18. Menguak Lara

2.3K 291 90
                                    

Halo, Dangerous Choice kembali lagi. Part ini panjang. Ada jawaban yang mulai terbuka dari clue-clue sebelumnya. Silahkan dihubungkan satu-persatu.

Jangan lupa untuk selalu memberi dukungan. Vote ga sulit kok, tombolnya ada di kiri bawah. Sudah dikasih hiburan secara gratis kan, bisa dibaca tanpa harus mengeluarkan biaya. Free content. Setidaknya dihargai ya sayang-sayangku. Ayo, sidersnya juga keluar💜

Not suitable for underage. Explicit content included.

-•-

Suara-suara pagi hari menjadi mellifluous paling manis. Nyatanya mampu memberi ketenangan pada atma wanita yang tengah duduk pada bangku taman. Mengayunkan kedua kaki diatas rerumputan. Memejam mata selagi mendongak dengan bibir merah yang sedikit terbuka. Kepalanya tengah dipenuhi vokal anomali. Pening. Mempertanyakan surplus atas eksistensinya di dunia. Mungkin cara berpikir Da In memang berbeda dari orang kebanyakan. Jika seseorang akan lebih banyak berpikir dan sedikit bertindak, atau sedikit berpikir dan melakukan hal lebih banyak, Da In bisa dikatakan merupakan gabungan diantara keduanya. Wanita itu seringkali memikirkan banyak hal, namun tetap melakukan hal-hal secara spontan. Tidak boleh ada yang menghalangi rencananya, sebab jika dibandingkan dengan beberapa orang, Da In merupakan wanita paling nekat meski dalam keadaan tidak seberapa genting.

Enam bulan berlalu sejak kedatangan Da In ke kota kelahirannya ini. Sedikit lebih lama dari perkiraan sebab semua rencananya kacau balau. Seharusnya memang sejak awal dia tidak menjalankan rencana di dalam rencana. Dia tahu tidak pernah berakhir baik jika menjalankan taktik tanpa melihat dampak negatif terlebih dahulu. Semua hal tidak spontan yang ia lakukan selalu diperkirakan secara matang. Memprediksi pengaruh paling buruk yang akan terjadi sebelum menerka keuntungan yang akan didapatkan. Antisipasi. Jika saja ia harus jatuh pada titik hancur lebur, setidaknya sudah memperkirakan semerana apa dirinya kelak. Atau bila menemukan keberuntungan, Da In akan mempersiapkan remidi atas sakit yang dideritanya nanti.

Pada saat-saat seperti ini, Da In ingin sekali merutuk dirinya sendiri. Menyalahkan keadaan yang mengharuskannya berada di dunia. Meski tidak sekali dua kali mencoba mengambil jalan pintas untuk pergi menemui Hoseok, tetap saja semesta seolah tidak merestui kepergiannya. Seperti masih ingin melihat Da In lebih hancur lagi. Tidak layak hidup, pun tidak diizinkan mati. Sekarat tanpa pertolongan. Tidak memiliki pelarian selain mengais bantuan dari diri sendiri. Berharap untuk bertahan sedikit lagi sebelum kegelapan mengoyak seluruh hidupnya. Jika perlu, Da In akan menyeret paksa semua orang yang membuatnya berada pada kesulitan.

Menyudahi kegiatan menenangkan diri, Da In membuka kedua mata. Pertama kali mendapati bentala dengan payoda-payoda menggantung. Berdecih menertawakan diri sendiri. Sekali lagi, dengan jumawanya semesta memamerkan keindahan pada Da In saat ia berada diambang kehancuran. Bagai sengaja menunjukkan bahwa Da In layak mendapat seluruh tembelang agar dunia tetap baik-baik saja. Sialan.

Da In mengubah arah pandang, berpaling pada seseorang yang duduk terdiam di sebelah, "bagaimana Nyonya Kim? Indah bukan? Sayang sekali kau memiliki dua putra, tapi tidak pernah mengajakmu keluar dari kamar. Pasti bosan sekali setiap hari melihat pemandangan dari dalam bangsal."

Tidak ada balasan yang terdengar. Lawan bicaranya masih setiap menatap kosong hamparan rumput di depan sana. Sama sekali tidak memberi atensi sekalipun Da In berujar. Menyadari hal itu, Da In beranjak lalu berjongkok dihadapan wanita paruh baya yang menggunakan setelan pasien rumah sakit. Tangannya bergerak meraih helaian rambut yang tampak memutih untuk diselipkan kebelakang telinga. Tersenyum bangga melihat hasil tangannya menggunakan gunting untuk memotong surai Nyonya Kim. Meski tidak pandai menggunakan gunting, setidaknya Da In pernah sesekali memotong rambutnya sendiri. Dia tahu Nyonya Kim tidak akan memberi persetujuan ataupun penolakan, itu sebabnya Da In melakukan begitu saja. Lagipula melihat penampilan sekarang jauh lebih baik. Tidak seperti sebelumnya yang terlihat bak pesakitan.

Dangerous ChoiceWhere stories live. Discover now