Nowhere

1.9K 173 217
                                    

..

"Ayah!"

Beomgyu hampir terjatuh karena serangan dari putri kecilnya yang tiba-tiba.

"Hei, bukankah Ayah sudah bilang jika kau lari akan mendapat hukuman, hm?"

Gadis kecil berumur 5 tahun itu langsung melepas kaki Beomgyu. Ia tertunduk menyesali. Oh sungguh, gadis kecil yang menggemaskan. Bahkan di umurnya yang baru akan menginjak 6 tahun itu, ia sudah terbiasa dengan rasa salah-benar dan konsekuensinya.

Beomgyu menggeleng pelan dan terkekeh. Ia meletakkan tasnya di lantai dan mensejajarkan tingginya dengan Sang putri. "Jinhee, sekarang sudah ingat jika akan mendapat hukuman jika lari-lari?"

Gadis itu mengangguk pelan. Pipinya menggembung setengah kesal. "Iya Ayah," jawabnya lesu.

Beomgyu tersenyum simpul. "Baiklah sekarang kau akan Ayah hukum," pun gadis itu langsung mendongak menatap Beomgyu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Maaf, Ayah. Jinhee tidak akan lari lagi," bujuk gadis itu seraya menggenggam tangan Beomgyu dengan tangan kecilnya.

"Tidak, Jinhee harus dihukum."

"Tapi Ayah, Jin-"

"Hukumannya adalah cium pipi Ayah."

Lihat, bahkan gadis itu langsung berbinar ketika mendengar hukuman apa yang Beomgyu berikan. Yah, Beomgyu tak pernah benar-benar menghukum darah dagingnya sendiri dengan kekerasan. Ia hanya ingin Jinhee, anak tersayangnya itu mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tuanya.

"Hei, ada apa ini? Kenapa hanya Ayah yang mendapat ciuman? Mana untuk Ibu?"

Suara lembut itu hadir selagi Jinhee mencium pipi Beomgyu secara bergantian. Anak dan Ayah itu menoleh ke arahnya bersamaan.

"Ibu juga ingin dicium Jinhee?"

"Tentu saja sayang. Ini.." tunjuk Ryujin pada pipinya sendiri sembari berjongkok menghadap anak gadisnya.

Dengan segera dikecupnya sayang Sang Ibu bergantian. Inilah yang Beomgyu sukai, melihat interaksi Ibu dan anak yang menggemaskan. "Bagus setelah mendapat maaf dari Ayah, kau meninggalkan Ayah. Baiklah, Disneyland resmi dibatalkan," tutur Beomgyu membuat drama kecil.

Oh, Jinhee yang malang. Ia langsung menggeleng penuh tanda menolak. Menghampiri Beomgyu dengan tatapan mautnya untuk merayu. "Ayah jangan jahat padaku. Ayah sudah janji ingin mengajakku kesana bersama paman Yeonjun juga kan. Ayolah Ayah."

Ah, Beomgyu hampir lupa jika saja Jinhee tak menyebut nama temannya yang satu itu. Choi Yeonjun.

"Ah baiklah-baiklah. Kau pasti rindu paman Yeonjun juga kan?"

"Iya, paman bilang jika aku bisa menari, dia akan memberiku hadiah," ungkap gadis kecil itu.

Ryujin mendekatinya, ia mengusap kepala Si kecil dengan lembut. "Jika Jinhee ingin pergi ke Disneyland besok. Maka Jinhee harus pergi tidur sekarang," pintanya sembari tersenyum.

"Tentu Ibu. Jinhee akan tidur sekarang," ucap gadis itu serta merta dengan bergegas menuju kamarnya.

Benar-benar gadis mandiri. Didikan Ryujin tak pernah meleset, putrinya itu tak perlu ditemani lagi jika tidur sekarang. "Ah, dia sudah 5 tahun ya," ucap Beomgyu tiba-tiba.

"Akan 6 tahun, tepatnya." Ryujin membenarkan. Namun ia teringat sesuatu, "kau harus menghubungi kak Yeonjun setelah ini."

Lupa lagi. Walau sudah membuat janji satu bulan lalu, bukankah lebih baik jika Beomgyu menghubunginya lagi untuk memastikan pria super sibuk itu punya jadwal kosong atau tidak. "Iya juga. Terimakasih sayang."

YOUPHORIA [✔]Where stories live. Discover now