🍓 1.8

328 50 20
                                    

Lelaki berhoodie merah itu berjalan menyusuri jalanan becek di kegelapan malam.

Bukan tanpa alasan dia berjalan di tengah malam seperti ini. Jika dia bisa pun, dia akan lebih memilih untuk merapatkan selimut dan tidur dengan nyenyak.

Setelah berjalan lebih jauh, lelaki itu berhenti tepat di sebuah gedung yang berada di ujung jalan.

Melihat keadaan sekitar sebelum akhirnya berjalan mendekati pintu gedung itu.

Keadaan gedung itu memang jauh dari kata baik-baik saja dipandangan orang awam. Bagaimana tidak? Letaknya di ujung jalan yang sepi, hanya ada satu lampu yang menyala di bagian depannya, dan terlihat sekali bahwa gedung ini sudah tidak dipakai sejak lama.

Lagipula siapa juga yang ingin memasuki gedung ini?

Ya mungkin hanya mereka yang tahu kebenaran di balik gedung ini.

Dia membuka pintu kaca hitam yang sudah mengalami retak di beberapa sudut itu dengan perlahan.

"Identity check,"

Beomgyu sedikit terkejut ketika mendengar suara berat yang familiar itu. Meski sudah berkali-kali mendengarnya, entah kenapa dia selalu dibuat terkejut.

"Jangan gunakan suara beratmu Felix. Kau ini memang sengaja mengejutkanku ya?!" protes Beomgyu.

Felix tertawa kecil sambil mengulurkan tangannya, "Melihat wajah terkejutmu itu benar-benar menghiburku. Sudah lama kau tidak ke sini,"

Beomgyu mengeluarkan sebilah pisau dari saku hoodienya dan memberikan benda itu pada tangan Felix yang terulur.

"Aku tidak mendapat banyak tugas akhir-akhir ini. Lagipula aku juga ingin berhen—EH MAKSUDKU—lupakan lupakan!" seru Beomgyu panik.

Beruntung baginya, karena sepertinya Felix terlalu sibuk untuk mengecek pisau miliknya.

"Oke. Verified. Kau boleh masuk," kata Felix sambil mengembalikan pisau itu pada Beomgyu.

Beomgyu mengangguk, "Terimakasih..."

Kemudian Beomgyu kembali memasukkan pisaunya ke dalam saku hoodie dan mulai berjalan.

"Dan kau ingat bahwa kau tidak bisa keluar dari sini kan?"

Tubuh Beomgyu seketika membeku ketika mendengar suara berat Felix yang mengintimidasi.

Dia memutar kepalanya dan langsung menyesali keputusannya itu.

Karena dia sendiri langsung disuguhkan dengan pandangan tajam serta seringaian mengerikan dari Felix.

"Ini akan jadi sesuatu yang terlalu mudah untuk kucapai. Tidak seru sama sekali! Tapi tak apalah, ini justru semakin memudahkanku,"

Lelaki itu meletakkan kedua kakinya ke atas meja dan kembali menegak sekaleng soda di tangannya.

"Dan aku tidak pernah menemukan orang yang begitu baik sehingga mereka begitu mudah untuk dipengaruhi. Mereka setengah malaikat atau bagaimana?"

Kemudian lelaki itu memainkan kaleng soda tadi dan membuangnya begitu saja. Kedua kakinya turun dari meja dan dia beranjak dari posisi duduknya.

Lelaki itu berjalan menuju jendela tanpa kaca di ruangan itu dan melihat bahwa bulan sabit tampak jelas malam ini.

Dia tersenyum miring, "Masih ada sekitar 1 bulan lebih sebelum bulan purnama kelima di tahun ini..."

Tangan kanannya sedikit terangkat dan dari sana seakan muncul asap-asap hitam samar yang membuat tangannya tampak seperti terbakar.

"...Dan ketika bulan purnama kelima tiba, itulah akhir bagi mereka semua!"

































[TBC]

A/n:
Btw cerita I'm Left Alone ini lebih mengarah ke horor fantasi yak. Meskipun author juga nggak tau horornya bagian mana :')

Oh ya, sebutin idol kpop 02-05 Line kesukaan kalian. Bebas mau berapa banyak pokoknya sebutin aja deh wkwk

Thx for ur support, jaga kesehatan, and be happy always ^^

I'm Left Alone | TXTWhere stories live. Discover now