang akan mereka terima.

Sesaat Soobin pulang kemarin pun, Yeonjun langsung memeluk Soobin dan menjelaskan semuanya. Soobin tak bisa menahan tangisnya saat itu. Bahkan untuk berhenti menangis pun Ia tak bisa. Sampai mereka kembali berbaikan. Cukup senang bagi Soobin karena ternyata Yeji tidak mengandung anak milik sang kakak, melainkan milik kekasih terbarunya.

Dan kini, keduanya tengah duduk bersebelahan. Saling berpengangan tangan, untuk menguatkan satu sama lain.

"hyung" Yeonjun menoleh menatap Soobin "sesaat hyung selesai membicarakan masalah ini, aku ingin memberitau kalian sesuatu" ucap Soobin dan diangguki oleh sang kakak. Meski Ia penasaran sekali, namun ini sepertinya penting dan harus diketahui juga oleh kedua orang tuanya.

Tak lama, bel rumah berbunyi. Yeonjun menatap Soobin lalu tersenyum di saat Soobin menatapnya balik. Ia lantas bergegas untuk beranjak ke pintu depan dan langsung membuka pintu.

"aaa Yeonjuuun!!!" pekik seorang wanita paruh baya dan langsung berangsur memeluk tubuh Yeonjun.

"kau masih terlihat sama saja" ucap sang ayah sembari mengusak rambut Yeonjun.

Sang ibu melepas pelukannya "dimana adikmu?" Yeonjun hanya bisa tersenyum canggung sedari tadi.

"eomma, appa... a-aku ingin memberi tau kalian sesuatu"

Yeonjun lantas beranjak ke ruang tamu dan meninggalkan orang tuanya yang tengah menatapnya kebingungan. Lantas keduanya mengikuti langakah Yeonjun.

Sesampainya di ruang tamu, sang ibu langsung terkejut bahagia melihat Soobin yang tengah terduduk. Ia lantas berlari dan memeluk Soobin sembari meneriakki namanya. Namun, Ia merasa mengganjal di bagian perutnya, seperti ada bola keras disana. Ia spontan melepaskan pelukannya untuk mengecek.

"eomma, biarkan aku menjelaskannya terlebih dahulu" ucap Yeonjun sembari di samping Soobin. Sang ibu yang kebingungan langsung duduk di sofa panjang di bagian lain, diikuti sang suami.

"S-Soobin hamil anakku" kedua orang tua itu sontak terkejut. Matanya membola, tak percaya apa yang telah dibicarakan.

"kau pasti bercanda" Yeonjun menggeleng kuat.

"tidak, ini bukan candaan appa"

"apa kalian saling mencintai?" Yeojun dan Soobin mengangguk pelan dan dihadiahi senyum mengambang dari kedua orang tuanya.

"syukurlah" keduanya membolakan matanya dan menatap keduanya bergantian dengan tatapan bertanya.

"seharusnya kalian bilang dari dulu"

"a-apa yang kalian maksudkan?"

Sang ayah tersenyum "appa dan eomma sudah memikirkan hal tentang ini sedari dulu, kalian tau kan banyak pemilik perusahaan diluar sana yang kaya namun bodoh, bahkan anaknya pun bodoh"

"benar, maka dari itu, kami berpikir untuk tidak membiarkan kalian berdua menikahi mereka"

"tapi eomma, masih ada orang baik diluar sana" sang ibu mengangguk setuju atas ucapan anak keduanya.

"itu benar, tapi sayang, nama perusahaan kita akan turun jika kalian menikahi orang baik yang banyak di sana"

"dan berakhirlah kami berpikir untuk menikahi kalian!" ucap sang ayah riang.

Entahlah Yeonjun dan Soobin harus senang atau tidak, mereka terlalu pusing untuk menerima semua kejadian yang telah mereka lalui.

"kalian kakak beradik dari kandungan yang sama, maka dari itu kalian dilarang untuk menikah, dan appa tau itu"

"maka dari itu, eomma dan appa ingin kalian untuk menjaga rahasia ini, apa bisa?"

Yeonjun dan Soobin saling menatap sebentar lalu mengangguk. Tersenyum ke arah sang orang tua karena senang ternyata kedua orang tuanya menyetujui hubungan terlarang ini.

Aneh, memang, tapi mau diapakan lagi, nasi sudah jadi bubur dan orang tuanya menginginkan bubur tersebut. Meski bubur tersebut busuk atau semacamnya.

"Soobin kau tidak usah bersekolah saja mulai dari sekarang" Soobin mengangguk paham.

"oh iya, Soobin mau bicarakan sesuatu" semuanya mengalihkan atensi pada pria manis berperut buncit itu.

"emm... Y-Yeji Noona, itu sebenarnya temannya Lia, mantan Soobin"

"d-dia mengancam Soobin saat datang ke rumah"

"saat datang kerumah? Di saat kau menangis?" Soobin mengangguk atas pertanyaan Yeonjun.

"Yeji Noona bilang kalau dia bakal nyiksa Soobin pakai narkoba yang dimasukin ke dalam jus jeruk. Dan ternyata Yeji Noona malah salah masukin obat" ucap Soobin yang harusnya sendu entah mengapa menjadi sangat lugu.

"tapi kenapa?"

Soobin menggeleng "Yeji Noona bilang kalau Soobin selingkuh dari Lia, padahal waktu itu Lia yang selingkuh, jadi Soobin di salahin di situ... Lia juga nuduh-nuduh Soobin kalau Soobin yang selingkuh"

"makanya Yeji mau nyiksa kamu, gitu?" Soobin mengangguk.

Sialan sekali wanita itu. Menyalahkan Soobin yang manis dan polos ini dan mengancamnya untuk memberikannya obat-obatan terlarang.

"yasudah, biarkan saja masa lalu itu. Sekarang, kita beristirahat saja" ucapan sang ibu diangguki oleh yang lainnya. Keempatnya pun memsiahkan diri untuk pergi ke kamar masing-masing.

Yeonjun dan Soobin pun pergi ke kamar yang lebih tua. Sesampainya di sana, Yeonjun mematikan lampu dan membiarkan lampu tidur yang menyala dan rembulan yang masuk melalui jendela kamar.

Soobin pun langsung duduk di tepi ranjang. Menatap kandungannya sembari mengelusnya. Yeonjun yang menatapnya pun merasa kasihan. Memiliki takdir yang cukup sulit dihadapi, namun bersyukur atas akhir bahagia dari semua penderitaan yang telah mereka lalui ini.

Yeonjun mengelus perut buncit Soobin dan membuatnya mendongkak menatap wajah tampan sang kakak lalu tersenyum, membuat Yeonjun ikut tersenyum. Sang kakak lantas berlutut di hadapan sang adik lalu mengecup kandungannya.

"maafkan appa yang sudah berperilaku jahat kepadamu dan eomma-mu" ucapnya lembut sembari terus mengusap perut buncit itu. Ia lantas mendongakak dan menatap sang adik lalu tersenyum.

"maafkan aku, aku-"

Yeonjun membelalakan matanya. Menerima ciuman secara tiba-tiba dari sang adik. Detik setelahnya, Soobin melepaskan ciuman tersebut lalu tersenyum ke arah sang kakak.

"lupakanlah masa lalu hyung, jangan terlalu diperdulikan" Yeonjun mengangguk dan beranjak tidur di kasur. Diikuti Soobin tidur di sebelahnya.

Yeonjun pun memeluk posesif pinggang Soobin yang sedikit terhalang karena perut yang memebesar itu.

"I love you Binnie~"

Soobin tersennyum "love you too hyungie~ sleep well"

Entahlah bagaimana pula mereka harus berekspresi saat ini. Setelah mengalami naik turunnya hidup, senang dan pedihnya hidup, mendapatkan sebuah karunia dari Tuhan. Namun itu semua terbayarkan dengan akhir yang bahagia. Entah bagaimana kedepannya, namun mereka hanya berharap agar mendapatkan masa depan yang bahagia saja.






~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Notes:

Nih yang mau happy ending aku kasih. Gaje sih tapi semoga kalian ngerti yaa. Sebenernya aku bosen kalau ending ceritanya kakak adeknya ternyata keluarga tirinya, jadi aku giniin aja xixixixi...

Semoga suka yaa, dan makasih juga udah mau dukung author sama book ini dari awal sampe akhir, makasih banyak yaa~

Maaf juga kalau ada kesalahan atau lainnya yang ngebuat kalian nggak enak hati, dan maaf juga buat member ITZY duh gusti hampura nya Yeji sama Lia hiksrot😭😭🙏🏻🙏🏻

Dukung cerita-cerita aku yang lain juga ya semuanya

Thanks a lot and love ya😘

We Are Brother!Where stories live. Discover now