The Only One In This World

188 35 19
                                    


..

cklek.

"Kenapa kau ada di sini?" 

Nampak sekali wajah Eunji menggambarkan bagaimana kehadiran Yeonjun sangat membuatnya tak suka pada lelaki itu. Tapi Yeonjun sedikit tak mempedulikannya untuk saat ini, yang ada dalam pikirannya hanya ingin tahu bagaimana keadaan Yeji sekarang.

"A-aku hanya ingin menjenguk Yeji." Bahkan ini sudah hampir 3 bulan sejak terakhir kali aku melihatnya.

Dari pada merespon dengan pertanyaan lain, Eunji lebih memilih untuk mengerutkan dahinya. Menukikkan alisnya tajam, seolah jawaban yang diberikan Yeonjun adalah hal klise dan retoris. Jelas, ia akan menolak Yeonjun walau Yoona membayar hutangnya secara langsung. Eunji juga menatap Yeonjun dengan tatapan setengah datar, wanita itu banyak berharap bahwa ia tidak melihat Yeonjun lagi kedepannya.

"Bibi, bagaimana keadaan Yeji?" Yeonjun masih memberanikan diri untuk bertanya. Ia mengabaikan rasa sakit ketika Eunji terang-terangan menolaknya sejak tempo lalu.

"Apa itu penting untukmu? Apa dengan kau datang kemari, maka putriku akan sembuh, begitu?" 

Begitu menekan batin. Yeonjun sampai berpikir,  apakah di kehidupannya yang lalu, ia melakukan kesalahan dan dosa besar hingga mendapatkan kalimat seperti ini? Atau, apa karena hutang, ia jadi diperlakukan seperti ini? Bahkan dulu sewaktu ia berkunjung ke rumah Yeji, Yeonjun sama sekali tidak menemuui sifat dan perlakuan Eunji yang dingin seperti ini. Ibu Yeji itu memperlakukannya dengan baik dan juga lembut, seperti Ibunya sendiri. Lalu kenapa sekarang berbeda?

Tuhan, berikan aku kekuatan. Kali ini saja.

Mata yang berkaca-kaca itu hadir juga. Setengah mati menahan agar air mata itu tidak turun begitu saja. Tapi tetap saja, suara setengah bergetar itu sangat terdengar di telinga Eunji.

"Bibi…" 

"Aku tidak meminta apapun padamu selain tahu bagaimana keadaan Yeji. Apa kau begitu membenciku, hingga aku tidak boleh bertemu Yeji barang sedikit pun?"

Eunji membuang napasnya kasar. "Apa kau tidak sadar, bahwa putriku bisa seperti ini karena dia berteman denganmu? Kau tidak menyadari itu?"

"Itu artinya kau egois, Choi Yeonjun." 

Yeonjun menggigit bibirnya dengan kuat. Tatapannya seketika kosong beberapa saat. Ia mendongak dan menghirup napas dengan kasar, wajahnya pun memerah tanda ia tengah menahan rasa sedihnya itu. Tapi ia tetap berbicara dengan pelan pada Eunji, Yeonjun masih berpendirian untuk tidak bernada tinggi pada orang tua. Tapi ia tak tahu untuk kedepannya apakah itu akan sama atau ia mematahkannya sendiri.

"Bibi Eunji–"

"Lagi pula, Choi Yeonjun, putriku akan baik-baik saja walau itu tanpamu. Ku mohon, pergilah. Jauhi putriku dan jangan berharap bahwa aku mengizinkanmu menemuinya." 

Yeonjun terdiam beberapa saat. Kalimat itu, kalimat yang ia benci. Kalimat yang juga tidak ia inginkan hadir dari mulut siapapun. Lagipula, dimana letak salah ketika ia ingin menemui Yeji? Apakah hal itu perlu untuk dilakukan? Apakah ini adalah titik terakhirnya untuk mengharap bahwa ia dan Yeji akan menepati janji bersama? 

Semua itu akan musnah? Janji-jani itu, apa juga akan hilang? 

"Tapi, Bibi–" 

"Yeonjun…" 

Eunji dan Yeonjun seketika menoleh tatkala Bogum, Minhyun, dan Hyunjin datang. Dan pada saat yang bersamaan pula, Beomgyu dan Ryujin sampai di depan kamar inap Yeji. Mereka semua saling pandang sebelum Hyunjin menimpali.

YOUPHORIA [✔]Место, где живут истории. Откройте их для себя