Aren't You?

443 98 103
                                    

..

Sorak serta teriakan bersahutan dimana-mana. Mereka, murid Saebom itu menanti opening dari keseluruhan acara hari ini. Persembahan dari kelas menari tentu saja selalu menjadi daya tarik tersendiri. Walau jumlah anggotanya tak sebanyak anggota kelas seni yang lain, tapi dapat dipastikan jika penampilan mereka setiap tahun tak pernah mengecewakan.

Oh, tentu juga dari kelas 3-4. Tahu bukan, jika kelas itu adalah kelas Yeji dan Ryujin. Mereka, para siswa itu melihat dari pinggir lapangan dengan berbaris rapi sembari meneriaki nama Yeji dan Ryujin.

Pun, sekejam apapun pertarungan mereka dalam prestasi, mereka tetaplah mengatasnamakan kelas untuk menjaga image. Dan jangan lupakan, tiga orang lelaki yang tengah menunggu penampilan itu dengan sangat antusias. Ah, ralat, mungkin satu di antara mereka hanya diam saja tanpa menunjukkan ekspresi spesifiknya.

"Lama sekali, kapan mulainya, Beom?"

"Mana ku tahu. Aku bukan anggota kelas menari, Jung."

"Kau, kan bisa bertanya pada Ryujin."

"Bahkan kedua tangannya saja membawa bendera, Jung. Bagaimana dia bisa membalas pesanku," oke, mungkin Beomgyu agak jengah dengan Jungwon yang hanya terus bertanya kapan ini akan dimulai.

Sedangkan Jungwon hanya mendengus. Tapi ia juga berpikir, di depan sana, Ryujin tak membawa apapun selain dua bendera pada masing-masing tangannya. Huh, lama sek–

"Wow, Jung, sudah mulai!" Ujar Beomgyu dengan semangatnya. Ia bahkan menepuk pundak Jungwon beberapa kali saat musik itu diputar.

Sedangkan Si pengamat? Ah, mungkin menarik kata 'diam' bisa mendeskripsikan dirinya saat ini. Bagaimana tidak? Pupil matanya melebar ketika lagu berjudul One Candle itu terdengar di telinganya.

Brighter than shining stars..

Begitu yang terlintas dikepalanya. Selama hampir dua tahun ia bersekolah di sini belum pernah sekali pun merasakan ini.

Penyebabnya? Mungkin akan sedikit tercengang, tapi sungguh satu orang mampu membuatnya tertarik dalam sekali tangkapan mata.

"Hwang Yeji.. " lirihnya kemudian.

Wajahnya memang datar, tapi itu saja tak cukup menggambarkan keadaan sesungguhnya saat ini. Bahwa ia.. mendapat suatu percikan dalam dirinya untuk pertama kali. Entahlah, ia tak tahu apa itu.

"RYUJINN SEMANGATTT.. YEJII SEMANGATTT.."

Dan jangan lupakan jika Beomgyu memiliki hobi yang sama dengan Ryujin. Seketika membuat Yeonjun yang mulanya tenang kini tersentak karena suara keras dari sebelahnya itu.

Ia bahkan menatap Beomgyu dengan pandangan yang menyiratkan untuk mengurangi volume suaranya. "Hehe, aku hanya menyemangati mereka," tutur Si pangeran sekolah itu tanpa dosa.

"Beom, sepertinya aku akan berada di tim Yeonjun kali ini," tutur Jungwon yang matanya masih melihat penampilan itu.

Perkataan Jungwon tentu saja membuat Beomgyu mengerutkan alis tanda bertanya, "kenapa begitu?"

"Kau berisik sekali. Telingaku sakit, kau tahu," paparnya seraya menunjuk telinganya. Namun Beomgyu bereaksi tak terduga, "bagus. Itu membuatmu terbiasa kan? WOOOOO.. KEREN SEKALI.."

Namanya Choi Beomgyu, ia tak bisa tidak tenang. Lain halnya dengan Beomgyu, Yeonjun, orang yang sedari tadi hanya menjadi pengamat hanya terfokus pada penampilan itu. Oh, mungkin hanya satu orang saja disana.

Ia tak mengira bahwa Yeji sepandai itu dalam menari. Tunggu, ia baru saja memuji Yeji? Apa benar ini Yeonjun? Ia menggeleng pelan kemudian.

Justru, mata tajamnya yang terus fokus itu seakan memberitahunya sesuatu. Sesuatu yang membuat dirinya bertanya-tanya dan ingin sekali menguliknya, ada apa?

YOUPHORIA [✔]Where stories live. Discover now