🍓 2.2

236 43 28
                                    

Berbaikan dengan Ryujin membuat Beomgyu nyaris lupa permasalahan Hueningkai tadi pagi. Tapi bahkan lelaki itu belum memberi kabar apa-apa!

"Haruskah aku ke rumahnya? Eh tidak. Sepertinya dia masih menginap di rumah Taehyun. Memangnya berapa lama mamanya akan pergi ke luar kota? Dasar Hueningkai penakut!" gerutu Beomgyu.

Pada akhirnya, Beomgyu memutuskan untuk mampir sebentar ke rumah Hueningkai dan baru menuju ke rumah Taehyun.

Lagipula rumah mereka berada di jalan yang searah.

Beomgyu mulai melambatkan langkahnya ketika melihat rumah besar dengan pagar hitam di bagian depannya. Tapi kemudian ia mengernyit heran.

"Kenapa pagarnya terbuka? Terakhir kali aku ke sini, pagarnya masih tertutup. Apa aku salah lihat?"

Lelaki itu berlari kecil mendekati pintu pagar rumah Hueningkai yang ternyata memang terbuka. Karena sudah terlampau penasaran, Beomgyu memutuskan untuk berjalan masuk perlahan.

Mungkin Hueningkai sudah pulang ke rumahnya kan?

"Hueningkai!" panggil Beomgyu.

Selang beberapa saat setelah Beomgyu memanggil nama Hueningkai, dia mendengar suara pintu rumah yang perlahan-lahan dibuka dari dalam.

Krieeett...

"Huening--oh? Taehyun! Kau di sini dengan Hueningkai? Dimana anak itu--"

Drrtt... Drrtt...

Beomgyu merasakan ponselnya bergetar dan ia langsung mengambil benda itu dari sakunya.

"Sebentar..."

Pip!

"Hal--"

"Lari,"

"Apa maksudmu? Aku di rumahmu sekarang dan ada Taehy--"

"DIA BUKAN TAEHYUN! IKUTI KATA-KATAKU DAN LARI--"

Beomgyu hendak menjawab perkataan Hueningkai lagi, ketika tiba-tiba saja dia mendengar Taehyun yang berteriak histeris di samping pintu itu.

Dia menatap lelaki itu dengan tatapan bingung yang kemudian berubah menjadi tatapan terkejut sekaligus panik dalam waktu sepersekian detik.

Taehyun yang tadinya menyembunyikan kedua tangannya di balik badan, kini mengangkat kedua tangannya itu sembari menatap Beomgyu dengan seringaian dan tatapan yang mengerikan.

Gila. INI GILA! Kenapa kedua tangan Taehyun dipenuhi dengan bercak darah?! Dan benda apa itu di tangan kirinya? Patahan pipa air?!

"I-ini Taehyun kenapa woy?!"

"SUDAH KUBILANG LARI, YA LARI MONYET!"

Dan ketika Taehyun mulai berjalan ke arahnya, Beomgyu tidak perlu berpikir dua kali untuk berbalik dan langsung berlari keluar dari sana.

"Jangan putus panggilannya. Aku masih membutuhkanmu untuk tetap terhubung denganku,"

"KAU GILA?! AKU SEDANG DIKEJAR SEKARANG!"

"Lakukan saja apa yang kusuruh jika kau masih ingin selamat!"

Suara jeritan Taehyun kembali terdengar, diiringi dengan suara derap langkah kaki juga semakin jelas di telinga Beomgyu.

"GILA GILA GILA!"

"Gunakan mode video call,"

"SEKARANG?!"

"Lakukan cepat!"

Beomgyu mendecak kesal dan menghadapkan layar ponselnya tepat di depan wajahnya. Berusaha untuk tetap mempercepat langkah kakinya sambil mengubah panggilan itu ke mode video call.

"Pegang dengan kuat dan biarkan aku melihat ke arah mana kau berlari. Ikuti semua yang aku katakan, nanti aku akan menemuimu di sana,"

"DI SANA, DIMANA?!"

"Lari saja bodoh! Kau ini cerewet sekali!"

"YA KARENA AKU YANG SEDANG DIKEJAR SAAT INI KAMBING!"

"KAU KIRA TADI AKU JUGA TIDAK DIKEJAR?! AKU BERLARI DARI RUMAH TAEHYUN KE RUMAHKU. BELUM LAGI DIA MEMUKUL KEPALA DAN PERUTKU DENGAN PIPA DI TANGANNYA ITU!"

"A-apa?!"

"Jangan berhenti berlari! Kau bisa mati di tangannya nanti--BELOK KANAN!"

Bruk!

Beomgyu terpleset ketika ia hendak berbelok ke sebelah kanan. Salahkan Hueningkai yang memberikan perintah dengan tiba-tiba.

"Cepat berdiri hei! Tahan rasa sakitnya!"

"Berisik!"

Beomgyu mulai berdiri sambil meringis pelan. Ia meraih ponselnya yang terlempar cukup jauh dan kembali berlari ke arah yang dikatakan Hueningkai tadi.

"Apa dia masih mengikutimu?"

Beomgyu menoleh ke belakang sebentar. Tunggu... Tidak ada siapa-siapa di belakangnya--

"AAKH! MASIH MASIH! DIA MASIH DI BELAKANGKU!"

Sebagian wajah Taehyun tiba-tiba muncul dari balik tembok. Masih dengan seringai yang mengerikan dan pipa air di tangan kanannya.

"Oke. Kali ini, pastikan kau melakukannya dengan cepat,"

"Apa--"

"Di depan sebelah kanan, nanti kau akan melihat semak-semak yang tinggi dan cukup lebat. Teroboslah semak-semak itu hingga kau menemukan tembok bata. Tapi apapun yang terjadi, jangan pernah berhenti atau membuka matamu di dalam semak-semak itu,"

"Kenapa?! Memangnya ada apa?!"

"Demi Tuhan... LAKUKAN SAJA!!!"

Bersamaan dengan itu, Beomgyu melihat semak-semak yang dimaksud oleh Hueningkai. Dia berhenti sebentar di depan semak-semak itu dan menatapnya dengan ragu-ragu.

"KENAPA BERHENTI?! Ingat, Taehyun masih mengejar--"

Suara teriakan Taehyun yang tiba-tiba terdengar begitu dekat, membuat Beomgyu tanpa ragu langsung berlari menerobos semak-semak itu. Jangan berhenti dan jangan membuka mata.

Kalimat itu terus-menerus ia ulang di kepalanya. Ia tidak tahu kenapa dia harus melakukan itu, tapi yang jelas dia belum ingin mati.

BRUK!

Tapi kenapa takdir tampak selalu bermain-main dengan nyawanya?
































[TBC]

A/n:
Bayangin kalian yang dikejar Taehyun dan malah diomelin Hueningkai lewat telpon BEUH :)

Btw, author ijin agak inactive ya... Akhir-akhir ini lagi banyak event sekolah dan emang udah mulai ada kegiatan sore online di sekolahku. Jadi bener-bener lebih sibuk daripada sebelumnya :')

Tapi aku bakal berusaha buat nyempetin update kok di waktu senggang :D

Thx for ur support, jaga kesehatan, and be happy always ^_^


I'm Left Alone | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang