30. Don't Be Sad

18.8K 1.8K 45
                                    

J-jangan ✨plagiat✨ ya beb

"Otmen uat Zei!"
-Zey

HAPPY READING🌻
___________________________________


Arel meletakan sepiring nasi dan segelas air putih di depan Ashya, ia sedikit menarik celananya ke atas dan mendudukkan diri disebelah Ashya.

"Makan dulu," Ucap Arel yang setia memandang wajah pucat Ashya.

Ashya tak menjawab, pandangannya masih menatap kosong kolam renang di depannya.

"Shya," Ucapan Arel kembali tak direspon. Arel menghela napas lengah, sudah terhitung sehari dari kemarin perut Ashya belum terisi apapun, bahkan untuk membuka mulut saja Ashya terlihat enggan.

Arel meraih piring berisi lauk pauk dan nasi di depannya. "Makan dulu," Ucap Arel yang mengarahkan sendok ke depan mulut Ashya. Tapi lagi dan lagi, Ashya menggeleng untuk menolak.

Arel kembali menghela napas, ia meletakan sendok tadi ke atas piring.

"Lo boleh sedih, tapi gak dengan cara gini nglampiasin nya, rilex, usaha buat ngelupain," Ucap Arel.

Dan satu bulir air mata Ashya pun menetes, "Ashya gak sedih," Elaknya dengan suara gemetar.

Arel merengkuh Ashya, ia mengusap punggung Ashya untuk menenangkan, "Terus kenapa nangis?". Ashya menggeleng.

"Gue tahu lo kuat,"

Setelah sekitar tiga menit Arel menunggu, akhirnya tangisan Ashya mulai mereda, "Makasih"

Arel mengangguk, ia melepaskan rengkuhannya, "Sekarang makan dulu," Ucapnya yang menyuapkan Ashya sesendok nasi.

"Yang masak siapa?" Tanya Ashya saat lidahnya mengecap rasa dari makanan yang masuk ke mulutnya.

"Enak?", Bukannya menjawab Arel malah balik tanya.

Ashya mengangguk, "Yang masak siapa?" Ulang Ashya.

"Bunda,"

"Bunda Aliyah?"

"Hm.."

"Enak gak?" Tanya ulang Arel.

Ashya mengangguk.

"Ini mau gue tambahin ke menu cafe, menurut lo gimana?"

"Enak kok, cocok banget. Tapi porsinya dibanyakin lagi, Ashya segini aja kayaknya kurang hehe" Ucap Ashya.

Dan makan siang--sarapan-- Ashya pun ditemani dengan obrolan yang ia ciptakan. Sederhana, ia hanya menanyakan tentang cafe-cafe yang Arel miliki.

🌻🌻🌻

Sore harinya, keduanya sudah kembali ke apartemen Arel setelah semalam menginap di rumah orang tua Ashya. Tadi siang setelah Ashya selesai makan, mereka memutuskan untuk langsung pulang karena Arel merasa tak enak jika harus merepotkan Adi dan Fara.

Setelah sampai di kamar mereka, Arel memutuskan untuk langsung mandi, dan Ashya menyiapkan baju ganti Arel.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Arel yang mengenakkan balutan handuk di pinggang untuk menutupi bawahannya.

Arel tersenyum tipis saat melihat Ashya tengah duduk dipinggiran kasur seraya melipat baju mereka yang kemarin di cuci.

ARESHYA [End] Where stories live. Discover now