Time Leapse

882 133 132
                                    

..

"Baiklah, ini akan dimulai sebentar lagi. Jinhee kau takut?"

Jinhee menggeleng penuh denagn senyum lebarnya, membuat Ryujin tersenyum pula. Mereka menunggu sekitar 5 detik. Dan ketika ayunan itu mulai berputar, gadis kecil itu membuka mulutnya lebar seraya menyerukan nama orang-orang terdekatnya.

"AYAH GYU!!.. IBU JIN!!.. PAMAN OJUN!! INI SERU SEKALI!"

Gadis kecil itu sangat senang selagi ayunan itu berputar sedikit cepat. Ia mengayunkan kakinya ke depan dan belakang menikmati. Sesekali menatap Ibunya yang juga tersenyum lebar ke arahnya.

Oh ini adalah hari bahagia bagi Jinhee walau bukan perayaan ulang tahun gadis kecil itu. Pun berbeda halnya dengan Beomgyu. Sang Ayah justru beraut datar dan setengah takut. Bukan, bukan Jinhee, tapi dia takut menaiki wahana yang.. tak seberapa ini.

"Ya Tuhan, perutku mual," monolognya menatap lurus ke depan. Ia tak menghiraukan seruan Yeonjun yang terlihat asyik menaiki wahana ini di sampingnya.

Akhirnya selesai sudah. Beomgyu yang baru saja turun dari tempat duduknya langsung berjalan lesu menuju sebuah bangku di dekat loket. Ryujin yang tahu jika suaminya tak baik-baik saja langsung mengusap bahunya pelan, sedangkan Jinhee kini tengah digandeng tangan besar Yeonjun.

"Ibu, Ayah kenapa?" Tanya Jinhee dengan raut penuh tanda tanya.

Namun ketika Ryujin ingin menjawab, Beomgyu menggelengkan kepalanya. Huh, Ryujin tahu pasti suaminya ini tak ingin di anggap payah oleh anak sendiri. Ia hanya menghela napas setelahnya. "Ah, Jinhee bersama pama Ojun dulu ya. Ibu mau mengantar Ayah ke kamar mandi," gadis itu menurut. Ia bahkan senang jika bersama Yeonjun.

"Kak Yeonjun, aku titip Jinhee sebentar ya. Beruang nakal satu ini payah sekali," tutur Ryujin setengah membisik. Beomgyu ingin protes sebenarnya, namun karena kondisinya sangat mual. Ia hanya bisa diam sembari merangkul Ryujin.

"Tenang saja, Jinhee aman bersamaku," ujar Yeonjun tanpa beban.

"Ya sudah, aku harus ke kamar mandi dulu. Bye.." pun setelah itu Ryujin dan Beomgyu berjalan ke arah toilet umum. Menyisakan Yeonjun dan Jinhee di sana.

"Baiklah Jinhee mau kemana lagi?"

Jinhee nampak berpikir sembari menyentuh dahinya lucu. Yeonjun hanya tersenyum melihatnya. "Aku mau ke istana boneka paman," pintanya sembari menunjuk tempat cantik bak kerajaan asli itu.

"Okay, let's go." Yah, mereka berlari kecil menuju tempat yang diinginkan gadis kecil Beomgyu itu.

Yeonjun sama sekali tak keberatan untuk menuruti kemauan Jinhee selagi Ryujin dan Beomgyu belum kembali. Itu tak masalah baginya.

Mereka menaiki berbagai macam wahana yang tentunya aman untuk Jinhee. Dan pada akhirnya gadis kecil itu lelah, ia meminta gendong Yeonjun di punggung. "Paman, aku mau eskrim itu," oh, dia sepertinya ingin sesuatu yang manis-manis selepas bermain.

"Gelato? Paman juga ingin," lagi, Yeonjun menurutinya.

Keakraban mereka mungkin akan membuat orang-orang di sekitanya mengira bahwa Jinhee adalah anak Yeonjun. Anak? Ia saja belum menikah. Jangankan menikah, punya gadis saja tak pernah. Kecuali, ya.. gadisnya dulu.

"Jinhee mau rasa apa?"

"Aku mau rasa coklat," ya Tuhan. Tolong, jantung Yeonjun kenapa berdetak sedikit lebih cepat hanya karena kata 'coklat'?

Bahkan dia dulu juga menyukai rasa coklat, ucapnya dalam hati mengingat. "Aku pesan rasa coklat 1, mint choco 1. Pakai cup," ujarnya pada penjual eskrim itu.

YOUPHORIA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang