🍓 1.4

265 56 3
                                    

"...jadi begitu. Lalu apa yang harus kulakukan?"

Yeonjun menatap Beomgyu yang sudah menumpukan wajahnya pada kedua tangannya. Temannya itu tampak benar-benar frustasi sekarang.

Ia terdiam sebentar sambil memutar-mutar gelas berisi kopi di tangannya, "Apakah perempuan itu tidak ingin membantumu?"

"Aku sudah mengajaknya untuk...keluar dari sana bersama-sama, tapi dia tidak mau. Dia merasa sudah terlalu terlambat baginya untuk keluar," jelas Beomgyu sedih.

"Tidak. Sepertinya kau salah menangkap poin pentingnya di sini,"

Beomgyu mendongakkan kepalanya dan menatap Yeonjun bingung, "Maksudmu?"

"Dengar... Ryujin tidak mau diajak keluar dari sana. Tapi bukan berarti dia tidak mau membantumu kan?"

Beomgyu membulatkan matanya. Sepertinya ia cukup paham dengan arah pembicaraan Yeonjun ini.

Yeonjun tersenyum tipis, "Bekerjasama dan membantu, bisa menjadi 2 konteks kalimat yang berbeda..."

H

ueningkai terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara aneh dari luar kamarnya. Umm... Technically itu salah satu kamar di rumah Taehyun, tapi ya...

"Suara apa sih?" gumamnya kesal.

Dia kan sedang bermimpi bisa bertemu dengan idola kesukaannya, Tomorrow by Together. Tapi gara-gara suara aneh itu, mimpinya harus sirna.

Setelah mengumpulkan nyawa, Hueningkai beranjak dari kasur dan melirik ke arah jam dinding. Masih jam 3 pagi.

Ia menyalakan lampu kamarnya dan berjalan keluar. Telinganya terus mencari sumber suara itu. Sepertinya dari arah dapur.

Duk!

"Akh! Kenapa kursi ini harus ada di sini?!" protes Hueningkai ketika jari kelingking kakinya terantuk kursi.

Dengan sedikit tertatih, Hueningkai berjalan ke arah dapur. Seluruh lampu di rumah Taehyun tidak ada yang menyala, kecuali lampu kamarnya dan lampu teras depan.

Benar-benar gelap, membuat Hueningkai harus terus berhati-hati saat berjalan.

Tak! Tak! Tak!

Seketika sekujur tubuh Hueningkai merinding saat suara aneh tadi semakin jelas. Berarti benar adanya jika sumber suara itu dari dapur.

Hueningkai mengintip perlahan ke dapur yang gelap itu. Di dekat kompor, ada siluet seseorang yang tengah berdiri membelakanginya.

Jika didengar dari suaranya dan dilihat dari pergerakannya, orang itu sedang memotong sesuatu.

Hueningkai mengernyit bingung, "Apakah Taehyun sedang memasak? Di pagi buta seperti ini?" pikirnya.

"T-Taehyun?" panggil Hueningkai pelan.

Seketika suara itu berhenti dan pergerakan siluet itu juga berhenti.

"Kau...sedang memasak?" tanya Hueningkai lagi.

Hueningkai memberanikan diri untuk berjalan mendekati orang tadi. Tapi dia menyadari sesuatu. Postur tubuh orang ini sedikit lebih tinggi dibandingkan Taehyun.

Tangan Hueningkai meraba-raba ke sekitarnya untuk mencari saklar lampu.

Ctik!

Kebetulan sekali lampu langsung menyala—

"S-siapa kau?!"

Sekarang ada 2 hal yang Hueningkai yakini, orang itu jelas bukan Taehyun dan memang benar kalau orang itu sedang memotong sesuatu.

"Kau pencuri?! Aku akan berteriak jika kau tidak segera pergi dari sini!" bentak Hueningkai.

Dia mulai mengambil sebuah sendok kayu yang terletak di atas meja makan, untuk dijadikan senjata dadakan.

Hueningkai sedikit tersentak saat orang itu mengambil topi dan mengenakannya di kepala. Sebenarnya apa yang dilakukan orang ini?

"Hei—"

"Tidak perlu takut Hueningkai~" kata orang itu dengan nada ceria yang justru membuat Hueningkai merinding.

"Tunggu! Kenapa suaranya tidak asing?"

Belum sempat memikirkan hal yang lain, orang tadi berbalik menghadap Hueningkai.

Meski topi yang dia pakai, bisa dengan sempurna menutupi identitasnya, Hueningkai bisa melihat seringaian mengerikan dari lelaki itu.

"Aku sedang menyiapkan sarapan untuk kalian berdua~"

Kemudian orang itu mengambil telenan di belakangnya dan menunjukkannya pada Hueningkai.

Seonggok lengan manusia yang sudah dipotong-potong dengan darah yang mengotori lantai.

Hueningkai ingin muntah.

























[TBC]

I'm Left Alone | TXTWhere stories live. Discover now