2. Kebetulan atau Takdir

3.7K 483 90
                                    

Ceritanya belum ramai, tapi aku up saja barangkali makin banyak yang suka setelah ini. Spesial juga. Hari ini ada yang ulang tahun.

Selamat membaca, x.

Suara musik seakan berusaha merusak gendang telinga. Dentuman begitu kencang serta kilat lampu warna-warni menghiasi lantai dansa yang sesak akan hiruk pikuk orang-orang kehilangan akal sehat. Hampir semua sudah berada di puncak kesadaran. Berbeda dengan Da In yang masih bersemangat menjejalkan alkohol seloki demi seloki kedalam mulut. Sama sekali tidak terpengaruh dengan banyaknya alkohol yang sudah  ditenggak. Masih dengan kesadaran penuh, mengangguk mengikuti irama musik sambil memperhatikan satu persatu orang-orang di lantai dansa.

Meski atensinya berada pada kerumunan, isi pikirannya tidak benar-benar berada disana. Seakan sedang berkelana meninggalkan raga untuk mengawang-awang. Rasanya sedikit pening. Ditambah pengaruh alkohol yang mulai bekerja menguasai otak. Kini Da In memutar tubuh. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja bar.  Sedang berpikir keras cara untuk mendekati Taehyung. Jelas ini akan menjadi sulit. Dia belum tahu betul seperti apa Kim Taehyung kecuali dari beberapa rumor dan informasi dari seseorang yang ia dengar. Sebenarnya, tidak begitu sulit, jika Da In adalah seorang jalang handal yang mampu merayu Taehyung untuk naik ke atas ranjang. Namun hanya sebatas itu. Dipastikan tidak akan ada kelanjutan dari hubungannya setelah berhasil meniduri pria Kim. Sebab dia tahu Taehyung tidak akan bercinta dengan jalang yang sama lebih dari sekali. Apalagi hingga menaruh perasaan. Masalahnya, dia butuh Taehyung lebih dari itu.

Kedatangan seseorang berhasil membuyarkan lamunan Da In. Atensinya beralih penuh pada tangan yang melingkar dipundaknya. Hanya sejemang, kemudian hazelnya bertemu dengan obsidian pemilik tangan. "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya pria jakung yang membuat Da In mendongak tiap kali berbicara.

Tersenyum getir, Da In kembali meneguk alkohol sebelum menjawab, "tidak ada."

Kim Mingyu. Pria yang tengah merangkul Da In penuh sayang. Jika dilihat sekilas, pasti banyak yang mengira Da In dan Mingyu adalah sepasang kekasih. Kenyataannya, tidak sama sekali. Mereka memang sudah bersama bertahun-tahun, tapi mereka bukan dua orang yang berada dalam hubungan asmara. Bisa dibilang, ikatan yang lebih erat dari sekedar kekasih. Memang rumit jika dijelaskan, sebab tidak pernah ada jawaban yang tepat. Namun yang pasti, mereka saling menyayangi lebih dari sekadar saudara. Bisa dikatakan saling bergantung satu sama lain.

Kembali Mingyu pergi meninggalkan Da In sendiri. Dia tahu sahabatnya sedang tidak ingin diusik. Maka dia mencari hiburan lain. Selain mengganggu Da In yang tentu akan membuat wanita itu naik pitam. Suasana hati Da In memang kerap berubah-ubah secara drastis. Kadang dari sedih menjadi senang dalam hitungan detik. Begitupun sebaliknya. Layaknya seseorang yang sedang terkena gangguan mental.

Berbeda dengan Mingyu yang memilih untuk menghindar dari Da In, seorang pria lain malah mendekat pada gadis itu. Menempatkan diri tepat pada kursi disebelah Da In. Menilik pada sudut mata penampilan asing disebelahnya, Da In menoleh penuh. Matanya membulat mendapati profil samping seseorang yang dikenal sedang memesan minuman.

"Hai, Jeon! Wah, apa ini sebuah kebetulan?" sapa Da In antusias.

Pria itu menengok pada gadis yang kini bertopang dagu memperhatikannya, "sayang sekali, aku tidak percaya dengan kebetulan." Sahutnya ketus.

"Lalu, apa kita ditakdirkan untuk bersama begitu?" Da In tersenyum jahil. Mengerlingkan mata menggoda. Pertanyaannya terlalu abu-abu untuk dijawab. Oleh sebab itu, Jungkook lebih memilih untuk memalingkan wajah. Tidak menggubris Da In yang masih menatapnya lamat.

Oke. Jungkook tidak tahu kalau Da In adalah orang yang talkative. Tiga puluh menit duduk bersama, gadis itu sama sekali tidak kehabisan topik pembicaraan. Sedang Jungkook tidak merasa risih sama sekali. Lagipula tidak ada hal lancang maupun mengganggu yang Da In ucapkan. Hanya obrolan sederhana layaknya orang yang baru saja kenal.

Dangerous ChoiceWhere stories live. Discover now