29. You'r Mine, Bee❤️

21.4K 1.9K 122
                                    

Ashya hanya seorang wanita biasa yang bisa membaca isi hati orang, terlebih dari itu masih banyak kekurangan dan kelalaian yang ia lakukan. Ada juga batasan yang harus ia jaga, apalagi di statusnya sekarang . Sifat 'marah' nya juga harus ia jaga agar tidak kelepasan.

Tapi, marah dalam suatu hubungan bukankah wajar? Apalagi jika marah dengan alasan bergaris bawah, sah-sah saja jika aksi marah itu terjadi.

Jika marah itu wajar, marah itu halal hukumnya bila dilakukan dengan alasan yang jelas, bolehkan Ashya menggerutu sebal karena tingkah suaminya itu?

Tadi di parkiran motor sekolah, diantara keduanya sempat ada aksi adu debat. Yang satu memerintah untuk mengikuti, sedangkan yang satu menolak mentah-mentah. Tapi apa fungsi menolak jika adanya kata-kata "Tugas lo sebagai istri itu nurut" dari salah satu diantara keduanya (?)

Dan menurut adalah hal yang dilakukan Ashya sedari tadi. Menurut mengikuti Arel yang membawanya ke parkiran motor, menurut saat dinaikan ke motor dan dipakaikan helm, serta menurut saat Arel menancap gas motor itu dan meninggalkan pelataran sekolah.

Ashya kini tengah berendam di bath up. Hanya sepele alasanya berendam saat siang bolong seperti ini, menenangkan pikiran, menghindar dari Arel, dan meredamkan emosi.

DUAR.. DUAR.. DUAR..

Ashya menggeram marah saat pintu kamar mandi diperlakukan tidak senonoh oleh suaminya, acara berendam nya kembali terganggu. Dengan kasarnya Arel mengetuk pintu tersebut hingga suaranya lebih mirip dengan petikan pistol daripada ketukan pintu.

Buru-buru Ashya membilas tubuhnya dan memakai baju ganti.

"Awas aja kalau ditanya malah alasannya gak penting atau gak masuk akal!" Gerutu Ashya dengan kedua tangan mengepal ke udara.

Ceklek

"Apa?" Tanya Ashya datar.

"Minggir," Ucap Arel sama datarnya.

Ashya menggeser tubuhnya, kembali lagi, ia menurut apa yang Arel perintahkan.

Setelah Arel masuk kamar mandi, dahi Ashya mengerut saat menyadari sesuatu, dadanya naik turun karena bernapas dengan kasar, dan juga menahan adanya emosi yang akan meledak.

"KAMAR MANDI DISINI GAK CUMAN SATU YA! KAMAR SEBELAH JUGA ADA KAMAR MANDI NYA! DI DAPUR KALAU KAMU LUPA, DISANA JUGA ADA KAMAR MAND--"

Ucapan ngegas Ashya terpotong oleh pintu kamar mandi yang terbuka, dan menampilkan Arel dengan wajah datar nya. Dada Ashya masih naik turun, ia menajamkan tatapannya, seolah-olah ingin membantai Arel.

Tapi dengan santainya, Arel menggeser tubuh mungil Ashya dan berjalan melewatinya dengan watados.

"Tenang, Shya.. Sabarin aja" Cicit Ashya yang berbanding terbalik dengan kepalan tangan nya.

Arel menyenderkan punggungnya di kepala kasur, "Gue juga tau itu,"

Ashya memandang sinis Arel. Dengan kaki yang dibentak-hentakkan, ia menuju dapur untuk meninggalkan "Annoying husband" nya.

Di dapur, panci, kompor pisau, bahkan sampai talenan, semuanya menjadi  bahan omelan Ashya. Ashya yang tengah mencuci peralatan masak membanting panci di tangannya, "Nih ya panci, kamu kan awalnya putih tuh, tapi kena api jadi ada gosong item-item gini kan? Sama kayak Ashya! Ashya juga gitu, Ashya tuh sebellll banget kalau ada api, kalau ada orang yang mancing emosi Ashya, kan jadinya Ashya gak kayak Ashya bangettt!!"

ARESHYA [End] Where stories live. Discover now