🍓 1.3

285 60 0
                                    

"Tidak bisa,"

"Serius?"

"Untuk apa aku berbohong?"

Beomgyu menatap susu kotak di tangannya dengan tatapan kosong. Otaknya masih memproses informasi yang ia terima dari Ryujin.

Sementara Ryujin, beberapa kali ia mencuri pandang ke arah Beomgyu. Masih mempertanyakan kenapa lelaki itu bertanya apakah mereka bisa keluar dari forum para assassin atau yang lebih luas, forum pasar ilegal.

"Memangnya kenapa?" tanya Ryujin.

Beomgyu terdiam. Ia ragu untuk menjawab pertanyaan Ryujin. Bagaimana kalau perempuan itu tidak setuju dengan keputusannya untuk berhenti? Bagaimana kalau dia akan dibunuh oleh Ryujin?!

"You wanna get out?"

Beomgyu tersentak ketika tebakan Ryujin benar adanya, "A-aku..."

"Percayalah, aku sudah pernah berpikir untuk melakukannya," kata Ryujin sambil tertawa miris.

Beomgyu menatap Ryujin dengan tatapan tidak percaya, "B-benarkah? Kapan...?"

"Sudah lama. Bahkan aku sudah memiliki tuan saat itu. Tapi ya...dia tahu rencanaku untuk keluar dan menghukumku. Aku tidak terima, jadi kita terlibat dalam suatu pertengkaran,"

"Lalu apa yang terjadi?"

Ryujin berdecih remeh, "Tentu saja dia kalah. Aku membunuhnya. Selama bertahun-tahun, kelompok mafianya terus mengincarku. Bahkan aku yakin mereka masih mencariku sampai sekarang,"

"O-oh..."

"Tenang saja. Tuanku yang sekarang cukup baik untuk melindungku dari kelompok mafia itu," jelas Ryujin.

Sekarang keduanya terdiam. Hanya terdengar suara rintik hujan di sekitar mereka.

"Kau belum memiliki tuan kan?" tanya Ryujin tiba-tiba.

"Iya,"

Ryujin menatap Beomgyu dan tersenyum tipis, "Aku tidak tahu ini akan berhasil atau tidak, tapi mungkin saja kesempatanmu untuk keluar masih ada,"

"Benarkah?"

"I don't know. Nobody knows. Tapi kalau kau memang beringinan kuat untuk keluar, kenapa tidak mencoba?" kata Ryujin.

Perempuan itu menghabiskan susu kotak miliknya dan mulai beranjak, "Jika kau ingin keluar, aku mendukungmu Choi Beomgyu. Masih ada kesempatan bagimu untuk lepas dari sisi gelap ini,"

Ryujin membuang asal bekas susu kotaknya dan berjalan menjauhi Beomgyu.

"Tunggu, Ryujin!" cegah Beomgyu.

Ryujin berhenti dan memutar badannya, "Kenapa?"

"Kau...tidak ingin ikut bersamaku?"

"Maksudmu?"

Beomgyu berdiri dan menghampiri Ryujin. Kedua tangannya memegang pundak Ryujin dan matanya menatap perempuan itu penuh harap.

"Ayo, kita keluar dari sisi gelap ini bersama-sama! Kesempatan tidak hanya datang bagi sebagian orang. Semua orang berhak mendapat kesempatan dan kau juga!"

Ryujin tersenyum remeh sambil menyingkirkan tangan Beomgyu dari pundaknya, "Aku sudah jatuh terlalu dalam. Tidak ada yang bisa membawaku keluar. Lagipula aku sudah tidak memiliki siapa-siapa. Aku tidak penting lagi—"

"No, you're wrong. You have me! Aku temanmu Ryujin. Tidak peduli jika kau tidak menganggapku sebagai teman. Tapi ada yang perlu kau ketahui, every people matter and so do you,"

"Beomgyu—"

Beomgyu kembali meletakkan tangannya di pundak Ryujin, "Kehidupan yang lebih baik sudah menunggumu di depan sana. Ayo kita keluar bersama dan memulai hidup yang baru. Ya?"

Ryujin terdiam. Hatinya luluh ketika melihat tatapan penuh harapan di mata Beomgyu. Ingin sekali dia mengikuti rencana Beomgyu. Tapi tidak bisa.

Dunia tidak bisa memaafkan seorang assassin seperti dirinya. Entah sudah berapa orang tak bersalah yang dia korbankan, hanya untuk membunuh target utama.

Tidak ada kata keluar bagi dirinya. Ryujin sudah terjebak secara permanen di lingkaran gelap ini.

Ryujin tersenyum tipis, tangannya menggenggam tangan Beomgyu yang ada di pundaknya dan perlahan menurunkan tangan lelaki itu.

"Terimakasih karena sudah menganggapku sebagai teman. Kau satu-satunya orang yang mau berteman denganku," kata Ryujin sambil tertawa hambar.

"Jadi...?" tanya Beomgyu.

Ryujin menatap Beomgyu, "Hope you could find the way out. Your future is so much brighter than mine. Thanks, brother!"

Kemudian Ryujin berlari pergi, tidak menghiraukan teriakan Beomgyu yang terus memanggil namanya.

Pada akhirnya, dia hanya bisa lari dari kenyataan dan jatuh semakin dalam ke lubang kegelapan.


[TBC]

A/N:

Hayo kenapa blom tidur~ :V

Di tempat author, bentar lagi udah tahun baru. Semoga tahun 2021 bisa menjadi tahun yang lebih baik buat kita semua.

Semisal nggak ada teman atau keluarga yang mendukung kalian, tetep inget kalau author bakal terus ngedukung kalian no matter what. Sama kayak kalian yang udah ngedukung author sampai sekarang :3

Thx for ur support, jaga kesehatan, and happy new year my friends :D

I'm Left Alone in 2020: END

See you later at 2021~

I'm Left Alone | TXTWhere stories live. Discover now