🍓 1.1

296 65 4
                                    

"Hei! Choi Soobin! Mau kemana kau?"

Soobin yang sudah mengenakan topi hitam dan hoodie hitam itu langsung berhenti di tempat, "Pergi,"

Ia menjawab singkat tanpa menoleh ke arah Yeonjun yang menatapnya aneh, karena merasa ada yang berbeda dari lelaki itu. Sementara Soobin memakai sepatunya, Yeonjun masih menatap punggung sepupunya.

Dan ketika Soobin hendak membuka pintu, suara Yeonjun kembali menghentikan pergerakannya.

"Kau tahu? Orang yang menjadi targetmu, belum tentu orang yang kau cari selama ini,"

Soobin membalikkan badannya tanpa menunjukkan mukanya pada Yeonjun, "Tahu apa kau soal ini?"

Yeonjun mengangkat kedua bahunya singkat, "Lebih dari yang kau bayangkan,"

Setelah mengatakan itu, Yeonjun bangkit dari posisi duduknya dan berjalan menuju kamar mandi. Tidak menghiraukan Soobin yang masih terdiam.

"MAMA!"

Tas ransel yang tadinya ia pegang di tangan kanan, seketika terjatuh. Hueningkai benar-benar terkejut setengah mati.

Kejadian apa ini?

Mamanya tampak berlutut dan kepalanya menengadah ke atas, sepertinya kesakitan sekali. Di bagian lehernya, muncul urat-urat kehitaman yang sangat mengerikan.

Tapi tidak ada siapa-siapa selain mamanya di situ!

"MAMA! MAMA SADAR!" teriak Hueningkai.

Hueningkai semakin panik ketika mamanya tiba-tiba berteriak histeris. Ia pun tidak berani mendekat ke sana. Hueningkai melihat ke sekitarnya dan mencari sesuatu untuk dilemparkan.

Kemudian pandangannya tertuju pada tas ranselnya. Ia mengambil tas itu dan memutarkannya beberapa kali.

"PERGI KAU MAKHLUK TAK TERLIHAT! ATAU AKU AKAN MEMANGGIL PENDETA SEKARANG JUGA! KAU MAU DI RUQIYAH HAH?!"

Setelah memberi ancaman pada sesuatu itu, Hueningkai langsung melemparkan tas ranselnya ke udara kosong di depan mamanya.

Tas ranselnya tidak menembus udara di sana, melainkan terpantul di tengah-tengah dengan cukup kuat, membuat Hueningkai harus menghindar.

"Wah... Apa itu tadi?" gumam Hueningkai ngeri.

Bersamaan dengan itu, mamanya ambruk ke lantai. Hueningkai segera berlari mendekati mamanya. Ia menopang kepala mamanya itu dan sedikit meringis saat melihat urat kehitaman di leher mamanya belum menghilang.

"M-ma? Mama baik-baik saja?" tanya Hueningkai sambil menepuk-nepuk pipi mamanya pelan.

Mamanya sedikit membuka matanya. Hueningkai refleks menjatuhkan topangan tangannya ketika melihat mata mamanya itu sepenuhnya hitam.

APA-APAAN INI?!

"M-maaf... L-lari..." rintih mamanya pelan.

Hueningkai mengernyit bingung, "Ma?"

Hueningkai bisa melihat mamanya itu tampak mengambil nafas sebanyak mungkin, sebelum akhirnya berteriak.

"CEPAT KELUAR DARI SINI DAN PERGI SEJAUH MUNGKIN!!!"

Setelah itu, mamanya tak sadarkan diri, meninggalkan Hueningkai dalam keheningan yang cukup mencekam. Ia terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya tersadar.

"Oh iya! Mama menyuruhku pergi! Tapi bagaimana dengan mama?!"

Saat Hueningkai hendak mendekati mamanya, ia langsung berjengit ke belakang. Cairan berwarna hitam pekat, keluar dari mulut mamanya itu.

"AAAK!" teriak Hueningkai.

Tanpa berpikir dua kali, Hueningkai langsung berlari keluar dari rumahnya dan pergi tanpa arah.

"Apa-apaan?!"

















[TBC]

A/N:

Prepare yourself for the unexpected plot :3 yang udah baca cerita-cerita author yang lain, pasti udah hafal sama kebiasaannya author klo bikin cerita muehehehe

Anyway, author post cerita baru di akun sebelah. Kindly check it out if you have interests at angsty stories...

Thx for ur support, jaga kesehatan, and "always remember Eric loves you" :3

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Thx for ur support, jaga kesehatan, and "always remember Eric loves you" :3

I'm Left Alone | TXTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora