EXTRA PART 3

21.5K 1.4K 30
                                    

IDIH... DI wall aja sok²an tanya mau di UP kapan😫

Maaf baru bisa UP.. Author ketiduran lagi:v

Bangun² ada daring.. kan annoying bgt yah:v

Jangan lupa votmen, follow sahdaelsabian dan share cerita ini ke temen² kalian...

Baca karya lain Author juga.. Sama serunya kayaj ARESHYA kok:)

Sekian,

Ada yang mau ditanyain gak?

Happy Reading:)

***

Suara tangisan balita laki-laki beradu dengan suara dari tayangan kartun di televisi. Di telapak tangannya ada seekor ikan koki yang sudah mati mengenaskan.

Dengan tergopoh-gopoh, Ashya selaku ibu dari anak itu menghampirinya dengan raut wajah khawatir. Takut jika anaknya kenapa-kenapa.

"Adek kenapa?" tanya Ashya khawatir.

Balita dengan setelan hitam putih itu mendongak, menatap ibunya dengan mata dan hidung yang merah, serta pipi mulusnya yang sudah penuh bekas air mata.

"Kenapa, Al?" ulang Ashya. Ia menggendong buah hatinya itu, dan mengecilkan volume televisi.

"Fish nya tak mau gelak-gelak," jawab Al dengan cadel.

Alis Ashya terangkat. Eh, Ashya sudah bisa mengangkat satu alis lhoo...

"Kenapa ikannya gak mau gerak?"

"Tak tahu hiks... Fish nya kasihan, Buna," jawab Al.

Baru ingin membuka suara, suara terbukanya pintu utama membuat ibu dan anak itu menoleh.

"Papa!" seru Al yang langsung meronta-ronta di dalam gendongan Ashya.

Karena tak mau Al terjatuh, akhirnya Ashya menurunkan Al dari gendongannya. Ia mengikuti arah langkah Al yang berlari menuju ayahnya.

"Jagoan, Papa!" ujar Arel membawa anaknya itu ke gendongan, "Al habis nangis?"

Al menggeleng. "Al tak menangis," jelas Al.

Ashya menyalami Arel, yang disambut oleh satu kecupan dari sang suami. Ia mencibir Al, bukannya apa, anaknya itu sama persis dengan Arel. Diluar ingin terlihat keren, tapi di sisi lain bermain play doh. Uhh...

Arel menuntun keluarga kecilnya itu ke ruang tengah. Dahinya berkerut saat melihat seekor ikan yang tergelepar mengenaskan. "Itu ikannya kenapa di lantai?" tanya Arel ke Ashya, yang dijawab dengan jari telunjuk menunjuk Al.

"Kacihan, Papa. Fish nya nanti tak bisa belnapas jika didalam ail."

Butuh beberapa detik untuk Arel dan Ashya mencerna kalimat anaknya tadi. Ikan memangnya hidup dimana, sih?

"Ikan itu hidupnya di dalam air. Dia bukan kucing ataupun burung yang gak bisa napas kalau didalam air," ujar Arel memijit pelipisnya dengan satu tangan, pusing jika punya anak seperti Al ini.

Tak mengindahkan ucapan sang ayah, Al justru ikut memijat pelipis Arel dengan kedua tangan kecilnya. "Papa kucing?" tanyanya.

"Pusing, bukan kucing!" koreksi Ashya. Ia ikut pusing sendiri dengan anaknya itu.

"Ya telselah Al dong," balas Al cuek. Ia turun dari gendongan Arel, dan mengangkat ikan koki yang baru ia beli dua hari yang lalu dengan sendu. "Hiks... Buna, fish nya tak mau gelak-gelak!"

ARESHYA [End] Where stories live. Discover now