🍓 O.1

714 99 10
                                    

Pagi itu, suasana sekolah masih terbilang cukup sepi. Meskipun sekitar 15 menit lagi, bel masuk akan berbunyi.

Hal ini sudah biasa terjadi sebenarnya. Kuberitahu, sekolah ini bukan sekolah biasa. Mungkin jika kau hanya melihat gambar dan info tentang sekolah ini di internet, sekolah ini tampak biasa dan bahkan termasuk sekolah yang terbaik.

Hahaha... Tolong jangan tertipu dengan itu semua. Kenyataannya, sekolah ini dipenuhi dengan anak-anak berandalan, pyschopath, sociopath, anak broken-home, dan sejenisnya.

Ya, meskipun tidak semuanya. Mereka yang bukan kalangan anak-anak di atas, biasanya korban penipuan gambar dan info internet.

Untungnya, pihak sekolah cukup baik untuk menyediakan kelas tersendiri bagi anak-anak itu. Tapi tetap saja sekolah tidak bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada mereka.

"Choi Beomgyu!"

Lelaki yang dipanggil 'Choi Beomgyu' itu menghentikan langkahnya dan memutar badannya.

Ia menunggu hingga lelaki di belakangnya berhenti di depannya dengan sedikit terengah-engah.

"Wah, aku tak menyangka kau datang pagi," komentar Beomgyu.

Lelaki di depannya memukul pelan lengan Beomgyu, "Meremehkan sekali kau,"

"Oh ayolah Kai, semua orang juga tahu kalau kau selalu datang tepat saat bel," ujar Beomgyu sambil merotasikan bola matanya.

"Bukankah hal itu sudah wajar di sini?"

"Yo! Hello wassup!"

Kedua lelaki itu menoleh bersamaan ke sumber suara dan tersenyum tipis.

"Apa yang terjadi pada kalian sebenarnya? Kai datang pagi. Lalu, kau, Kang Taehyun. Kalian terbentur semalam?" kata Beomgyu.

Taehyun dan Kai bersamaan mendecak, "Ayo kita tinggalkan manusia sombong ini. Biarkan dia memamerkan kerajinannya itu," kata Taehyun sambil merangkul bahu Kai.

"Hei! Aku kan hanya bercanda! TAEHYUN, KAI!"

Suasana kelas begitu ribut, meskipun bel masuk sudah berbunyi. Kuingatkan sekali lagi, hal seperti ini wajar di sekolah ini.

"Kau tahu? Kudengar akan ada anak baru di kelas kita," kata Kai.

"Benarkah? Apa itu artinya mereka korban penipuan gambar di internet?" celetuk Taehyun.

Kai mengangkat kedua bahunya singkat, "Pastinya. Lagipula kelas ini, isinya juga korban penipuan,"

"Setidaknya aku masih bisa bersyukur kita dipisahkan dengan anak berandalan yang lain," kata Beomgyu.

Bertepatan dengan itu, seorang guru memasuki kelas mereka. Di belakangnya ada dua anak lelaki yang mengikuti.

"Wow... Sepertinya internet benar-benar penipu yang ulung," kata Taehyun.

"Mereka bahkan menipu dua orang sekaligus kali ini," balas Beomgyu.

Semua yang ada di kelas itu menatap ekspresi kedua anak baru itu. Mereka sedikit merasa heran kepada keduanya.

Biasanya, setiap anak baru yang memasuki kelas ini akan menampilkan ekspresi takut, bingung, dan panik. Jelas, dan kalian tahu alasannya.

Tapi... Kenapa dua anak baru ini tampak tenang? Bahkan mereka tampak seperti anak berandalan yang lain!

"Seperti yang kalian lihat, kita kedatangan murid baru. Perkenalkan diri kalian," kata guru itu.

"Choi Yeonjun,"

"Choi Soobin,"

"Yeonjun dan Soobin, kalian bisa duduk di kursi yang kosong. Kita akan mulai pelajaran hari ini,"

Kedua murid baru itu berjalan ke barisan paling belakang. Seluruh mata tertuju pada keduanya karena rasa penasaran.

"Kau dengar itu? Marga mereka sama. Apakah mereka saudara?" bisik Kai pada Taehyun.

Taehyun mengangkat kedua bahunya singkat sambil matanya yang masih tertuju pada kedua murid baru yang sekarang sudah duduk di kursi kosong.

"Bisa jadi. Tapi wajah mereka tidak terlalu mirip," komentar Taehyun.

Ketika Taehyun hendak mengalihkan pandangannya, matanya bertemu dengan mata salah satu murid baru itu, Choi Yeonjun.

Yeonjun menatapnya dengan tatapan dingin yang langsung membuat Taehyun merinding dan memutus kontak mata mereka.

"Ada apa?" tanya Kai.

"T-tidak apa-apa,"






























[TBC]

I'm Left Alone | TXTWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu