《🌧》《 ~ 29 ~ 》《🌧》

670 81 13
                                    

“eomma menemuinya di dekat toko roti kemarin. Ia terbaring lemas di sela gedung-gedung, makanya orang-orang tak bisa melihatnya”

Penjelasan sang ibu dari Renjun membuat keempatnya terkejut. Kai yang menatap Soobin dari luar melewati kaca transparan, Taehyun yang menenangkan Beomgyu yang sedang sedih, dan Renjun sendiri yang tengah berada di samping sang ibu.

Sudah cukup penderitaan yang Soobin hadapi, Ia ingin sahabatnya hidup bahagia. Kenapa ini terjadi. Entah rencana macam apa yang Tuhan buat. Namun Ia terus berpikir bahwa ini pasti ada jalan keluarnya.

“k-kandungannya bagaimana?” tanya Beomgyu ketir. Sedikit takut jika anak kandungan yang tak bersalah ikut terluka.

“anaknya sehat-sehat saja, tapi Soobin yang tidak, dia seperti kelaparan dan kelelahan, belum lagi matanya yang sembab dan terus menerus menangis” Beomgyu kembali menunduk.

“sialan” gerutu Kai sembari menunju kaca transapran dan membuat seluruh atensi menatap ke arahnya.

“tenanglah Kai, dia hanya pingsan”

“aku tau!” bentaknya terhadap Taehyun.

“m-maaf hyung, aku tidak bermaksud”

“tak apa, tenangkanlah dirimu dulu” Kai mengangguk lalu duduk di sebelah Beomgyu.

“aku membelikan kalian minuman” ucap Renjun sembari memberikan botol air putih dingin dan diterima baik oleh ketiganya.

“Renjun”

Renjun berbalik menghadap ibunya “ya?”

“anak siapa yang dikandung Soobin?” tanya ibu Renjun penasaran. Keempatnya bingung, mereka memandang satu sama lain.

“kalian kenapa?”

Renjun cepat-cepat menggeleng “i-itu anak... emmm”

“dia nikah muda Imo” ucap Taehyun dan diangguki ragu-ragu oleh lainnya. Sedangkan ibu Renjun terkejut.

“benarkan?! Kenapa bisa?”

Keempatnya memandang kembali satu sama lain, lalu mengedikkan bahunya tanda tak tau.

“bagaimana dengan kakaknya? Bukankah dia memiliki satu kakak? Siapa namanya? Aku lupa” ucap Ibu renjun.

“Yeonjun, eomma”

“ahh iya iya, Yeonjun. Jadi kenapa tidak kalian panggil?”

“dia sedang sibuk Imo” elak Taehyun lagi dan dipercayai oleh sang ibu.

“baiklah, kalian jaga Soobin ya, aku masih ada urusan sebentar” keempatnya mengangguk dan ibu Renjun pun pergi menjauhi mereka.

“bagaimana sekarang?” Taehyun menggeleng tak tau lagi harus membantu apa. Melihat keadaan Soobin yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit, serta infus yang menancap kuat pada tangan kirinya.

Sedangkan di tempat lain, Yeonjun bersama sang mantan masih terdiam di sofa. Keduanya tengah berpelukan erat tanpa mengedahkan Soobin. Entah apa yang dipikirkan Yeonjun sampai-sampai membiarkan sang adik begitu saja dan malah memilih sang mantan yang katanya tengah mengandung anak miliknya.

“Yeji” yang dipanggil menoleh.

“maaf, tapi sepertinya aku akan bertanggung jawab terlebih dulu pada Soobin” Yeji memincingkan matanya tak suka.

“kenapa?”

“dia mengandung anakku terlebih dahulu, maka mau tak mau aku harus bertanggung jawab terhadapnya” Yeji semakin tak suka terhadap sang mantan di depannya ini.

“kau yakin? Bukannya hubungan darah dilarang? Bagaimana jika orang tuamu mengusirmu dan lebih memilih untuk merawat Soobin dan anak dikandungannya?” hasut Yeji.

Berharap Yeonjun terhasut dan memilih untuk mempertanggung jawabkan dirinya terlebih dahulu.

Yeonjun terdiam, ada benarnya juga ucapan sang mantan. Aneh, kepercayaan dirinya mulai hilang. Dan anehnya, Ia lupa akan alasan sang adik mengandung anaknya.

“tapi, bagaimana dengan Soobin jika aku memilihmu?”

Yeji tersenyum “kau bisa menitipkannya di suatu tempat, di rumahku mungkin? Atau di apartemen? Kau memiliki banyak uang bukan?” ucapnya sembari memutarkan telunjuknya di dada bidang milik Yeonjun.

Yeonjun terlihat berpikir “kau benar, tapi, bagaimana jika orang tua ku bertanya mengenai keberadaan Soobin?”

“kau bisa mengatakan bahwa Soobin tengah menginap bersama temannya untuk... entahlah, beberapa hari mungkin? Atau kau bisa membuat alasan senidiri” Yeonjun sontak tersenyum, lalu mengecup bibir Yeji.

“kau benar, Soobin adalah adikku, seharusnya aku menggugurkan kandungannya saja waktu itu” Yeji tersenyum lebar. Rencananya untuk menghasut Yeonjun berhasil.

“Yeonjun~”

“hm?”

“kau benar akan lebih memilihku daripada adikmu sendiri kan?”

Yeonjun mengangguk yakin “tentu”

“lalu bagaimana dengan adikmu nanti? Kau benar-benar akan mendiamkannya saja?”

Yeonjun mengedikkan bahunya “entahlah, tapi aku akan bertanggung jawab atas dirimu terlebih dahulu”

“kenapa?”

“karena kau adalah seorang wanita, sedangkan Soobin adalah pria dan dia juga adikku”

“jadi, mau kau apakan anak kandungan Soobin?”

“mungkin... menggugurkannya? Atau hanya mendiamkannya mungkin?” Yeji mengagguk-anggukkan kepalanya, meski dalam hatinya senang sekali sampai berteriak kemenangan. Hasut-menghasutnya berhasil.

Sudah sukses besar rencana Yeji, mengelabui sang mantan untuk meninggalkan sang adik dan memilih dirinya sendiri. Yeonjun pun sepertinya lupa bagaimana otaknya bekerja dengan baik. Padahal dulu Ia lebih memilih menjauhi Yeji dan bertanggung jawab atas perbuatannya terhadap sang adik. Namun, kini terbalik.

“ayo tidur” ajak Yeonjun.

“mari bermain terlebih dahulu” ajak Yeji sensual, dan didapati senyum mengambang dari Yeonjun.






~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Notes:

Sksksksk makin gak sabar beresin book ini🌝🌝

Btw, nanti malem bakal ada surprise ya dari aku, stay tune aja yaw... ini hadiah buat tahun baruan xixixixi...

We Are Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang