32. Almost Is Never Enough

1.8K 207 44
                                    

Halo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo!

—•—

Aroma pelitur familiar yang melapisi kayu sepanjang lorong menyeruak pada indera penciuman Taehyung. Langkahnya terlihat tenang dengan dua tangan tersimpan di masing-masing saku pada sisi tubuh, mengabaikan keberadaan pengawal yang turut berjalan di belakangnya. Tentu mereka tidak mengawasi dengan tangan kosong, ada revolver yang Taehyung ketahui bersemayam di saku jas dua pria itu.

Ketukan dari sepatu Taehyung berhenti tepat di depan pintu kayu besar. Tidak sekali dua kali ia berpijak di tempat ini. Taehyung masih ingat betul bagaimana dia bisa ada di sana terakhir kali. Hal-hal apa saja yang dibahas selama empat puluh lima menit di dalam ruangan. Pun sekarang, dia kembali akan menghabiskan waktu untuk berbincang hal yang belum dia ketahui saat ini, bersama orang yang sama seperti sebelumnya—Song Junho.

Derit pintu terbuka menandakan Taehyung sudah bisa memasuki ruangan, kali ini tanpa diikuti dua pengawal tadi. Mereka berjaga tepat di depan pintu selagi membenahi ear-piece yang terhubung dengan penyadap di dalam ruangan. Antisipasi barang kali bos mereka mengalami hal yang tidak diinginkan di dalam sana.

Ruangan itu masih sama seperti saat terakhir kali Taehyung berkunjung. Terlihat meja besar tepat saat pintu terbuka. Set sofa lengkap dengan meja kaca di sebelah kiri ruangan. Rak berisi buku-buku dan berkas-berkas penting di sebelah kanan. Serta etalase berisi senjata api dan beberapa aksesori memenuhi tiap sudut ruangan. Siapa pun yang memasuki ruangan ini untuk pertama kali, jelas akan berpikir lebih dari sekali sebelum melangkah. Mungkin juga memanjatkan harapan agar mereka masih bisa keluar dengan selamat. Sebab jika ada seseorang meregang nyawa di dalam ruangan Tuan Song, bisa dipastikan tidak akan ada yang tersisa kecuali nama dan kenangan untuk orang-orang terdekat mereka.

Seperti sebelumnya, Taehyung dapat menebak apa yang akan Junho lakukan untuk menyambutnya. Berjalan dengan tenang menuju lemari kayu di belakang meja kerjanya, meraih salah satu dari koleksi minuman mahal yang dimiliki lengkap dengan gelas wine. Seperti biasa pula, Taehyung akan menolak suguhan Junho sebab dia harus menyetir untuk pulang.

"Jadi, apa keperluan Tuan Song mengundang saya ke sini?" pertanyaan Taehyung memberai keheningan yang menyelimuti selama beberapa menit. Junho dari tempatnya tersenyum selagi menuang minuman. Anak muda selalu terburu-buru.

Kembali berjalan menuju sofa di tempat tamunya berada, Junho menempatkan diri di seberang Taehyung agar lebih mudah berkomunikasi sambil bertatap muka. "Tentang Song Da In." Mendengarnya, dapat Junho lihat dengan jelas binar Taehyung sedikit menunjukkan reaksi. "Kau tidak perlu mengawasinya lagi seperti permintaanku waktu lalu. Aku sudah mengutus dua pengawal untuk menjaganya."

Taehyung berpikir kedatangannya tentu bukan untuk hal itu saja. Terlalu sepele. Junho tidak mungkin membuang waktu hanya untuk mengatakan pada Taehyung tentang pembatalan permintaannya.

Dangerous ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang